9

1.3K 127 1
                                    

Aku membuka mata terbangun dari tidurku yg lelah dan semakin menyedihkan saat aku melihat di sudut ruangan Mark belum pergi.

Ya, lelaki itu masih bertahan di rumah itu masih bertahan di rumah kontrakan ku, bersandar ke dinding dengan tangan bersedekap.

Mata nya begitu tajam mengawasi ku tanpa teralihkan. Aku bangkit dari pembaringan menarik selimut menutupi ketelanjangan ku. Tidak dihiraukan keberadaan nya, jujur sangat membuatku terganggu.
Aku menjuntaikan kakiku berniat beranjak, namun suara mark menghentikan pergerakan ku.

"Tetaplah di sana"

Aku melirik kesal padanya, tidak perlu aku menggubris  permintaan nya. Dia bukan suamiku, hanya seorang Mantan paling brengsek di muka bumi ini.

Aku semakin menurunkan kaki ku menyentuh dasar lantai. Suara langkah mendekat membekukan tubuhku. Tersentak hebat saat Mark kini berdiri di samping ku, menarik lenganku memaksa ku berdiri. Selimut yg menutupi tubuhku  hampir melorot yg segera kutahan dengan satu tangan.

"Kamu tidak mendengarkan ku"

"Tidak harus aku menuruti permintaan mu"

"Kamu!"

"Ingat, kamu bukan siapa-siapa ku"

"Diam!"

"Kamu hanya mantan"

"Kubilang diam!" Mark menghardik ku kasar. Pandangan nya beradu tajam dengan ku.

"Apa kamu puas telah menghancurkanku? Apa sebenarnya yg kamu cari. Kita sudah berpisah, namun kamu terus menganggu ku, bahkan di saat kamu ingin menikah dengan wanita lain!" Mataku berkaca-kaca. Dadaku bergemuruh hebat. Aku tidak kuasa menahan sesak dan marah ku pada Mark.

Cengkraman di lengan ku mengendur, mark jauh duduk di tepi tentang meremas rambutnya frustasi.

"Ini salah. Perjodohan aku dan kamu salah. Kalian para penjilat hanya memanfaatkan aku dan papaku" desis Mark menoleh padaku.

Memanfaatkan, siapa?

"Kalian orang miskin hanya perusak, dan ingin menguasai segala nya"

Wajahku pias. Tidak menduga pergerakan tangah ku menampar pipi Mark. Air mataku lirih bersamaan tubuhku ke lantai. Aku menangis meremas kuat tangan ku sendiri .

"Pergi, kumohon!" Lirihku pilu meminta Mark entah dari hadapanku.
Namun, ia hanya diam seperti tuli dan bisu tanpa pergerakan apapun.
Aku mendongak menatap sedih padanya.

"Kalau kamu menganggap aku dan ayahku hanya perusak, seharusnya sejak awal kamu tidak menyetujui perjodohan ini. Adakah selama ini aku meminta hartamu, adakah aku menuntut mu? Kamu hanya bisa menekan ku dan mencampakkan ku, tapi tidak pernah aku meminta pertanggungjawaban itu semua!"

Mark mengeluarkan ponsel dari saku celana nya, memperdengarkan sebuah rekaman suara.

"Yah, dia memang kaya dan aku bahagia"

Suara itu memang suaraku. Aku mengingat nya saat obrolan ringan ku bersama Renita.

"Ini bukti nyata kamu bahagia karena aku lelaki kaya. Bukan karena mencintaiku dengan tulus"

Aku tersenyum getir, berdiri menegakkan tubuh ku yg lemas.
Aku menatap mark kecewa.

"Kamu lebih percaya penggalan rekaman audio itu tanpa tahu sepenuhnya, bahkan kamu tidak mempertanyakan nya padaku"

"Jelas kamu menyangkal andai aku mempertanyakan nya. Aku sudah muak dengan kepura-puraan "

"Ya, teruskan saja Tuan Mark. Sampai
Kamu benar-benar puas. Dan kamu akan menyesalinya kelak"

Mark tertarik hambar meraih dagu ku lalu mendorong ku kasar.

"Aku tidak akan menyesali sampai aku puas. Tapi tenanglah, aku tidak akan pernah datang lagi ke tempat nista ini. Karena aku akan menikah dengan perempuan yg tepat"

"Pergilah!" Tunjukku ke arah pintu Keluar.

Aku tidak perlu menunggu mari pergi. Memutuskan berbalik memasuki kamar mandi, aku menutup pintunya, bersandar merosot ke lantai. Aku menutup wajahku dengan penuh air mata.

Sakit sekali.

Takdir ini telah menenggelamkan ku sangat dalam dan aku sulit untuk bernafas lega.

Sangat lama hanya diam seperti patung, duduk meringkuk di lantai yg basah. Perlahan aku mengangkat wajah ku mengusap air mata yg sudah mengering.

Cukup, haechan. Jangan pernah menangis lagi.

Aku menguatkan diriku. Perlahan bangkit melepas selimut dari tubuh ku. Kubiarkan tetes air shower membasahi ku.

Mulai sekarang aku tidak perlu melihat ke belakang lagi. Berdoa semoga lelaki bedebah itu tidak mengusik hidup ku lagi selamanya.

TBC

Love Talk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang