19. Gigi bagi naresh

747 80 6
                                    

○ ○ ○ ○

Bagi Naresh Giselle itu sama kaya Pelangi

Layaknya pelangi, Giselle selalu memancarkan keindahnya yang selalu menjadi hal yang paling naresh sukai.

Layaknya pelangi, Giselle selalu berhasil membuatnya kagum dengan apapun yang dilakukan gadis itu.

Layaknya pelangi, Giselle juga berhasil mewarnai hari-hari gelapnya dengan warna yang sangat indah.

Namun, layaknya pelangi, Giselle hadir hanya sesaat dan bukan untuk naresh miliki.

Ya itulah faktanya

karena sekeras apapun ia berusaha ia akan tetap kalah jika harus berhadapan dengan seseorang yang dicintai gadisnya,mungkin beberapa tahun lalu naresh merasa lega sekaligus sakit karena bisa mengungkapkan perasaan nya dan mengikhlaskan gadis yang dicintainya Bersama cintanya sendiri, namun nyatanya hal itu jauh lebih sulit saat ia harus menjalani nya, beberapa kali naresh jatuh dan terseok saat berusaha bangkit sendiri, beberapa kali juga ia berpikir untuk menyerah karena jujur saat ini ia tidak memiliki alasan untuk hidup lebih lama

Namun seseorang juga pernah berkata padanya bahwa level tertinggi mencintai seseorang itu bukan dengan melepaskan atau merelakan tapi menjadikan nya teman karena tidak semua orang bisa dan mampu untuk melakukan nya

Dari situlah naresh mulai belajar lagi, meski rasanya sangat sulit bahkan hampir tidak bisa tapi ia tetap berusaha untuk menekan rasa itu, berharap perasaan nya tidak membuat orang lain merasa kesulitan, agar sosok gadis yang dicintai bisa dengan bebas bahagia bersama cintanya dan tetap berteman baik dengan nya walaupun ia yang harus menahan semua rasa sesak sekaligus sakit disaat yang bersamaan

"Ngelamun aja pak dokter gue boleh duduk disini kan?"

"Ehh apa?"

"Jangan keseringan ngelamun, lo gak tau banyak hantu tau di rumah sakit ni" naresh sontak terkekeh kecil mendengar nya

"Lo masih aja suka cerita yang begituaan" gadis dengan jas putih yang sama dengan nya itu merengut mendengar ucapan naresh

"Na percaya gak percaya itu tuh beneran tau, kita tuh hidup berdampingan sama mereka" naresh hanya mengangguk sambil tersenyum

"Dan lo tau gak anak koas stase bedah kemaren juga cerita waktu mereka jaga malam disekitar pojok ruang OP 2 itu, mereka denger kaya ada suara orang nangis "

"Ya itu orang kan berarti " gadis itu berdecak

"Mana ada orang sih disana, lagian ruang OP 2 jarang juga kan dipake, terus-terus pak satpam juga waktu lewat katanya pernah liat ada yang berdiri putih-putih rambut panjang" naresh mengulum senyum nya mendengar cerita yang kelewatan excited dari gadis didepan nya

Naresh memang termasuk orang yang tidak percaya dengan hal-hal seperti itu karena baginya orang yang sudah tiada akan kembali ke alam nyaa dan tidak ada sangkut pautnya dengan hal-hal di dunia

"Lo gak asik na" naresh akhirnya terkekeh

"Ya udah gue duluan ya cel" naresh segera memberishkan piring makanan nya karena jam istirahatnya sudah habis

• • • • •

"Na temenin gue lunch yukk"

"Baru lunch jam segini? Yang bener aja lo" naresh menghela nafas setelah mendengar suara kekehan dari sebrang sana

"Gue jemput kesana-"

"Gak usah ini gue udah dijalan ke rumah sakit sekitar 10 menit lagi sampai gue tunggu di depan ya"

"Ya udah hati-hati gak usah ngebut"

LA NOSTRA CASA | SM's 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang