14

2.5K 146 8
                                    

Butuh waktu yg panjang untuk memaafkan. Aku melihat kesungguhan mark padaku.

Lelaki itu berkorban rela bolak-balik dari kota ke desa hanya untuk mengunjungi ku dan bayi kami.

Perhatian Mark sangat luar biasa terlebih pada kandungan ku yg sebentar lagi akan melahirkan .

Ya, kandungan ku kini sudah sembilan bulan, tidak terasa waktu bergulir begitu cepat. Karena aku tidak sendirian lagi, Mark selalu di sisiku untuk menyemangati ku.

Rasa sakit yg pernah ku pendam memudar seiring berjalannya kesempatan yg ku berikan untuk Mark.

Kepingan itu perlahan bersambung lagi meleburkan masa lalu yg silam.

Aku dan Mark tidak pernah membicarakan tentang perih, tapi hal lain yg lebih menyenangkan, misalnya tentang bayi yg akan terlahir sebentar lagi atau masa depan bayi kami.

Seperti malam ini. Aku berbaring di pangkuan mark yg membelai nyaman rambut ku. Mataku mengawasinya lekat yg saat ini mengulum senyum.

"Pulanglah bersama ku"

"Kenapa harus"

"Aku ingin kita menikah lagi"

Permintaan mark membuatku terdiam. Aku tidak tahu harus menjawab apa.

"Aku..." Kalimat ku tersedat saat Mark merundukkan kepala nya mencium bibir ku. Kali ini aku tidak menolak menerima ciumannya. Membuka bibirku memberikan akses lidah nya menyelusup ke celah bibirku.

Ciuman mark semakin ganas. Aku terengah-engah saat bibir Mark berpindah ke leherku mencumbuku di sana.

Akal waras ku kembali mencegah tangan Mark yg berniat meremas dadaku.

"Tidak sekarang" bisikku yg akhirnya berhasil menghentikan Mark.

***

Seorang bidan di panggil ke rumah saat air ketuban ku pecah. Tidak ada waktu lagi pergi ke puskesmas.

Mark nampak pucat duduk di samping ranjang menemani setiap proses persalinan yg ku lewati.

"Kamu pasti kuat" lirihnya Menggenggam tangan ku.

Peluhku di usap nya penuh kasih sayang saat aku mengejan lagi mengeluarkan bayi ku.

Perjuangan ku terbayar saat suara tangisan bayi menangis keras keluar dari rahim ku.

"Selamat, bayi nya laki-laki" kata sang bidan.

Aku menangis haru, begitupun Mark yg menyambut si bayi yg sudah di bersihkan bidan dalam gendongan nya.

"Mahen Rajendra. Nama putra kita" kata mark menatap ku penuh takjub, dan aku mengangguk menyetujui nama indah itu.

Memutuskan membuka hatiku, ya, aku menyerah pada penyesalan Mark.
Meski aku belum puas melihat kesungguhan nya, namun tidak ada salah nya aku memberikannya kesempatan untuk mengubah segala kenangan yg pahit dulu menjadi sesuatu yg manis sampai akhir nanti.

***

Kini aku sudah tidak berada di desa.
Aku telah berada di rumah ku saat pasca pertama kali menikah dengan Mark.

Ini pernikahan yg kedua bagi ku dengan lelaki yg sama.

Barusan Mark mengucapkan ijab Qabul dengan lugas. Hanya harapan tepatri di hatiku semoga tidak ada badai lagi menerjang pernikahan ini.

Aku berdiri di balkon kamar menatap pemandangan di luar. Senyum ku terukir karena kebahagiaan telah menghampiriku, buah kesabaran yg sangat luar biasa dalam hidup ku.

Aku menoleh ke samping pada Mark yg menghampiri ku. Memeluk ku dengan mesra.

"Apakah mahen sudah tidur?" Tanya ku.

"Hemm...dia tertidur sangat nyenyak"jawab Mark mengecup leher ku menimbulkan getaran hangat yg menyergap ku.

"Bolehkah aku..." Bisik Mark di telingaku yg di gigitnya hingga bulu kudukku merinding.

"Hemm" lampu hijau kuberikan untuk nya.

Dengan semangat ia menggendong ku hingga aku memekik. Aku tertawa kecil mengalungkan kedua tangan mu di leher nya.

Langkah Mark sangat bersemangat membawa ku ke tempat tidur dan membaringkan ku lembut di sana.

"Kamu yakin?" Tanya nya lagi saat memperhatikan ku dengan bergairah.

Aku mengangguk menghasilkan senyum kemenangan di sudut bibir Mark.

Mark melucuti pakaian ku dan pakaian nya sendiri. Mulai mencium bibir ku sementara tangan nya menjelajah menyentuh bagian sensitif ku.

Aku terengah-engah saat salah satu tangan Mark membelai kemaluan ku. Mulutnya tidak berhenti menghisap puting payudara ku bergantian.

Ini sangat nikmat. Aku merasa melayang saat ketiga jari Mark memasuki celah sempit ku dan menusuk nya dalam.

"Aaahhhh....Mark" desah ku lolos yg di tahan Mark dengan lumatan bibir nya.

Tubuh ku menegang bersamaan Mark menyatukan dirinya ke dalam celah sempit ku yg telah sangat basah.

Mark mulai bergerak menghujamku. Pinggul nya naik turun dengan tempo cepat menambah ngilu di daerah sensitif ku.

"Haechan cintaku..."bisik nya mencium bibir ku lagi, tangan nya tidak hentinya meremas dan mencubit payudara ku.

Sebentar lagi pelepasan menghantam kami. Gerakan yg semakin cepat terasa meleburkan dalam kenikmatan dashyat.

Aku melenguh panjang saat lahar hangat menyembur dalam liang ku.
Nafas Mark tidak beraturan, tubuh nya jatuh menimpaku, bibir nya masih mengecupnya wajah ku.

"Haechan, jangan pergi lagi dan aku tidak akan bodoh melepas mu lagi.
Ini sumpah ku "bisik mark membuatku terenyuh dan aku hanya mengangguk di sisi gairah ku.

Ya, katakan cinta ini buta dan cinta ini akhirnya membuat ku bahagia.

End

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Talk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang