"Gimana, udah inget?" Ucap Hanni masih emosi
"Y..ya tapi kan kita cuma sekali ngelakuinnya" gumam Danielle, seketika dia langsung nervous, setelah mengingat perbuatan laknatnya dengan Hanni.
"Masalahnya waktu itu masa subur gue, sialan. Gue gak mau tau, pokoknya lo harus tanggung jawab" ucap Hanni nyalang.
"Terus gue harus gimana dong" panik Danielle
"Dateng ke rumah, jelasin ke nyokap bokap gue" ucap Hanni tegas, tubuh Danielle langsung menegang.
"YANG BENER AJA, ANYING" umpat Danielle dalam hati.
Ke tujuh teman mereka hanya diam menonton, tidak mau ikut campur, takut dimarahi Hanni juga.
"T..tapi, gue"
"Gak usah tapi - tapian, hari ini dateng ke rumah gue, nanti gue tunggu di parkiran" Ucap Hanni mutlak
"Awas kalo lo sampe kabur" lanjut Hanni, setelah itu dia pergi meninggalkan kantin, diikuti ketiga temannya.
Bahu Danielle langsung merosot, ia mengacak rambutnya asal, sambil mengerang frustasi.
"Huaaa, gimana nih. Bantuin gue dong" rengek Danielle pada teman - temannya.
"Haduhh kalo masalah ini sih sorry banget gue angkat tangan" ucap Minji sambil menggelengkan kepalanya.
"Gue juga gak mau urusan sama Hanni, dia tuh galaknya ngalahin ibuk kost kalo nagih uang sewa" sambung Yujin sambil begidik ngeri.
"Lagian salah lo sendiri kak, main investasi sembarangan" lanjut Hyein
"Investasi pala lo pitak. Salah Yunjin nih" Yunjin yang disalahkan jelas tidak terima.
"Wehhh, kenapa jadi nyalahin gue. Waktu itu gue liat lo juga main sosor aja ke Hanni" bela Yunjin.
"Ya kan gue mabuk waktu itu, kalo lo gak maksa gue minum, gue gak bakal aneh - aneh sama tuh nenek lampir" Danielle masih kekeuh menyalahkan Yunjin, hingga akhirnya mereka adu mulut sampai hampir berkelahi.
"Woiii napa jadi ribut sih" lerai Minji, dibantu Hyein dan juga Yujin.
"Kalem boss, kalem" ucap Hyein.
"Kudanil tolol nih duluan, dia udah bobol Hanni, gue yang disalahin" solot Yunjin masih menggebu.
"Ya kan lo yang buat gue mabok" balas Danielle.
"Udah - udah jangan berantem. Terus gimana nih lanjutannya, lo jadi kerumah Hanni" Danielle kembali lesu, sebenarnya ia juga masih tidak percaya dengan ucapan Hanni tadi.
"Ya mau gimana lagi, gak ada opsi lain. Gue sebenernya masih gak percaya, apaan coba, gaada angin gaada hujan tiba - tiba Hanni kesini suruh gue tanggung jawab" gerutu Danielle.
"Hmmm, mau gimana lagi, udah resiko investasi ilegal" sambung Hyein, dan diangguki lainnya.
~♡~
Di dalam kelas, Hanni menelusupkan wajahnya diantara lengan sambil terisak.
"Udah Han, jangan nangis lagi" ucap Haerin mencoba menenangkan Hanni, ia Yuna dan juga Kazuha bingung harus berbuat apa. Jujur, mereka juga syok saat Hanni memberi tahu mereka kalau dia positif.
"Pulang aja gimana, udah sore juga. Gue anter yok" tawar Kazuha.
"Heh, dia kan udah janjian sama tuh si bule Aussie" peringat Yuna
"Oh iya lupa, hehe" ucap kazuha cengengesan.
"Dia gak bakal kabur kan" tanya Hanni parau. Dia sebenarnya, takut menghadapi orang tuanya, terlebih lagi ayahnya. Ya tapi mau bagaimana lagi, bangkai yang disembunyikan lama - lama juga akan tercium bau busuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
24/7
Fanfictionmenceritakan dua remaja yang terpaksa hidup bersama karena sebuah insiden pesta. "Dani, yang bersih dong nyapunya, itu masih kotor" "Berisik banget sih lo. Bantuin juga enggak"