Bonus Chapter: Jeonghan's Quest

832 147 19
                                    

Haiii!!!

Akhirnya aku punya kesempatan untuk bikin bonus chapter Jeonghan nih~

Supaya gak bingung boleh cek bagian akhir bonus chapter sebelumnya yang "Betrayal". Hope you enjoy this chapter❤️

Cr pict: My Precious for Jeonghan


Happy reading!^^



~°~°~

"Kau ... siapa?"

Jeonghan mengamati pria yang berdiri di hadapannya. Kulitnya pucat, bermata kelabu, dan bersurai pirang. Teramat asing dalam ingatan Jeonghan. Namun entah mengapa Jeonghan yakin itu bukanlah pertemuan pertama mereka.

"Apakah aku mengenalmu?" tanya Jeonghan kembali.

Pria itu menggelengkan kepala sambil mengulurkan tangan, membantunya untuk berdiri. "Tidak," jawabnya. "Tapi aku sangat mengenalmu."

Jeonghan mengerutkan dahi. Agak bingung dengan jawabannya meskipun pada akhirnya ia meraih uluran tangan itu dan berdiri.

Jeonghan diam sejenak. Matanya menyisir sosok di hadapannya dari ujung kepala hingga kaki. Mencoba memancing memori terdalamnya. Mustahil ia tak pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya. Meski tetap tak mampu mengenali wajah itu, ia tetap familier dengan aura yang dibawa pria itu.

"Jadi ... siapa kau?" tanya Jeonghan, masih dengan tatapan meneliti. "Jika aku tidak mengenalmu, bukankah secara etika kau harusnya mengenalkan diri?"

Pria bersurai pirang itu menghela napas. Ia menyentuh dahi dan sedikit menunduk.

"Ternyata agak merepotkan," gumamnya.

Jeonghan menaikkan sebelah alis. Rasanya ia ingin membalas 'kau juga merepotkan karena harus kuingat-ingat siapa' namun memutuskan diam.

"Vernon," ungkap pria itu pada akhirnya. Ia mengembuskan napas panjang. Tampak mempersiapkan diri untuk sesuatu yang rumit. "Begini, aku akan langsung ke intinya. Aku tahu di mana adikmu berada."

Jeonghan membulatkan mata. Sontak ia meraih dan meremas jas pria di hadapannya. Dengan terburu-buru ia bertanya, "Di mana dia sekarang? Apa dia baik-baik saja? Bagaimana kau mengenalnya? Mengapa kau tahu harus mencariku di sini?!"

"Santai ...." Vernon mengerutkan dahi. Dengan hati-hati ia menyingkirkan tangan Jeonghan dari pakaiannya. "Dia masih hidup. Paling tidak sampai aku kembali."

"A--apa?"

Jeonghan mengerutkan dahi. Tak mengerti ke mana arah pembicaraan pria itu. Ada terlalu banyak pertanyaan berkecamuk dalam benaknya, tetapi tak satu pun berhasil ia susun dalam sebuah kalimat.

"Adikmu berada dalam bahaya. Kalau kau masih ingin melihatnya hidup-hidup, kau harus membuka cakramu yang sudah bocor," balasnya.

Jeonghan semakin tak mengerti. Cakra apa? Mengapa bocor? Bagaimana pria ini tahu mengenai hal itu?

"Maksudmu apa sih?" tanya Jeonghan agak sinis. Ia tak bisa mengendalikan nada bicaranya.

Vernon sekali lagi menghela napas. "Terlalu repot untuk dijelaskan. Aku juga yakin kau tidak ingin tahu detailnya."

"Betul," balas Jeonghan spontan.

Vernon berujar, "Intinya kau punya kemampuan khusus. Kau lebih sensitif dari manusia lainnya.


"Cari tahu sendiri bagaimana caranya membuka cakra. Lalu temukanlah cara untuk pergi ke Magic Land."


"Magic Land?" Jeonghan mengerutkan dahi, tatapannya agak skeptis. "Tempat macam apa itu?"

Royal Blood (Heir of The Throne) [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang