33 - Malamnya (a)

15.1K 627 49
                                    

Setelah acara pemberkatan pernikahan dan segala macam tetek bengek yang mereka lakukan. Mereka saat ini sudah berada di hotel yang sudah di sewa beberapa kamar untuk dirinya dan Figo berganti pakaian dan juga untuk tempat menginap sanak saudara yang bertempat tinggal jauh dari tempat ini. Fina dan Figo baru kepikiran untuk memesan kamar di hotel ini untuk persiapaan mereka untuk bersiap siap riasan wajah, tata busana, dan lainnya, sebelum pemberkatan tadi, karena sejujurnya jarak gereja dengan rumah Figo lebih jauh.

Gaun sederhana yang Fina gunakan sudah Ia lepas dan pihak tempat Ia sewa pun sudah saatnya menjemput gaun tersebut. Fina pun dapat berganti pakaian dengan pakaian yang lebih santai tetapi tetap elegan sesuai dengan gaya pakaiannya seperti biasa. Riasan wajahnya pun sudah bersih karena memang untuk acara pemberkatan ini Ia tidak mau didandani dengan make up yang terlalu tebal, karena hanya berlangsung tidak sampai satu hari penuh. Riasan muka Fina saat ini, sudah berganti dengan riasan wajah versi Fina, menggunakan teknik make up Fina seperti biasanya.

Sedangkan Figo sudah selesai dan sudah berkumpul dengan beberapa keluarga yang memberikannya selamat dan lain sebagainya. Figo enak sekali, hanya mengganti atasan yang semula menggunakan jas dan kemeja, tinggal Ia lepas jas dan melipas jas putihnya sampau setengah lengan. Dan tidak lupa mengganti pantofelnya menjadi sandal nyaman andalan dirinya.

Sekarang sudah pukul dua siang, Fina dan Figo sudah memiliki rencana untuk makan bersama dengan keluarga Figo. Tidak keluarga besar, hanya Fina, Figo, papa dan mamanya Figo. Sebenarnya Adinata dan Rosa - papa dan mama Figo - ingin sekali kalau ada Flora juga ikut makan bersama mereka, tetapi seperti yang sudah diketahui kalau Flora sangat takut dengan Adinata dan Rosa, kesan pertama Adinata dan Rosa sudah tidak baik kepada Flora, dan mungkin akan membutuhkan waktu yang cukup lama sampai akhirnya Flora bisa terbiasa. Untungnya Adinata dan Rosa memaklumi hal tersebut, ya sebenarnya memang harus, karena itu salah mereka sendiri.

"Rara beneran nggak mau ikut mama dan papa?" Kata Fina kepada Flora yang berada di dalam gendongan Delfa saat ini.

Flora menggelengkan kepalanya, "Rara sama opa aja." Katanya sambil mengelungkan tangan di leher Delfa.

"Tapi janji sama mama, kalau udah lelah, mainnya jangan dipaksain ya." Kata Fina memberikan pesan untuk anaknya itu.

Flora menggukan kepalanya. "Iya ma, Flora aja kemarin mainnya cuma nonton bareng Om Dezfo dan oma aja kok." Kata Flora menjelaskan kepada Fina.

"Rara nggak boleh nangis minta pulang ya, nanti tunggu papa dan mama jemput di rumah opa, okey?" Kata Fina kepada Flora.

"Okey mama." Kata Flora kepada Fina.

"Yuk Fin jalan." Kata Figo dari arah belakang Fina.

"Sini coba gendong papa dulu." Kata Figo sambil mengulurkan kedua tangannya ke arah Flora.

Flora menggeleng, Ia semakin merekatkan tubuhnya dengan Delfa. "Rara mau digendong opa aja." Kata Flora menolak. Lalu setelahnya Delfa dan Fina menertawakan Figo.

"Ih yaudah, nanti nggak papa jemput berarti." Kata Figo pura pura merajuk ke anaknya.

"Biarin aja, Rara mau dirumah opa oma terus." Kata Flora.

"Yaudah yuk ah, keburu kesorean nanti, udah ditunggu papa mamanya Figo takutnya." Kata Fina.

"Dadah cantiknya mama." Kata Fina kepada Flora dan Ia tak lupa juga berpamitan dengan Delfa juga.

Via, Fian, dan Dezfo tidak tau sedang dimana sehingga Fina dan Figo hanya menitipkan pesan saja ke mereka.

***

Fina dan Figo sudah dalam perjalanan pulang setelah mereka tadi sudah makan bersama Adinata dan Rosa. Tidak banyak yang mereka bicarakan. Adinata dan Rosa benar benar hanya ingin mengetahui Fina lebih dalam, dulu saat Figo masih sekolah, mereka sering mendengar nama Fina keluar dari mulut Figo ketika Figo ingin ijin mengerjakan tugas sekolah atau hanya sekadar main, tetapi dulu orangtuanya tidak terlalu mengindahkan hal tersebut, sehingga sedikit banyaknya mereka sudah lupa.

Setelahnya pun mereka hanya menyenggol sedikit tetang kejadian di malam perpisahan, mereka ada menyampaiakan permintaan maaf mereka atas perlakuan Figo kepada Fina malam itu, dan tentunya Fina benar benar sudah memaafkan hal tersebut.

Obrolan mereka setelahnya, berlanjut pada permintaan maaf dari Adinata dan Rosa karena memperlakukan Flora secara tidak baik selama ini, terutama kepada Figo karena beberapa kali Adinata ataupun Rosa sering meminta bertemu dengan Figo tetapi tidak bersama Laura ataupun Flora, dan tentunya hal itu membuat Figo marah dengan mereka. Lalu setelahnya, berlanjut mempertanyakan rencana mereka kedepannya dan bagaimana dengan kondisi kesehatan Flora yang dikabarkan oleh rumah sakit.

Kondisi Flora saat ini masih terpantau stabil jika dilihat dari rekapan informasi yang diberikan Mimi kepada pihak rumah sakit. Setiap harinya Mimi atau Fina atau Figo, biasanya melalukan pemeriksaaan kepada Flora seperti suhu tubuh dan kondisi lainnya, lalu dilaporkan kepada pihak rumah sakit untuk dipantau, apabila terjadi sesuatu yang meragukan, Flora harus segera dibawa kembali ke Rumah Sakit untu melakukan pemeriksaan secara langsung.

Fina dan Figo sambil menikmati jalanan yang sudah gelap dengan pemandangan gedung tinggi dan juga lampu lampu di sekitarnya, mereka menyetel radio supaya tidak sepi. Mereka sedari tadi masih diam di dalam pemikiran mereka masing-masing, sampai akhirnya Fina membuka topik pembicaraan dan memecah keheningan dari dua orang itu.

"Ini kita beneran udah nikah ya?" Tanya Fina sambil mengarahkan pandangannya ke Figo.

"Iya aku juga kaya masih nggak percaya, padahal baru kemarin rasanya ketemu kamu lagi." Jawab Figo dengan tatapan lurus ke depan karena jalanan sedang ramai sehingga Ia masih harus fokus menyetir.

"Hidup kadang selucu itu ya." Kata Figo lagi yang membuat Fina terkekeh mendengarnya, lucu saja mendengar Figo berkata seperti itu.

"Tadi aku sempat takut salah sebut nama loh, karena kaya udah lama aja nggak sebut nama lengkap kamu." Kata Fina membahas acara pernikahan mereka tadi.

Figo tertawa, "Aku pikir cuma aku doang yang takut salah sebut nama." Kata Figo yang ternyata mengalami hal yang sama dengan Fina. "Bahkan aku takut salah sebut nama lengkap aku sendiri." Lanjut Figo.

Fina tertawa lebih keras, "Sama! Aku takut sebut nama mommy masa." Kata Fina sambil mengingat kebodohan dirinya yang hampir saja terpikirkan untuk menyebut nama lengkap Via sangat mengucapkan janji pernikahannya dengan Figo.

Figo menggelengkan kepalanya, "Duh, untung nggak salah kamu, kalau iya, abis aku diamuk sama daddy." Kata Figo sambil bergidik ngeri. "Daddy kan bucin banget tuh sama mommy." Kata Figo lagi kepada Fina.

"Alah, kaya kamu nggak aja." Jawab Fina mencibir Figo.

"Ya, bagus nggak sih harusnya kalau aku bucin sama kamu." Kata Figo dengan bangganya.

"Ya, bagus. Aku juga nggak nyalahin kamu bucin." Kata Fina kepada Figo.

"Kalau bucin sama kamu ya wajar, kan kamu istri aku, ciailah." Kata Figo.

Fina terkekeh, "Apasih Go." Kata Fina sambil menepuk pelan lengan Figo.

"Bener dong, kalau aku bucinnya sama tetangga tuh baru kamu mau boleh marah."

"Emang kamu mau bucin sama tetangga?" Tanya Fina dengan nada mengintimidasi.

"Ya, nggak juga sih." Jawab Figo sambil menggaruk tenguknya yang tidak gatal.

"Ngomong-ngomong tentang tetangga, tetangga kamu gosipin aku terus tau." Kata Fina mulai mengadukan tetangga Figo yang sering sekali ingin tau dengan apa yang terjadi di dalam rumah Figo itu.

"Emang iya? aku aja nggak kenal sama mereka, belum kenalan gitu sih emang." Kata Figo kepada Fina.

"Oh, pantes." Kata Fina

BABY FROM FIRST LOVE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang