05. Osaki Tria

771 106 8
                                    

......

Satria baru saja menyelesaikan pemoteran untuk koleksi baru rumah mode yang menjadikan nya global ambasador

Ini menjadi jadwal terakhirnya di milan sisanya ia akan menghabiskan banyak waktu untuk liburan bersama sahabat nya

"Sorry gue telat" ketiga orang yang tengah duduk di sebuah resto menoleh serempak pada satria

"Telat-"

"Enggak telat tria santai aja, sini duduk" yanen menatap malas karina yang memotong ucapan nya

"Seneng deh dibelain mulu ama kanjeng ratu" sindir yanen

"Sirik aja lo" yanen mendengus, jangan tanyakan bagaimana reaksi tata karena ia sudah terlampau biasa dan tidak peduli lagi

"Mau makan apa tria? Nih coba liat dulu"

"Gue ngikutin lo aja" karina mengangguk lalu mengobrol dengan tata untuk memasan makanan yang akan dimakan mereka

"Badan lo bagus banget ya sekarang " yanen menatap satria sambil menaik turunkan alisnya

"Muka lo biasa aja yanen! Kaya om om pedo tau gak!"

"Lupa gue kasih obat tadi rin, sorry"
Satria sontak tertawa mendengar ucapan tata

Mereka memang tidak berubah bahkan sampai sekarang, satria selalu merasa kembali kerumah yang sama saat bersama para sahabatnya

"Wah hujan salju" karina menunjuk keluar membuat ketiganya ikut menoleh

"Ta nanti kita keluar main salju dulu ya sebelum jalan-jalan ke Duomo" tata mengangguk mengiyakan keinginan karina

"Seorang karin addelicia masih main salju loh perlu gue buat siaran langsung gak"Karina melemparkan kain lap didepan nya pada yanen

"Nyebelin"  yanen dan karina terlibat adu mulut

"Udah-udah jangan ada keributan disini, apa gak malu udah gede juga"

"Mereka badan nya aja yang gede tria sifatnya gitu-gitu aja, udahlah biarin aja kalo cape juga berhenti sendiri" sahut tata

●●●●

Satria tersenyum saat menatap gadis yang tengah bermain dengan salju didepan sana, matanya tidak pernah sekalipun lepas dari semua pergerakan yang gadis itu lakukan sejak satu jam lalu

"Inget ngedip bro" satria terlonjak kaget lalu mengambil satu cup kopi yang diberikan sahabatnya, yanen

"Segitu amat liatin nya" satria berdecih pelan mendengar ledekan dari yanen

"Kenapa gak ngomong aja sih kalo suka, jangan ngulangin hal yang udah pernah terjadi tria"

Satria menyesap kopi yang diberikan yanen tadi lalu bersedekap sambil bersandar disofa

"Jangan sok tau" yenen terkekeh

"Jangan selalu mengelak satria" yanen bergabung duduk disamping satria

"kadang lo harus dengerin kata hati lo, jangan tanyakan siapa yang lo cintai tapi tanyakan siapa yang bisa bikin lo bahagia" yanen menepuk bahu sahabatnya yang tengah terdiam

"Dia sahabat gue yan" yanen mengangguk

"Beberapa tahun lalu kita masih terlalu muda tria, kita masih remaja labil yang gak bisa tegas dengan perasaan tapi sekarang lo maupun kita semua udah dewasa, diusia sekarang kita gak cuma cari orang yang bisa kita ajak bahagia bareng tapi orang yang juga bisa diajak berjuang sama-sama untuk bahagia"

satria terdiam mendengar semua ucapan yanen

"Gue harap lo bisa memahami semua yang gue ucapin, jangan takut untuk mencoba tria"

Satria menatap yanen yang sudah bergabung dengan kedua gadis didepan sana

"Tria ngapain disitu, ayo ikut main sini" satria tersenyum lalu mengangguk

"Yanen benar jangan takut untuk mencoba terlepas bagaimana pun hasilnya nanti" batin satria yang sekarang sudah bergabung dengan yanen untuk menemani kedua gadis itu bermain salju

●●●●

"Tria maaf gue gak bisa lagi bertahan" satria menahan tangan gadis didepan nya

"Nat sorry banget" gadis itu tersenyum dan mengangguk

"Gue pengen banget bilang lo jahat tria tapi selama ini lo memperlakukan gue dengan sangat baik walaupun gak ada gue dihati lo"

"Jujur gue sakit tria, sakit banget tapi akan lebih sakit lagi kalo gue tetep maksa buat lo sama gue sementara hati lo gak bisa nerima gue" natalie melepaskan gengaman satria pada tangan nya

"Sorry"

"It's okay tria lo harus cari kebahagian sendiri gue menyerah dan juga terima kasih untuk 2 tahun terkahir karena udah bikin gue ngerasa bahagia dan juga sakit secara bersama, hari ini kita selesai satria"

"Ngelamunin apa hayo" satria menoleh mendapati karina yang tengah menyampirkan selimut dibahu nya

"Diluar dingin banget dan lo cuma pake kaos doang, manusia salju lo sekarang" satria terkekeh

"Gue udah kebal mungkin efek tinggal di jepun" karina berdecih

"Lupa dah dulu sering main di comberan gara-gara sekarang main nya di salju " satria tertawa

"Btw yang lain baik-baik aja kan rin? Gue rasa awal bulan nanti gue bisa balik ke indo"

"Serius?" Satria mengangguk

"Gue bakal kabarin yang lainnya dan mastiin selama lo dijakarta kita bakal banyak ngabisi waktu bareng"

Satria mengangguk sambil tersenyum kecil melihat karina yang sangat excaited

"Oh ya ngomong-ngomong kabar yang lain mereka baik - baik aja, lagian kalo ada masalah pasti di spill langsung di grup lo kaya gak tau yanen sama haendra aja" karina menjeda ucapan nya lalu menggeleng

"Padahal kerjaan mereka sibuknya juga minta ampun tapi entah dari mana mereka tau aja apa yang kita rasain atau lagi kita sembunyiin, gue curiga mereka berdua cenayang sih atau titisan dukun mungkin"

"mana mungkin kaya gitu rin" karina terkekeh kecil

"Arga gimana? Dia em masih?" karina mengangguk sambil tersenyum kecil

"Tu anak bahkan ngerepotin gue sebelum gue flight ke milan kemaren" karina menerawang kedepan sambil terkekeh

Keduanya sempat terdiam beberapa menit sibuk dengan pikiran masing-masing

"Hati lo udah sembuh belum rin?" Karina tersenyum sambil menoleh kearah satria lalu mengangkat kedua bahunya

"Gue gak ngerti tria tapi yang pasti gak ada rasa yang lebih dari seorang sahabat untuk kalian semua" karina tersenyum membuat satria terdiam menatap lurus kedepan

"Seseorang pernah bilang kalau waktu yang bakal nyembuhin rasa sakit dan benar banget gue udah ngelewatin itu"

"Gue hebat gak?" satria mengangguk sambil mengusak pelan kepala karina

"Banget lo hebat banget, terima kasih udah jadi cewek kuat dan hebat "

"Aaaa tria gue baper, nanti gue suka  bahaya lo"

"Gak papa sukai gue aja jangan yang lain" karina mengerjap pelan detik berikutnya ia memukul bahu satria dan tertawa

"Lo belajar gombal di jepun ya ngaku?" Satria hanya tertawa menanggapi karina

" masuk yuk muka lo udah merah itu, dingin banget ya" satria menempelkan telapak tangan nya di pipi karina yang mengangguk menjawab pertanyaan satria tadi

"Besok jangan kesiangan kita mau jalan-jalan lagi" satria mengangguk lalu karina berjalan meninggalkan satria untuk masuk ke kamarnya

"Sekarang belum saatnya rin, tapi nanti"















Tulisan miring tandanya flashback ya guys

Janga lupa voment and
see you next chap 👋

LA NOSTRA CASA | SM's 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang