"Hei, mengapa kau tak pulang saja sih? Kau mengganggu waktuku dengan Kiel." Protes Alvin karena tak terima Vailen yang ikut pulang ke mansion setelah berhari-hari sudah menginap diruang inap Kiel
Dan Vailen yang masih terus saja melirik sinis terhadap semua saudara-saudara Kiel, yah kalian pasti tahu lah alasannya. Vailen tidak bisa percaya begitu saja kalau mereka sudah berubah. Bertahun-tahun mereka siksa Kiel dan tak pernah membiarkan Kiel keluar dari rumah barang sejengkal.
Membuat Vailen geram bukan main, meminta daddy-nya untuk memprotes perlakuan itu, tapi daddy-nya pun tidak bisa berbuat banyak. Vailen kecil hanya bisa membantu sedikit ketika Kiel akan disiksa.
Kiel pada saat itu selalu menatap dingin Vailen, dan selalu bilang " Jangan ikut campur urusanku.". Meski Kiel berkata demikian, Vailen tetap teguh pada pendirian nya untuk setidaknya membantu Kiel supaya tidak tersiksa setiap hari nya.
Tapi untuk sekarang syukurlah, Kiel sudah mau melihatnya. Dan beberapa hari yang lalu, Kiel juga berterimakasih pada nya atas apa yang sudah dia lakukan. Tak urung suasana hati gadis terjerat cinta mati itu sangatlah senang juga gembira.
Seperti saat ini, Vailen tak henti-hentinya mengeluarkan senyum terbaiknya ketika berbicara atau melihat wajah tampan nan imut Kiel
"Dasar bocah ingusan." Ucap Alvin kesal karena ucapannya diabaikan oleh gadis dimabuk cinta
Kiel melirik ke arah Vailen, " Duduklah, Ilen. Atau kamu mau langsung beristirahat dikamar?" Tanya Kiel, Vailen berencana untuk menginap beberapa dimansion, sudah izin juga oleh Deo juga Max dan dibolehkan
"Aku disini dulu. A-apa kau ingin ke kamar?" Tanya Vailen, Kiel mengangguk
"Apa perlu kuantar?" Tanya Vailen lagi, Kiel tersenyum dan sedikit tertawa kecil, "Tak perlu, Ilen. Aku bisa sendiri."
Vailenten jadi salah tingkah sendiri. Benar juga, ngapain dia mengantar Kiel ke kamarnya? Apa hak dia untuk melakukan itu? Sial, hati nya jedag-jedug disamping Kiel
"Kak Alvin temani Ilen sebentar ya, aku ingin ke kamar dulu sebentar." Alvin hanya mengangguk lalu mendengus malas
Keheningan terjadi diruang tamu sebesar ini, hanya ada Vailen juga Alvin.
"Jangan pernah kau mengganggu Iel-ku lagi, bastard!" Tekan Vailen
Alvin mendengus remeh, " Heh? Terlihat juga sikap posesif obsesi-mu, nona." Ucap Alvin
Vailen hanya bisa menatap lurus sambil mengeluarkan hawa dingin pada sekitarnya, " Kalau saja terjadi sesuatu pada Iel, kau mati ditanganku. " Ucap Vailen
"Ya ya ya, baiklah." Ujar Alvin
"Keluarga-ku tak selemah yang kau kira, bocah. Kau lupa dengan siapa kau berbicara, hm?" Ucap Adrion entah dari mana yang tiba-tiba saja datang dan langsung mencengkram sedikit keras dagu Vailen
Vailen mendongak karena dagu nya yang dipaksa untuk melihat sensei dihadapan nya sekarang, " Tahu. Tapi bukannya kalian terlalu bodoh? Untuk mengetahui apa yang terjadi sebenarnya?" Ucap Vailen remeh
Adrion semakin mengeraskan cengkraman nya, membuat Vailen sedikit meringis, " Shhhh..."
"Ada apa ini? Kak, ada apa dengan Ilen?" Tanya Kiel yang baru saja datang dan melihat suasana tegang yang terjadi saat beberapa saat lalu ia tinggal
Adrion reflek buru-buru melepaskan cengkraman itu, " Tidak ada apa-apa, tadi hanya ada nyamuk di wajahnya." Ucap Adrion, Kiel hanya mengangguk percaya. Lalu Adrion pergi meninggalkan para bocah ingusan itu bersantai ria diruang tamu.
"Apa kau ingin jalan-jalan, Ilen?" Tanya Kiel mendudukkan diri nya pada sofa disamping Vailen
Vailen menoleh, " A-apa boleh? Lebih baik kamu istirahat saja, Iel. Kamu kan baru pulang dari rumah sakit." Ucap Vailen yang diangguki oleh Alvin
KAMU SEDANG MEMBACA
Light, Azkiel
Casuale[ JUST BROTHERSHIP NOT BL!] Fyi, cerita ini blm tamat+gabakal dilanjut🗿🙏 Azakiel Putra Narendra, seorang anak tunggal kaya raya yang ditinggalkan bunda nya karena diambil oleh sang semesta. Kini ia hanya tinggal bersama ayahnya. Kehilangan bunda n...