Tugas Praktek

1.1K 137 15
                                    

~♡~

Mood Hanni sedang buruk sekarang, penyebabnya antara lain, karena Ia harus melihat interaksi antara Danielle dan juga Jinni. Meskipun Hanni tidak menyukai Danielle, tapi tetap saja dia tidak rela kalau Jinni mendekati suaminya.

Sebenarnya Hanni mulai merasa nyaman di dekat Danielle, tapi dia selalu denial dengan alasan bawaan anak.

(Dasar Ipham, untung Dani sayang.)

"Ini kita jadi beli bahan - bahan gak?" Tanya Yujin pada Hanni. Mereka ada tugas kelompok tata boga dan kebetulan Hanni satu kelompok dengan Yujin, sedangkan Danielle dengan Jinni.

"Jin jagain istri...eh pacar gue baik - baik, awas sampe lecet" ucap Danielle, ia menghampiri mobil Yujin karena Hanni pulang dengan Yujin.

"Y"

"Btw, lo balik sama Jinni?" Tanya Yujin, ia melihat Jinni berada di samping Danielle.

"Iya, sekalian ngerjain tugas prakteknya" jawab Danielle, Yujin hanya ber oh ria.

"Yaudah kalo gitu duluan ya, bye sayang. Gue mau nugas sama Jinni dulu" pamit Danielle, Hanni tidak merespon karena sebal.

"Ini gimana, jadi gak?" Yujin mengulang pertanyaannya, tetapi tidak  di respon karena Hanni sibuk mengamati interaksi Danielle dan Jinni.

"Lahh kacang" gumam Yujin, lalu menengok ke arah Hanni.

"Oiii, jadi gak" teriak Yujin, otomatis Hanni terpanjat kaget.

"Ngagetin aja lo anjing" umpat Hanni

"Lo lagi hamil, tapi mulutnya gak bisa dijaga. Pamali tau" omel Yujin, Hanni memutar bola matanya malas kemudian berjalan menuju mobilnya Yujin.

"Cepetan, keburu gue gak mood" ucap Hanni datar, Yujin pun menyusul Hanni kemudian mereka pergi mencari bahan - bahan.

Sesampainya di supermarket, Hanni dan Yujin langsung bergegas mencari barang yang dibutuhkan.

"Kita bagi tugas ya, nih list nya" Hanni memberitahu Yujin apa saja yang harus dibeli, setelah itu mereka berjalan terpisah mencari barang yang sudah di list.

Saat menelusuri rak tepung, Hanni tidak sengaja melihat Danielle dan Jinni sedang mencari sesuatu ntah apalah itu Hanni tidak peduli. Ia memicingkan matanya sambil mendengus kesal, mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih yang saling bercanda satu sama lain.

"Dihh ngapain sih dia nempel - nempel ke Dani" gerutu Hanni, lalu dengan cepat mengambil tepung kemudian pergi dari sana.

Setelah rampung membeli bahan - bahan, Hanni dan Yujin mulai membuat adonan, kali ini mereka membuat cookies, karena Hanni cukup jago membuatnya.

"Jin, lelehin dulu menteganya, jangan langsung dimasukin" omel Hanni

"Iya - iya, gausah nyolot dong" sahut Yujin, Hanni menggeram kesal,

"Ya elo kalo kerja ngasal, tuh resepnya dibaca" Yujin menggaruk rambutnya sambil membaca resep, jujur ia sangat tidak ahli dalam hal semacam ini.

"Jin, lo gimana sih. Ini kebanyakan choco chips nya" ntah sudah keberapa kalinya Hanni memarahi Yujin, sepertinya setelah ini dia benar - benar terkena hipertensi. Selain kesal melihat kedekatan Danielle dan Jinni, ia juga dibuat naik pitam oleh Yujin, bukannya membantu malah bikin rusuh.

(Sabar Han, sabar)

"Tau gini tadi mending tukeran aja kelompoknya, gak guna banget nih Jin botol" gerutu Hanni pelan, sedangkan Yujin sibuk mengambil choco chips yang kebanyakan tadi.

30 menit kemudian,  cookies pun jadi.  Akhirnya Yujin bisa bernafas lega,  setidaknya Hanni tidak ngomel - ngomel lagi kepadanya.

"Ini udah beres semua,  kalo gitu gue balik dulu ya" Hanni hanya menganggukkan kepalanya karena ia lelah, Yujin pun langsung kabur dari kediaman pasangan Niniz.

~♡~

Karena tenaganya Habis setelah membuat cookies tadi, Hanni memlilih tiduran di sofa sambil menonton chanel favorite nya,  lalu terdengar suara pintu terbuka,  tanpa menoleh pun Hanni sudah tau siapa pelakunya.

"Han, ini gue bawain brownis. Tadi pas bikin bareng Jinni, adonannya kebanyakan" ucap Danielle sumringah sambil menunjukkan kotak brownisnya.

"Cobain deh,  enak atau enggak.  Gue pengen denger pendapat lo" lanjut Danielle dengan tatapan memelas, dengan malas Hanni bangkit dari posisi rebahannya lalu melihat brownis yang dibawa Danielle tadi.

"Bentar,  gue ambilin sendok" Danielle berlari kecil menuju dapur mengambil sendok untuk Hanni.

"Ini seriusan lo yang buat" tanya Hanni sambil melihat tampilan brownisnya yang bagus dan rapih.

"Enggak juga sih,  gue cuma bantu dikit. Gak telaten gue bikin ginian" ucap Danielle jujur.

"Ternyata sama aja lo kayak Yujin, beban banget"

"Heyyy  kalo kita satu kelompok, gue jamin lo cuma terima beres" Hanni melirik sinis,

"Halah,  yang ada ntar lo cuma nontonin gue baking" ucap Hanni malas,  Danielle tertawa karena memang seperti itu pada akhirnya nanti.

"Gimana?  Enak gak" tanya Danielle saat Hanni sedang mencicipi brownisnya.

"Hmmm lumayan.  Emangnya lo belum nyobain? " Hanni bertanya balik, Danielle menggeleng pelan.

"Gue gak terlalu suka makanan manis. Plus, gak baik juga buat kesehatan, contohnya kek elo nih" Hanni menatap Danielle bingung.

"Hah, Kok gue?"

"Soalnya lo manisnya kebangetan, bikin gue kena diabetes"

"Dihh gombal mulu lo" ucap Hanni sambil memukul lengan Danielle.

"Seirus Han, habis ini gue mau cek gula darah , takutnya kena diabetes kronis" ucap Danielle dramatis.

"TERSERAH" ucap Hanni menekan kalimatnya.

"Hahahaha"

"Nih,  biar sekalian cepet mati" Hanni langsung menyuapkan sesendok penuh brwonis pada Danielle.

"Nawntwi lo Jawdiw Jawnda dongwn" ucap Danielle tidak jelas karena mulutnya penuh

"Telen dulu, baru ngomong" tegur Hanni,  Danielle langsung menelan brownisnya,

"Nanti lo jadi janda dong kalo gue mati" ulang Danielle

"Tinggal nikah lagi apa susahnya" respon Hanni enteng.

"Wahh gak rela gue kalo baby toge punya bapak tiri. Nanti kalo dijahatin gimana" Danielle langsung menyilangkan kedua tangannya membentuk x.

"Lo kebanyakan nonton sinetron keknya" tebak Hanni asal

"Ya dulu sering nemenin mamah mantegin sinetron yang gak tamat - tamat itu" jelas Danielle

"Gaya aja sok keren,  tapi tontonannya kek emak - emak" ledek Hanni.

"Yang penting gue happy" kemudian Danielle  bangkit dari duduknya,

"Mau kemana lo?"

"Mandi.  Mau ikut? Nanti sekalian..."

"Gue lempar sendok lo ya" potong Hanni garang, sambil mengangkat sendoknya

"Hahaha ampun ndoro" Danielle langsung berlari menuju kamarnya sebelum sendok tersebut mendarat di kepalanya.








Bapak Dani makin lancar aja gombalnya wkwkw

Spoiler: Next chap, Hanni karma will begining

See you next week

Jangan lupa vote dan komen ya

24/7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang