•••
Satria itu bisa dibilang orang yang cukup peka dengan keadaan disekitarnya, walaupun lebih banyak diam dan terkesan acuh nyatanya satria adalah orang yang paling tau hal apapun di antara para sahabatnya
Seperti sekarang ia tengah menatap jengah pada haendra yang tengah tertawa keras sambil menonton sesuatu di ponselnya, satria tidak kesal dengan suara keras yang didengarnya melainkan dengan haendra yang berusaha menyembunyikan perasaan nya dan terlihat seperti orang bodoh yang tertawa karena melihat hal-hal yang sebenarnya tidak lucu
"Hae mending lo balik deh atau gak ngapel aja sono ke ayang lo" haendra menoleh melihat satria yany berkacak pinggang menatapnya
"Bukan nya lo kangen gue kan kemaren, ini gue udah dengan sukarela nemenin lo dari kegabutan dunia padahal gue juga sibuk, bersyukur dong mas " agaknya satria cukup menyesal mengatakan bahwa ia merindukan celotehan sahabatnya kemarin
"Kalo ada masalah tu cerita bego! Gak usah sok kuat apalagi pake ketawa-ketawa kaya orang gila, kalo gila beneran gue malu ya punya temen kaya lo anj"
"Tidak ramah banget mulut lo sekarang!!"
Haendra mendelik lalu meletakan ponsel nya diatas meja " temenin gue minum yuk"
Kali ini satria yang mendelik dan menatap jengah haendra dengan wajah tanpa dosanya melenggang pergi menuju rak koleksi beberapa minuman milik satria
"Ini enak gak sih tria" satria mengangguk malas
"Minuman haram gak ada yang gak enak " tawa haendra pecah seketika mendengar jawban sahabatnya itu
"Ya bener juga sih gak ada duanya lagi yekan"
"Hae mending lo ambil kasur lipat dulu sana gue gak mau cape-cape bopong lo kalo udah kobam nanti" haendra mendengus malas
"Gak akan, gue kuat kok cuma minum segini doang"
"Susah emang ngomong sama batu beranak"
"Gak lucu tria"
"Gue juga gak lagi ngelucu anj"
"Kasar banget lo anj"
"Bodoamat anj"
Setelah perdebatan panjang yang sama sekali tidak penting akhirnya kedua sahabat itu benar-benar minum sambil bercerita tentang banyak hal selama tria pergi merantau ke negeri orang
"Tria di jepang emang bener ya kalo orang makan mie harus bunyi slurppp kalo enggak katanya makanan nya gak enak"
"Emang katanya gitu?" Haendra mendelik setelah menegak minuman ditangan nya
"Mana gue tau, ya makanya gue tanya ini" satria lagi-lagi menatap jengah haendra
"Gak tau gue, gue jarang makan diresto"
"Kenapa? Gak duit lo"
"Sembarangan, gue diet ya anj!"
"Apaan lagi yang mau lo dietin, lo udah kaya tulang berjalan gitu"
Memang haendra dan mulutnya itu benar-benar sangat menyebalkan satria rasanya ingin sekali menendang sahabatnya itu sekarang juga
"Gak usah maksain diri lo tria, kesehatan yang paling penting lo gak tau ya kita paling seneng banget kalo liat lo itu sehat "
Satria tersenyum kecil mendengar ucapan haendra yang mulai terkesan jujur karena cukup mabuk sekarang
Banyak orang yang mengatakan bahwa seseorang bisa mendadak menjadi jujur jika sedang mabuk dan sekarang sepertinya haendra mulai kehilangan kontrol atas dirinya sendiri maka dari itu satria menghentikan dirinya untuk kembali menuang minuman dan memilih untuk mendengarkan racauan sahabatnya
"Triaa lo tau gakk" haendra sekali lagi menegak minuman pada gelasnya
"Gue bodoh banget yaa, masa gue nyakitin yuna yang udah baik banget sama gue"
"Guee jahat banget sekarang gue selingkuh tria, gue selingkuhin yuna padahal dia baik banget sama gue, terus gue juga gak bener-bener cinta sama dia tapi bukan berati gue juga cinta sama selingkuhan gue yaa, enggakk sama sekali enggak, gue gak cinta mereka berdua " haendra terkekeh kecil sambil kembali menuangkan minuman kedalam gelas nya
"Kenapa gak keluar tria" satria menoleh dan mendapati botol minuman itu sudah habis
"Udah habis "
"Mau lagi" satria menggeleng lalu memberikan air mineral pada haendra yang langsung ditolak nya
"Enggak gue mau yang ini lagi"
"Abis hae udah, lo juga udah mabuk banget gitu" haendra menelungkupkan wajahnya di meja
"Gue jahat banget triaa "satria memilih untuk mendengarkan haendra lagi
"Dan lebih jahatnya lagi karena gue gak mau lepasin yuna, hidup gue udah bergantung sama dia gue harus apa tria?"
"Putuskan hubungan lo sama selingkuhan lo itu hae mulai semuanya dari awal bareng yuna, melihat sebesar itu perasaan yuna sama lo dia mungkin bisa maafin lo kali ini dengan satu syarat lo gak boleh ngelakuin ini lagi sama dia" haendra mengangguk
"Udah kok udah gue putusin, gue udah jengah sama ryana"
Satria menatap haendra tidak percaya "lo selingkuh sama ryana? Wah lo emang gila sih kata gue"
"Dari yuna ke ryana ini jauh banget anjir ini bukan kaya berlian sama batu krikil lagi tapi kaya berlin sama batu kali" satria menggeleng tidak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya itu
"Dia datang sama gue dan nyuguhin gue tubuhnya cowok mana yang gak mau?"
"Gue! Gak mau gue anjir kalo pun gue nyari selingkuhan minimal spek gitar spanyol lah gak lurus kek dia"
"Brengsek juga lo ternyata"
"Tapi gue gak menampik kalo gue masih punya sedikit rasa suka sama ryana tria makanya gue mau"
"Iye iye tau gue lo kan emang bulol kalo masalah cinta "
"Si anj"
"Tapi lo tau gak siapa yang gue cinta sebenarnya?" Satria menggeleng ia jadi lupa bertanya hal itu karena fakta mencengakan tentang selingkuhan haendra tadi
"Dia sering sama kita kok" tiba-tiba saja jantung satria berdegub lebih kencang saat kalimat itu keluar dari mulut haendra
"Enggak hae pliss jangan lagi, gue gak mau hal itu terulang lagi" batin satria berteriak
"Dia yang selalu ada buat gue ehh gak cuma buat gue tapi buat kita juga, dia dengan senyuman nya yang secerah matahari, dia dengan sifat cerewetnya yang menggemaskan, dia dengan rambut panjang nya yang selalu terlihat cantik-"
Satria memejamkan matanya berusaha untuk menulikan pendengaran nya ia takut sekarang, ia kembali takut dengan kemungkinan yang menyeruak didalam kepalanya
Sungguh untuk kali ini saja biarkan satria merebut hatinya seorang diri tanpa bertarung dengan siapapun apalagi dengan sahabatnya sendiri karena jujur satria tidak akan mampu, ia tidak akan mampu untuk bersaing dengan sahabatnya
"Tria gue cinta banget sama dia" haendra menatap mata satria yang juga tengah menatapnya, Dan bagaikan ditusuk oleh seseorang hati satria sangat sakit ketika melihat air mata jatuh dari mata sendu haendra, air mata pertama yang ia lihat dari sosok sekuat dan seceria haendra air mata yang menyatakan bahwa sebesar itulah cinta nya pada gadis itu
Dan air mata itu juga menjadi alasan satria untuk kembali mengalah karena sungguh ia tidak sanggup jika harus bersaing dengan sahabatnya lagi
"Gue cinta sama dia tria, tapi perasaan ini salah karena sampai kapan pun gue gak akan bisa bersama dia karena kita saudara " haendra terkekeh bersamaan dengan air mata nya yang terus turun
Disertai dengan pelototan tajam satria haendra kembali mengatakan sebuah kalimat yang sangat menusuk lebih dari tadi
"Gue cinta sama giselle tria sepupu gue sendiri"
Gak tau ya gue bingung wkwkw
Ya pokoknya gitu lah
Semoga suka
See you next chap👋
KAMU SEDANG MEMBACA
LA NOSTRA CASA | SM's 00L
Підліткова літератураSeason 2 Of La Nostra Storia "Seorang teman mengetahui semua cerita dalam hidupmu tapi seorang sahabat ada dalam semua cerita itu." Seiring berjalan nya waktu Seiring bertambahnya Usia Kami mungkin tidak selalu bersama Tapi.... Seiring berjalan w...