7

1.2K 121 1
                                    

Hujan telah reda, begitupun hatiku, ya hatiku jauh lebih tenang saat aku memutuskan menceritakan kesedihan ku pada pak Jeno.

Kini aku termenung duduk di dalam mobil yg telah sampai di depan gang rumahku. Aku mendesah kecil melirik pada pria yg ternyata memperhatikan ku.

"Terima kasih untuk hari ini" aku memaksakan senyum di balik wajah layuku.

"Aku juga berterima kasih kamu mau membagi kisahmu pada ku"

Aku mengangguk kecil, tidak ada kata yg ku ucapkan.

"Dia sungguh brengsek, bukan" kata pak jeno menyentakkan ku.

Aku tahu siapa yg ia maksud, tidak lain mantan suami ku, Mark.

"Dia tidak patut di cintai wanita baik seperti kamu. Lelaki brengsek itu seharusnya mendapatkan karma nya"pak jeno menahan amarah nya.

Sejak ia mendengar cerita ku, aku menyadari perubahan nya yg menggeram menahan gejolak panas di hati nya.

"Lupakan dia"

"Apa?"

Pak jeno meraih tangan ku, menggenggam nya sangat erat membuat ku bingung sangat kuat biasa. Mata ku terkunci di balik bola mata hitam nya.

"Pak jeno" bisik ku berusaha menarik tangan ku yg masih di tahan nya.

"Bisakah kamu melupakan nya, haechan, dan belajar mencintai ku"

Deg!

Pupil mataku melebar, masih tidak bisa mencerna ucapan pria itu.
Apa maksudnya?

"Aku tidak mengerti, pak"

"Haechan!"

Suara pak jeno seakan menahan kesal padaku karena aku seolah menutup pendengaran ku dengan keinginan nya, padahal aku sungguh benar tidak paham.

"Sudah sangat malam, aku harus pulang" suaraku mengecil saat aku menarik diri ingin membuka pintu mobil. Namun sekejap pak jeno merengkuhku, menangkup pipiku dan mengecup bibirku.

Tersentak dalam ketidakpercayaan luar biasa karena pak jeno mencium ku. Air mataku menetes bertepatan saat pria itu sedikit menjauh. Di usap nya dengan lembut pipi basahku.

"Maaf... maafkan aku"

"Kenapa bapak melakukan nya?"

"Karena aku mencintaimu sejak pertama kali kamu melamar pekerjaan di tempat ku. Mungkin ini terdengar sangat naif....cinta pada pandangan pertama, tapi kamu harus tahu aku tidak pernah bercanda dengan urusan hatiku, haechan"

Aku tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan cinta nya. Diam membisu tanpa kata. Namun, ku lihat pak jeno tersenyum mengecup kening ku.

"Tidak perlu menjawab sekarang. Aku bukan lelaki pemaksa, apapun jawaban mu aku terima"

Ya, memang pak jeno bukan pemaksa,
Lelaki ini sangat baik bahkan terlalu baik.

Pak jeno membiarkan ku keluar dari mobil. Aku melangkah lemah memasuki gang, sedikit menoleh pada mobil lelaki itu yg masih bertahan.

Dilema, takut, dua kata yg saling bergelut di hatiku. Meneruskan langkah hingga aku sampai di rumah kontrakan ku.

Aku menutup pintu bersandar lelah.
Mengigit bibir, masih kurasakan kecupan lembut pak jeno beberapa saat lalu.

Kecupan tanpa nafsu lebih ke kasih sayang. Benarkah begitu? Atau aku yg terlalu berlebihan menggambarkan perasaan yg terjalin di antara aku dan pak Jeno.

Lampu ruangan yg tadinya masih gelap tiba-tiba terang. Derap langkah terdengar membuatku merinding.
Mataku melebar menatap mark keluar dari kamar ku menatap sinis pada ku.

"Wah, wah, wah...rupa nya si jalang baru pulang, apa kamu sudah berhasil menemukan mangsa baru mu" kata nya mengejekku.

TBC

Love Talk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang