Segelas teh telah di sajikan di atas meja di hadapan ku yg duduk mematung dengan berselimut kain tebal.
Pasti keadaan ku sungguh berantakan, pakaian basah kuyup dan rambut yg tidak tertata.
menangis di tengah hujan hanya karena luka kecil di lutut. Mungkin lelaki di depan ku ini berpikir demikian.
Pak jeno sangat mencemaskan keadaan ku. Dilema dan kalut, tanpa pikir panjang aku menerima tawaran nya untuk ikut bersamanya.
Sekarang aku di sini. Di rumah yg cukup besar milik pak Jeno. Sungguh aku tidak menyangka ternyata dia tinggal tidak jauh dari tempat ku mengontrak.
"Luka mu harus di obati" kata pak jeno yg duduk di samping ku.
Aku hanya bisa diam saat dia meraih kaki ku, membersihkan sisa darah di lutut ku dan mengobati nya. Kini lutut ku sudah di tutup dengan perban.
"Terima kasih" bisikku seraya menurunkan kakiku. Kepala ku masih tertunduk, terlalu sungkan menatap nya.
"Minumlah teh nya, aku akan mencarikan pakaian untukmu. Setidaknya kamu tidak kedinginan dengan pakaian basah itu"
"Tidak perlu" tolak ku menghentikannya pergerakannya Jeno yg ingin beranjak, "aku akan pulang" lanjut ku dengan suara mengecil.
"Di Luar masih hujan, kamu tidak bisa pulang"
"Tapi...
"Kali ini aku memaksa, haechan.
Oke?" Pak jeno beranjak dari sofa melangkah ke kamar nya.Aku mendesah, bersandar letih di bahu sofa, menyapukan pandangan ke penjuru rumah. Apakah pak Jeno hanya tinggal sendirian? Aku tidak melihat seorang pun di rumah ini selain dia.
Pandangan ku terhenti pada jendela kaca yg di terpa air hujan. Andai hujan telah berhenti tentu aku segera pulang. namun seperti nya hujan enggan beranjak, untuk meminta antar pada pak Jeno pun dengan mobil rasa nya percuma karena lelaki itu pasti akan menolak nya.
Tidak lama pak jeno kembali lagi, memberikan pakaian kering yg terlipat berwarna putih.
"Hanya ada kemeja. Kamu tahu sendiri tidak ada wanita yg tinggal di rumahku. Jadi pakailah kemejaku ini.
Hanya sementara sampai pakaian mu kering "Sebenarnya aku ingin menolak, tapi tubuh ku semakin kedinginan, aku pun mengangguk meraih kemeja dari tangan nya.
"Kamu bisa gunakan kamar mandi di dapur untuk mengganti pakaian "
Aku lekas melangkah menuruti intrusi pak jeno. Memasuki kamar mandi, aku melepas pakaian basahku dan mengenakan kemeja putih itu.
Aku bergeming menatap pantulan tubuh ku di dalam cermin. Tubuh kurus yg tenggelam di balik kemeja kebesaran. Entah sudah berapa kilogram berat badan ku turun drastis selepas perceraian itu.
Aku menghela nafas, menyanggakan tangan di pinggir wastafel. Lupakan masa lalu, lupakan sakit hati ini.
Mantra kekuatan yg aku ucapkan di saat hatiku terlalu rapuh untuk mengingat kandas nya pernikahan ku dengan Mark.TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Talk
Historia Cortamantan suami haecanisa, yg setelah menyentuh nya paksa lalu meninggalkan nya pergi begitu saja. remake cerita 'Mantan' oleh: Aqiladyna