9

163 20 2
                                    


Namjoon tengah sibuk dengan berkas-berkas kerjanya. Sesekali mengangguk-angguk kan kepalanya karena cukup puas dengan kerja para karyawannya.

Selama Namjoon menjabat sebagai CEO, belum pernah Namjoon mendapat masalah yang serius. Semua pegawainya sangat berdedikasi tinggi. Jadi Namjoon sangat terbantu dan sangat beruntung.

Ingatkan Namjoon untuk memberi gaji lebih pada para karyawannya.

tok! tok!

"Masuk!" sahut Namjoon yang terus fokus pada lembar kerjanya.

"Pak Namjoon, hari ini kita akan terbang ke Jepang. Bapak tidak lupa kan??" tanya Jimin selaku sekretarisnya.

Namjoon membeku sesaat. Astaga!!! Dirinya benar-benar lupa akan hal itu.

Jimin menghela napas mencoba sabar. Melihat reaksi Namjoon seperti itu, Jimin yakin betul pasti Namjoon lupa.

Padahal ini hal penting, tapi tetap saja Namjoon melupakannya!

Beruntung ada Jimin!

"Astaga, Jim!! Aku lupa. Bagaimana ini? Aku bahkan belum menyiapkan segala keperluanku!" ujar Namjoon sedikit panik!

Jimin kembali menghela napasnya sabar.
Karena Jimin sudah sangat hafal tentang Kim Namjoon, ia bahkan sudah mengurus segala keperluannya.

Pakaian dan hal lainnya. Semuanya sudah siap.
"Karena hal ini sudah saya duga, jadi saya sudah menyiapkan semuanya. Dan sekarang tinggal berangkat. Hoseok hyung sudah menunggu." ujar Jimin sedikit menyindir.

Namjoon tersenyum kikuk, lalu segera membereskan mejanya. Sekali lagi ingatkan Namjoon untuk memberi bonus untuk para pegawainya. Terutama Jimin dan Hoseok.

-

Namjoon duduk dengan santai, sesekali menggeser tabletnya. Membaca ulang semua hasil rangkuman kerja miliknya.

Suasana dalam mobil sangat tenang, dengan Hoseok yang menyetir. Dan Jimin yang juga tengah berkutat dengan tabletnya.

Hoseok tidak suka dengan suasana yang sepi, jadilah dia meramaikan suasana.
"Hei.. Kalian bicaralah. Atau ajak aku bicara, kalau tidak aku akan mengantuk!" ujar Hoseok yang sesekali melihat ke spion.

"Aku tengah sibuk Hyung.. Kau ajak bicara saja Pak Namjoon." jawab Jimin yang masih fokus dengan tabletnya.

Namjoon mendengus tidak suka, "Ini hanya kita bertiga, berhentilah bersikap formal." protes Namjoon.

Jimin terkikik, ia sudah tahu kalau Namjoon lama-lama akan kesal kalau dia bersikap formal.
"Iya-iya."

"Ngomong-ngomong Namjoon.."

Namjoon mendongak menatap Hoseok dari kaca spion. "Apa?"

"Kau sudah memberi tahu istrimu kan, kalau kau akan ke Jepang?" tanya Hoseok.

Astaga!!

Jimin mendengus.
"Jangan bilang kau belum memberitahunya?"

Namjoon hanya tersenyum kikuk lalu mengangguk.

"Astaga!!" pekik Hoseok dan Jimin bersamaan. Benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan Kim Namjoon!
"Kalau begitu cepat hubungi! Dasar orang aneh!" sungut Jimin.

Namjoon dengan segera merogoh ponselnya di saku celana. Dan menggulir, mencari nama istrinya di dalam daftar kontak.
Terus menggulir sampai sesuatu menyadarkannya. Namjoon memejamkan matanya dan melempar ponselnya asal!

"AARRGHHH!!" teriaknya frustasi. Membuat Jimin dan Hoseok terkejut dan menatap Namjoon bingung.

"Jangan bilang kau tidak memiliki kontak istrimu?" tanya Jimin was-was. Jangan sampai dugaannya kali ini benar juga. Awas saja, Jimin akan menendang bokong Namjoon sampai bisulan.

Dan mata sipit Jimin membulat saat menangkap gerakan kecil dari Namjoon yang mengangguk.




"ASTAGA KIM DUNGU NAMJOON!!!!"








tbc

I Love You! |Namsoo|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang