_Chapter 5_

293 33 0
                                    


Disebuah ruangan di salah satu gedung. Terdapat 8 orang pria. Berpenampilan layaknya bos besar.
Lalu terdapat meja yang di penuhi oleh minuman anggur. Ruangan itu terlihat sangat mewah. Lantai marmer. Dinding dengan lukisan bernilai jutaan atau triliunan. Lalu sebuah lampu besar di bagian atas tengah ruangan.

"Brp lama dia akan sampai? " tanya salah satu pria disana kepada teman nya.

"Mungkin sekitar 2 menit lagi, dia katanya sudh sampai di lift" jawab teman pria tadi sembari memainkan gelas yang terisi setengah oleh anggur merah.

Pria pria lain di sana sibuk dengan urusan masing masing. Lalu sejenak kemudian pintu besar ruangan itu terbuka. Terlihat ada dua bayangan seseorang lelaki. Yang satu pendek dan satunya tinggi.

"Selamat malam tuan2 Komunis. Maaf aku sedikit terlambat" ucap lelaki pendek.

"Ya ya ya, kau selalu telat garuda" ejek salah satu pria dengan surai putih.
"Apa karena saat itu aku terlalu cepat menjajah mu? " lanjut nya.

"Bahkan  jika kau terus menjajah ku lebih lama dari si kincir angin pun, aku tak akan berubah" ucap lelaki pendek itu sembari duduk di sofa yang di sediakan.

"Hah... Ini bukan waktu nya untuk mengunkit masa lalu kau indo.. " pria dengan surai biru merah dan putih menyaut perkataan lelaki pendek itu. Ia merasa tersinggung karena lelaki pendek itu mengunkit masa lalu.

"Ya ya ya terserah kau.. Jadi apa kita mulai rencana nya?.. " ucap lelaki pendek itu sembari meminum satu gelas anggur merah.

"Ya... Tentu. "

Mahen POV

Ya sekarang adalah waktunya untukk.. Masuk sekolah. Cih.. Nendokse..

Di depan sebuah bangunan sekolah yang amat megah ku berdiri disana. Raut wajah ku tentu terlihat jelas bahwa aku tak menyukai sama sekali dengan sekolah ini. Hey coba bayangkan.. Kau masuk di sekolah yang terdapat triliunan peraturan. Ugh.. Menyebalkan..

(Illustrasi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Illustrasi)

Masuk melewati gerbang, makin tampak jelas kemegahan dari sekolah yang menyandang julukan sebagai sekolah nya para dewa dan dewi. Bukan isapan jempol belaka memang benar sekolah itu sebagai sekolah
nya dewa dan dewi. Pasal nya sekolah itu memiliki lebih dari sejuta atau mungkin miliyaran prestasi.

Ya walau begitu aku ga akan mau untuk menyumbang

Di depan halaman sekolah itu sudah banyak murid murid senior dari sekolah itu. Ya syukurnya seragam sekolah ini cukup bagus.

Aku lalu berjalan ke arah kelas 10.3 tempat yang sudh diberikan oleh koordinator.

'Sekolah elit emang beda.. '

Baru saja sampai di ambang pintu. Mata ku di suguh kan oleh interior kelas yang megah. Bagaimana tidak? Meja kursi bertingkat. Papan tulis di ganti layar besar dan bisa di kontrol dengan semaunya. Lalu masing masing meja terdapat sebuah ipad.

𝙍𝙚𝙞𝙣𝙘𝙖𝙧𝙣𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙊𝙛 𝙏𝙝𝙚 𝘾𝙪𝙧𝙨𝙚𝙙 𝙊𝙣𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang