4 - Bertemu Seseorang

31.2K 1.3K 71
                                    

Kepergian anaknya pada waktu yang lalu, sangat berpengaruh pada kehidupan Fina saat ini. Terlalau banyak harapan akan kehidupan dan aktivitas setelah putri kecilnya lahir, dan saat itu semua tidak tercapai dan lenyap begitu saja, Fina seakan seperti kehilangan arah untuk tujuan hidup selanjutnya.

Beberapa bulan pertama dirinya hanya bisa merenung dengan pikiran kosong, tidak banyak mengeluarkan suara untuk berbicara. 

Hidup segan, mati tak mau.

Begitulah kalimat yang cocok untuk menggambarkan kondisi Fina saat ini.  

Saat ini Fina menaburi bunga pada gundukan tanah didepannya. makam berukuran kecil dihiasi sebuah nisan bertuliskan Demitria Felizya, hanya nama yang direncanakan oleh Fina yang terwujud, tetapi rencana lainnya tidak terwujud sama sekali. 

Mengunjungi makan anaknya, menaburi bunga, dan menyirami gundukan tersebut dengan air mawar meruapakan hal baru yang menjadi suatu kebiasaan bagi Fina sejak sebulan yang lalu. Fina lakukan ini rutin setiap minggunya saat ini. 

Fina juga menanmkan bunga di samping makam tersebut, Fina ingin bunga tersebut tumbuh dan hidup menggantikan anaknya yang tidak bisa bertahan hidup lama bersama dirinya.

Sangat disayangkan bagi Fina karena Ia tidak bisa menyaksikan proses pemakaman anaknya. Fina hanya bisa melihat wajah anaknya melalui foto yang diambil Via saat Zya selesai dimandikan dan diberikan gaun yang cantik. Melalui foto tersebut, terlihat muka Zya adalah perpaduan yang pas antara Fina dan Figo. Memang tidak terlihat jelas untuk orang awam saat melihat foto wajah Zya, tetapi untuk Fina Ia bisa melihat dengan jelas mayoritas bentuk wajah Zya diwarisi oleh Figo. 

"Zya sayang, kamu yang bahagia dan tenang ya disana. Mama akan selalu sayang sama kamu." Kalimat yang tidak pernah absen dikatakan oleh Fina kalau sedang mengunjungi makan anaknya.

"Kamu jangan sedih ya sampai sekarang papa engga tau keberadaan kamu. Mama yakin, papa pasti sama sayangnya kaya mama sayang kamu." 

Kata Fina sambil mengusap air matanya yang menetes. Sejak di dalam kandungan anaknya yang mengharapkan Figo mengusapnya dari luar perut Fina belum juga tersampaikan, bahkan sepertinya kalaupun anaknya hidup lama di dunia ini, Fina akan seulit sekali untuk mewujudkannya, karena janjinya untuk tidak berhubungan lagi dengan Figo. 

Jujur saja, untuk saat ini kekecewaan Fina karena perlakuan Figo malam itu masih membekas pada dirinya sampai saat ini. Setelah menjalani masa kehamilannya yang berlangsung dalam berbulan-bulan, Fina menjadi bersyukur malam itu terjadi karena Ia memiliki Zya dalam hidupnya. Tetapi sekarang, saat Zya diambil begitu saja dalam hidup Fina, Ia mulai menyesali dan mengingat kejadian malam itu. Andaikan malam itu tidak terjadi, Fina tidak harus merasakan sedih berkepanjangan karena kehilangan buah hatinya. 

Langkah demi langkah Fina jalani untuk menata lagi kehidupannya. Berusaha bangkit dari kesedihannya. Tidak semuanya pulih, keceriaan Fina pun masih lenyap tertimbun kesedihannya. Tak apa, tidak semuanya harus diselesaikan saat ini juga.

Seringkali Fina berharap yang Ia alami hanyalah mimpi buruknya sebagai bunga tidur karena terlalu mengharapkan Figo. Tetapi jahitan luka sayatan saat melahirkan anaknya, di bawah perutnya yang terkadang masih terasa sakit, membuatnya sadar jika yang Ia alami bukanlah sebuah mimpi.

"Kak, yuk pulang!" Dezfo memegang kedua bahu Fina dan mengusapnya pelan.

Fina sudah tau, kalau Dezfo sampai menjemputnya, itu berarti dirinya sudah terlalu lama berada di makan anaknya. Dezfo tidak menjemputnya sendiri, Dezfo diantar oleh Fian yang saat ini sedang menunggu mereka di dalam mobil.

Sebelum pergi ke makan anaknya, Fina memang selalu ijin kepada keluarganya. Ia sadar diri kalau bisa saja terlena dengan suasana keheningan di pemakaman tersebut dan bisa saja terlarut dalam kesedihannya sendiri. Ia yang meminta juga untuk dijemput apabila dirasa Fina terlalu lama.

BABY FROM FIRST LOVE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang