31 - Berantem (b)

1.5K 63 0
                                    

Fina langsung menoleh ke arah pintu yang berada di belakangnya dan segera menghapus sisa air matanya dan berusaha menetralkan wajahnya

"Kata Papa, kalian engga akan bertengkar. Papa bohong sama Rara!" Air mata Rara menggenang dan kekecewaannya pun tampak dari caranya berbicara serta tatapan matanya yang tajam pada Figo.

Figo memang pernah berkata kepada Flora kalau ia berjanji tidak akan bertengkar dengan Fina seperti saat bersama Laura dulu, tetapi sekarang Figo bertengkar dengan Fina dan terlihat oleh Flora.

"Ra, mama dan papa nggak lagi bertengkar kok." Kata Fina menghampiri Flora.

"Bohong! buktinya mama menangis." Kata Flora kepada Fina karena Flora jaraknya sangat dekat dengan wajah Fina, sehingga anak itu bisa melihat jelas wajah Fina yang sembab.

"Mama sama papa cuma berdebat, Ra." Kata Fina berusaha memberikan alasan kepada Flora.

Flora hanya diam sambil memperhatikan Fina dan Figo.

Figo hanya bisa diam memperhatikan Fina yang sedang membujuk Flora. Flora tidak akan percaya, Figo yakinkan itu. Figo sudah terlalu banyak membuat Flora melihat pertengkatan, anak itu bahkan bisa membedakan mana berdebat, mana bertengkar. Tadi Figo akui dirinya sedang bertengkar dengan Fina.

Karena Rara masih diam, Fina pun langsung berjalan kearah Figo lalu memeluk Figo dengan erat. "Ra, kalau pelukan gini tandanya bertengkar atau sayang?" Kata Fina kepada Flora.

Figo sedikit terkejut dengan apa yang Fina lakukan. Tetapu kenapaa pelukan Fina seketika membuat dirinya lupa bagaimana rasanaya Ia kesal dengan Fina tadi. Curang sekali Fina yang bisa dengan sekejap saja meluluhkan hatinya.

Sepertinya Flora melihat perubahan raut wajah Figo yang sudah tidak tampak seperti orang marah lagi. Flora menarik sedikit sudut bibir ya lalu menjawab peerkataan Fina tadi. "Sayang."

Jawaban Flora membuat Fina melega, untungnya Ia bisa dengan cepat mencari cara. "Sini ikutan peluk papa kaya mama." Flora pun langsung segera melangkahkan kaki ke arah Figo dan memeluknya seperti yang Fina lakukan.

"Papa sama mama jangan berantem lagi ya," Kata Flora sambil menengadahkan kepalanya ke arah Fina dan Figo.

"Rara takut kalau papa dan mama berantem." Kata Flora lagi.

Figo melepaskan pelukan dengan Fina dan langsung mengangkat tubuh Flora kedalam gendongannya. "Raranya papa yang cantik, jangan takut lagi ya. Maafin papa ya, karena dulu papa sering berantem sama mama Laura dan buat Rara jadi takut." Kata Figo sambil menyibakan anak rambut Flora kebelakang telinganya.

"Adik Rara yang di perut mama Laura lahirnya masih lama ya, papa?" Tanya Flora membuka topik pembicaraan baru.

"Beberapa bulan lagi sih, sayang. Emangnya kenapa? Rara engga sabar ya untuk jadi kakak?" Kata Figo menanggapi.

"Dulu, Rara kan marah karena mau punya adik, tapi sekarang Rara jadi engga sabar." Kata Flora sambil tersenyum.

"Kalau Adik yang di perut mama, lahirnya masih lama, pa?" Kata Flora dengan nada penasaran.

Buat saja belum. Kata Figo di dalam hatinya.

"Adiknya Rara belum ada di perut mama sayang, nanti adanya kalau papa dan mama sudah menikah." Kata Fina dengan nada lembut sambil mengelus rambut Flora.

"Oh iya, tadi Flora kesini nyari papa atau mama kenapa?" Tanya Figo kepada anaknya itu, karena kalau Flora menghampirinya biasanya ada yang Ia perlukan.

"Rara mau bilang sama papa untuk ganti warna cat kamar Rara. Rara maunya warna kamarnya kaya warna kamar yang di Jerman, warna pink." Kata Flora kepada Figo.

BABY FROM FIRST LOVE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang