Kiel mengerjap pelan, sepertinya tadi ia pingsan lagi karena kehabisan nafas. Ia melihat sekelilingnya, tidak ada orang sama sekali. Untunglah mereka semua tidak ada, ia akan kabur.
Sungguh, perkataan nya bahwa ia akan pergi dari sini itu benar. Meskipun Kiel yang asli meminta nya untuk menjaga keluarga nya itu, tapi dari jarak jauh pun bisa kan?
Lagipula seperti nya mereka juga tidak akan pernah peduli.
Kiel melepas infus di tangannya secara kasar, sedikit darah keluar dari punggung tangannya. Kiel perlahan bangun, masih terasa sedikit pusing.
Tunggu, mengapa tubuh ini kecil sekali sih? Apa mereka sampai menyiksa diri nya dengan tidak boleh makan atau apa? Alah, memang dasarnya keluarga ini itu kurang ajar.
Rencana Kiel yaitu pergi dari sini, kemudian mencari informasi tentang keluarga Narendra, keluarga nya dulu. Lalu jika memang tidak ada, ia akan mulai mencari beberapa pekerjaan. Juga tempat tinggal.
Seperti nya anak ini tidak punya tabungan ya? Huh, menyusahkan. Ya tapi dia memaklumi sih, dari dulu anak ini tidak pernah mengerti akan dunia luar.
Ia hanya terkurung dalam sebuah mansion besar, juga dengan dikelilingi oleh orang-orang yang membencinya. Azki jadi berpikir, hebat juga anak seperti ini bisa menahan semua itu sendirian. Meskipun pada akhirnya ia menyerah.
Kiel asli sudah bahagia bersama bunda nya. Biarlah seperti itu. Dan Azki disini, masih akan berusaha untuk hidupnya.
Kiel memeriksa keadaan sekitar, ia menoleh ke kanan dan ke kiri, agar tidak ada yang melihatnya keluar. Bisa-bisa ia dikurung dan disiksa lebih parah lagi dari yang sebelumnya.
" Uh, sial. Dimana lift nya?" Kesal Kiel karena tak kunjung menemukan lift yang dicari nya untuk turun.
Ia takut dikira pasien kabur, mana ia keluar dari ruangan yang pastinya itu adalah vvip. Kiel sengaja memakai sebuah jaket yang tersampir di sofa besar, entah punya siapa. Bodo amat lah, mereka kaya, bisa beli lagi.
Kiel memakai jaket itu untuk menutupi seragam pasien nya. Lagipula ia tak sempat untuk berganti baju. Tak ada waktu
" Masa aku harus lewat tangga darurat sih?!" Ujar Kiel dengan menggerutu
Tempat tangga darurat sudah ia temui tadi, tapi masa iya ia harus turun menggunakan tangga? Ini rumah sakit lumayan tinggi. Mungkin ada 4 sampai 5 lantai?
"Hah tak ada pilihan, bukan? Kalau terlalu mencolok, aku bisa saja dibalikan ke ruangan lagi "
Kiel berjalan menuruni tangga darurat satu per satu. Cukup lama karena ia berjalan dengan pelan. Hah, akhirnya itu dia. Tangga terakhir.
Ceklek
"Sudah berani kabur, hm?" Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul ketika pintu nya Kiel buka
"Aaaaaa! Iblis!" Teriak Kiel
Dibalas dengan tahan-an tawa orang-orang berbaju hitam dibelakang pria itu, tak lupa tawa bahak yang dilakukan oleh orang ber jas dokter itu
" Anakmu sangat jujur, Max! Aku salut." Ucap Deo yang semakin terbahak-bahak, sungguh baru kali ini pria jangkung dingin ini ternistakan seperti ini di depan banyak orang. Para bawahannya pulak.
" Diam." Ucap Max dengan dingin, membuat yang tadinya lorong itu terdengar gaduh, sekarang menjadi senyap
Tatapan Max kini tertuju pada Kiel, mata nya menusuk tajam beserta suasana yang kurang mengenakkan, Kiel membalas tatapan itu dengan santai
" Apa?" Tanya Kiel dengan malas
Hening
" Kalau tidak ada yang ingin dibicarakan, lebih baik aku pergi duluan." Ucap Kiel lalu bersegera ingin pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
Light, Azkiel
Acak[ JUST BROTHERSHIP NOT BL!] Fyi, cerita ini blm tamat+gabakal dilanjut🗿🙏 Azakiel Putra Narendra, seorang anak tunggal kaya raya yang ditinggalkan bunda nya karena diambil oleh sang semesta. Kini ia hanya tinggal bersama ayahnya. Kehilangan bunda n...