13

1.5K 128 1
                                    

Lelaki itu tidak bicara malah langsung memelukku, Menenggelamkan wajah nya di tengkuk ku.

"Haechan, akhirnya aku menemukanmu" bisiknya mengurai air mata di pipi.

Apakah ini takdir kami di pertemukan kembali? Ini bukan mimpi, lelaki yg memelukku dengan erat adalah Mark. Lelaki yg telah memberikan luka mendalam.

Kali ini aku jauh lebih tenang menghadapi nya setelah sekian lama jarak memisahkan kami.

Aku tidak tahu bagaimana dia bisa menemukan ku. Dan, aku juga tidak menyangka seorang Mark menghampiri ku.

Segelas teh ku suguhkan di atas meja padanya. Kami kini sudah berada di dalam rumah. Duduk di kursi kayu saling berhadapan.

"Kenapa kamu pergi?" Tanya Mark tidak lepas menatap padaku.

"Rasanya tidak perlu di pertanyakan.
Bukankan aku berhak menentukan hidup ku?"

"Haechan"

"Ini adalah hidupku "

"Aku tahu"

"Aku bukan istrimu lagi"

"Tapi janin yg kamu kandung adalah darah daging ku"

Deg!

Sekejap wajah ku pias. Aku mendesah takut bersandar ke kursi.

Mark mengetahui aku hamil? Ini tidak mungkin, bagaimana bisa? Karena tidak ada seorangpun yg mengetahui nya.

Ah, aku lupa, ada satu orang yg tahu....hanya pak jeno.
Mungkinkah lelaki itu telah mengatakan kehamilan ku pada Mark?

"Kamu salah, aku tidak hamil" kataku berdiri dan berbalik, aku sengaja tidak ingin berlama-lama menghadapi Mark. Aku tidak ingin dia curiga pada perutku yg mulai membuncit bersembunyi di balik dasterku.

"Jadi apa yg di katakan jeno adalah bohong? Tapi....aku meragukan hal itu"

Tubuhku kaku seperti patung.
Benar saja, pak jeno yg ternyata mengatakan kehamilan ku.

"Awalnya aku mencarimu di rumah kontrakan mu, tapi ternyata kamu tidak di sana, aku lalu pergi ke kedai kopi lelaki itu. Dari dialah aku tahu kamu hamil. Haechan...

Aku terperanjat saat Mark membalik tubuhku. Menenggelamkan ku pada tatapan nya yg penuh harapan.

"Aku sangat bahagia mengetahui kehamilan mu sekaligus sedih karena aku tidak tahu kamu saat itu berada di mana. Berbagai upaya aku lakukan sampai meminta detektif mencari dirimu. Akhirnya aku menemukanmu di sini"

Aku mendorong kuat dada Mark hingga mundur beberapa langkah.
Aku menggelengkan kepala, menyangkal pengakuan Mark.

"Jangan ganggu aku lagi"

"Aku mencintaimu, haechan "

"Tidak!" Lirihku menutup telinga.
Brengsek semua kata-kata cinta itu!
Aku sudah tidak percaya.

"Beri aku waktu dan kesempatan untuk membuktikan nya"

Lelaki itu menangis meraih tangan ku mengecupnya bergetar. Ini pertama kalinya aku melihat Mark menangis dengan segala sesalnya.

Haruskah aku memaafkan nya?

Haruskah aku memberi kesempatan padanya karena hati kecil ku pun berteriak aku juga masih mencintai nya.

TBC

Love Talk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang