25

1K 281 33
                                    

Hallo apa kabar? Semoga sehat-sehat selalu ya❤️

Aku belum bales komentar chapter kemarin 😭 aku bales setelah update ini ya~


Happy reading!^^



~°~°~



Aku yakin aku melihat Vernon.

Aku tak bisa mengenyahkan bayangan itu dari kepalaku. Bahkan sampai saat ini, di waktu makan malam, aku tak bisa fokus.



Trang!


Aku tersentak ketika pisau di tanganku terjatuh. Entah sudah berapa kali aku menjatuhkan peralatan makanku malam itu.

Josh dan Xu langsung menatapku bingung. Lizy menaruh peralatan makannya kemudian menyentuh bahuku.

"Dik, kau tampaknya tidak fokus. Ada apa?" tanya Lizy.

Ohh bagus ... ini pertama kalinya kami bicara lagi saat makan malam—sejak aku bangun mereka semua jadi pendiam—tapi karena kebodohanku.

Aku langsung menaruh garpu dan minum. Menarik napas panjang sebelum menjawab, "Aku hanya khawatir dengan upacara pembukaan sekolah. Ini hasil kerja pertamaku, jadi aku gugup."

Kadang-kadang aku bersyukur pandai berbohong. Tampaknya tidak ada yang curiga kecuali Scoups, tentu saja, karena kami melalui penyerangan itu bersama.

"Jangan dipikirkan, kau akan berhasil. Hmm?" Lizy kelihatannya tidak percaya, tapi memutuskan untuk menghiburku saja. Aku menghargai tindakan satu itu karena aku tidak mau dan tidak bisa membicarakan apa-apa di depan mereka.

Aku diam-diam memperhatikan ketiga kakakku. Berusaha mempelajari gerak-gerik mereka. Bukankah harusnya dia senang melihatku begini? Bukankah harusnya paling tidak tersenyum?

Aku sangat frutasi! Mengapa mereka hebat sekali dalam berakting?!

"Ini, alat makan baru." Xu menyodorkan garpu dan pisau baru padaku. Sepertinya aku terlalu banyak melamun sampai-sampai tidak sadar kapan dia pergi.

"Terima kasih, Kak."

Aku hendak mengambil alat makan itu, namun seseorang menahan tanganku. Aku langsung menoleh. Mataku membulat ketika menemukan Scoups berdiri di belakangku.

"Apa yang ...."

"Kau tidak bisa makan sendiri di situasi seperti ini," ucapnya kemudian mendudukkan diri di sampingku. Ia mengambil alat makan dan piringku kemudian menyodorkan potongan daging. "Buka mulutmu."

Aku bahkan tidak menoleh, namun bisa merasakan tatapan intens dari tiga arah. Aku berusaha memelototinya diam-diam. Hey! Dia tidak boleh menunjukkan kasih sayang di depan yang lain karena jelas dia tidak pernah seperti itu pada mereka.

"Kak—" Aku hendak protes karena ia tampaknya tak ingin mundur, namun Scoups malah tersenyum.

SCOUPS, KAKAK TERTUA YANG DINGIN, TERSENYUM MANIS PADAKU DI DEPAN YANG LAIN!

Ohh astaga jantungku hampir copot! Aku bahkan tidak bisa mengendalikan keterkejutanku.

"Kau—"

Scoups memanfaatkan itu untuk memasukkan makanan ke mulutku. Aku tak punya pilihan selain mengunyahnya.

"Anak baik," ucapnya sambil mengusap rambutku yang tak tertutupi mahkota. Saat itulah aku sadar apa yang dia lakukan.

Dia berusaha memancing-nya keluar. Namun sayang, aku tidak merasakan apa-apa.


Royal Blood (Heir of The Throne) [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang