_ Chapter 2_

443 40 5
                                    

Hari senin sudah tiba. Ini merupakan hari di mana hidup dan mati para murid2 SMP Diponegoro V. Pasalnya hari dimana hasil belajar akhir mereka akan di umum kan di depan orang tua/wali masing masing.

Di depan halaman sudah banyak kendaraan dari orang tua murid atau wali murid terparkir. Banyak juga ibu ibu yang berkumpul untuk membicarakan nilai anak anak mereka. Ada juga satpam dan guru yang berjaga di depan pintu gerbang. Sejumlah murid juga tampak di sana. Berbicara dan tertawa bersama.

Mahen, juno, reza, dan dion terlihat di taman dekat sana. Mereka duduk dengan anteng mabar game sembari di temani cemilan dan minuman yang mereka beli.

"DANCOKKK!! REZZZ KENAPA LU KAGA ULTI TADI BANSATTT!!"

"PICEK MENENG SU!! DI KROYOK AKU IKI!! "

"IONNN BANTU IONN!! TOWER SAMPING MAU JEBLOK!! "

"SABAR LAH HEN!!LAGI OTWW!"

Ya seperti anak anak lelaki pada biasanya mulut mereka saat main game sudah tak bisa di jinakan lagi. Berisik? Tentu nya. Para lelaki itu terus melontar kan kata kata sarkas untuk melampiaskan kekesalan mereka. Hingga pada puncaknya saat operator game terdengar mengirim sinyal Deafet.

'Picek asu kontol.. 'Batin juno melihat layar hape nya menampilkan hasil game tadi.

_23 - 33_

"Rez rez.. Tdi kalo lu ulti kelar dah tim lawan. " ucap juno dengan nada yang lesu karna hasil game tadi. Sang empu yang terpanggil nama nya juga membalas. "Bacot jambul kuno lu juga tdi kaga bantuin gwe. " balas nya dengan nada sama.

"Hadehhh ajg si.. Dah lah takdir Tuhan. " pasrah dion. Mahen juga tak beda jauh keluhannya. "Ya Allah kenapa kau lakukan ini kepada ku.. Terlalu berat tak bisa di angkat.. Hiks.. " ucap mahen sembari memeluk salah satu pohon di sana.

"Oy kalean! Ngapa lesu gitu?. Kek ga ada nyawa " seru seorang gadis yang tiba tiba datang menghampiri mereka. Di samping gadis itu juga ada gadis lainnya. Gadis yang tadi bertanya kepada mahen cs memiliki rambut yang di sanggul ke belakang. Rambut merah tua dan netra darah. Tatapan nya dingin dan sejuk.

Gadis lainya memiliki rambut hitam dikuncir dengan pita yang melekat. Netra sama sama merah darah. Kedua gadis itu lebih di kenal dengan sebutan iblis merah bersaudari. Gadis gadis itu benar bersaudara. Rambut merah tua sebagai sang adik dan rambut hitam sebagai sang kaka. Kedua nya mirip bahkan tinggi nya juga hampir sama.

Satu hal yang membedakan mereka adalah sifat saja. Sang adik terkesan judes dan tak peduli sekitar. Sang kaka sebaliknya peduli dan perhatian.

"Ouh lu mor. Gwe kira saha"respon dion kepada gadis rambut merah. Sang gadis yang dipanggil nama nya singkat juga merespon. " dih lu kira setan ape? "Balas gadis itu sembari menampilkan wajah khas nya.

" yee lu kan setan ajg. Definisi menolak fakta"ucap dion dengan nada mengejek. Sang gadis tak Terima dengan ucapan dion. Terlihat wajahnya berubah drastis. Mata nya melebar menampilkan bola mata merah menyala. "Dionendra Al-fatih mulutmu liar ya.. Seenaknya memaki Morana Anile Nephthyst gitu. " ucap gadis itu dengan nada dalam dan mencekam.

Dion hanya menatap malas ke arah gadis bernama Morana itu.

"Adeee jangan gitu lah, dia lebih tua dari mu" ceramah Sang kaka dari Morana. Sang ade tak Terima jika kaka nya membela orang seperti itu. Ia berucap "kaka buka lah mata mu lebar lebar. Anak yang tau nya main saja itu tak pantas di bela".

" hadehh mulai lagi deh. Ga cape berantem mulu mor, ion? Lama lama kalo berantem bisa jodoh loh"Celetuk reza yang akhirnya merespon pertengkaran itu. Kedua orang yang merasa nama nya di panggil lantas menatap reza dengan tajam.

𝙍𝙚𝙞𝙣𝙘𝙖𝙧𝙣𝙖𝙩𝙞𝙤𝙣 𝙊𝙛 𝙏𝙝𝙚 𝘾𝙪𝙧𝙨𝙚𝙙 𝙊𝙣𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang