Part 1 || Awalnya

4.5K 357 6
                                    

Seorang pria dewasa sedang berjalan memasuki sebuah mansion besar sambil membawa tas yang dipegangnya. Tak lupa dengan kacamata hitam yang bertengger di mata nya.

Seorang wanita berpakaian maid datang menghampiri, " Tuan besar ada di halaman belakang, tuan."

Pria itu melirik sebentar sambil terlihat memikirkan sesuatu, " Terimakasih."

Maid itu menunduk lalu setelah itu pamit undur diri untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain.

Pria itu berjalan sesuai apa yang sudah diberitahu oleh maid itu, ia perlahan menuju ke halaman belakang mansion untuk bertemu Ayahnya. Sepertinya sudah lama ia tidak bertemu ayahnya karena beberapa bulan belakangan ini, kantor sedang sibuk-sibuknya.

" Ayah? " Panggil pria itu, pria lansia itu menoleh ketika ada yang memanggilnya lalu tersenyum

" Azakiel." Ya, pria itu bernama Azakiel, atau bisa dibilang dengan Azakiel Putra Narendra

"Kau sudah lama tidak kemari. Apa sesibuk itu pekerjaan mu? Kau selalu saja bekerja tanpa henti, bahkan melupakan ayahmu." Ucap ayah Azakiel, atau kita sebut Narendra

Azakiel memutar bola matanya malas karena drama yang ditunjukkan oleh ayahnya. Lalu ia melepaskan kacamata hitam yang dipakainya tadi,

" Sudahlah, Yah. Aku tidak ingin bercanda. Apa kabarmu?" Ucap Azakiel sambil mendudukkan dirinya pada sebuah kursi di samping Narendra

" Hm, baik."

" Sebenarnya aku kesepian sekali, cuma ada satu orang di mansion sebesar ini. " Ujar Narendra

" Lalu para pekerja bukan orang, begitu?" Tanya Azakiel memandang datar pria lansia di depannya ini

" Hahahahahaha, kau sudah dewasa tapi entah mengapa tingkahmu selalu seperti anak-anak, Azki." Tawa Narendra dilanjut dengan tawa

Azakiel menghela nafas kasar, kenapa orang-orang selalu bilang kalau dirinya seperti anak-anak. Dia itu sudah dewasa. Ia selalu mencari dimana letak sikap anak-anak nya, tapi tak pernah terpikirkan oleh nya. Jadi ia bingung, tapi ya sudahlah, Azakiel sudah lelah juga mendengar itu.

" Aku akan menginap beberapa hari, lalu kembali lagi." Ucap Azakiel memandang lurus ke depan

Narendra juga ikut memandang lurus ke depan, " Tidak biasanya kau begitu?"

" Memang kenapa? Aku tidak boleh tinggal?" Tanya Azakiel

" Tidak bukan begitu, maksud nya kau jarang sekali menginap disini apalagi setelah kehilangan bunda mu. Kau selalu gila kerja setelah itu." Ucap Narendra sendu

" Hahhh.... entahlah, Yah. Aku lelah. Aku ingin beristirahat bersama Ayahku tercinta...." Ucap Azakiel lalu sedikit meledek pada kata diakhir

" Hihh bercinta saja dengan kertas-kertas itu!" Kesal Narendra

Azakiel tertawa ternyata pria ini semakin tua, tingkat kekesalan nya semakin tinggi ya?

" Iya-iya, Ayah! Maafkan aku!" Ucap Azakiel, dibalas dengan tatapan kesal oleh Narendra

" Yasudah sana istirahat, kau lelah kan? Nanti kita lanjut makan malam." Ucap Narendra

" Baik, aku permisi." Pamit Azakiel karena sudah terlalu lelah dalam perjalanan kemari

Azakiel berjalan ke arah kamar nya. Memasuki kamar itu. Kamar yang dulu ditinggali nya ternyata masih rapi dan terawat dengan baik.

Ternyata pria itu masih merawat kamar-kamar kosong. Azakiel tersenyum. Ia akui bahwa di masa tua pria itu, Azakiel tidak bisa menemani nya. Tapi pria itu masih menjaga semua barangnya dengan baik.

Light, Azkiel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang