Lan wangji tengah mengutarakan niatnya untuk kembali melakukan perjalanan, dengan Wei wuxian. Lan xichen masih dengan buku, senyumnya yang sudah dipahat diwajahnya menyatakan persetujuan Lan wangji untuk kembali melakukan perjalanan. Namun entah kenapa, Lan wangji tidak kunjung berpamitan.
Lan xichen yang belajar tidak menggubris apapun lagi, menunggu Lan wangji untuk memulai kembali pembicaraan. Dari sorot mata yang dipandang Lan xichen, ia mengerti jika adiknya masih enggan untuk pergi.
Lan wangji sendiri merasa jika tidak sebaiknya ia pergi meninggalkan gusu, terutama kakaknya. Sehingga, Lan wangji hanya akan duduk menemani kakaknya sampai teh dalam teko tidak terisi.
Tapi disaat teko habis, Lan wangji menawari kakanya untuk kembali mengisi teko. Hingga diisian teko ke tiga, Lan xichen tidak menginginkan minum lagi.
Lan wangji yang sudah tidak memiliki cara untuk bertahan sedikit lama, tidak tahu harus apa. Di satu sisi Wei ying sudah menunggu, di satu sisi ia juga menunggu kakak untuk bertanya.
"Xiaozhang, apa Xiaozhang ingin bertanya sebelum aku pergi?"
Lan xichen tersenyum, "Wangji, tidak baik membuat orang lain menunggu"
Wangji merasa aneh pada kakaknya. Memang benar, membuat orang lain menunggu itu tidak baik. Tapi apa kakaknya tidak sadar jika mereka sudah menghabiskan dua teko? Lan wangji sudah membuat Wei wuxian menunggu sedari tadi. Membuatnya menunggu sedikit lebih lama untuk kakaknya sepertinya tidak masalah.
Yang membuat Wangji merasa aneh adalah, kakaknya tidak sepeduli dulu lagi. Sedikit saja ada keanehan pada Lan wangji, Lan xichen akan bertanya. Lan xichen akan mencari tahu. Lan xichen tidak akan keberatan untuk terjun pada masalah orang lain, terutama adiknya. Tapi ini..
Sejujurnya Lan wangji juga tidak ingin membuat Wei ying menunggu. Lan wangji ingin segera berlari dan memeluk Wei ying. Tapi, apa yang dihadapannya saat ini adalah kakaknya.
Lan wangji kembali mengatur napasnya, tidak ingin berpikiran terlalu lama. Akan lebih baik untuknya segera menemui Wei ying. "Xiaozhang, Wangji pamit terlebih dahulu." Dibalas senyum oleh Lan xichen dan mengingatkannya untuk selalu berhati - hati.
Sejenak sebelum Lan wangji meninggalkan Lan xichen, ia melihat ke belakangnya. Lan xichen masih terpusat dengan bukunya. Buku tanpa nama yang diambil dari perpustakaan dalam. Lan wangji sendiri mencoba mengingat kembali isi dari dalam buku. Tapi berdasarkan ingatannya, buku tanpa nama dalam perpustakaan dalam tidak hanya satu. Isinya pun berbeda - beda. Bergantung pada warna sampul dan keterangan di halaman pertama.
Sementara yang dibaca Lan xichen adalah buku tanpa nama bersampulkan warna biru sesuai dengan warna awan mereka. Jika buku tanpa warna berwarna biru awan, maka ada dua buku. Satu buku Lan terdahulu, dan buku Raja Naga.
Lan wangji meski tidak tertarik dengan buku Raja Naga, tapi ia tetap membacanya. Bagaimanapun, membaca adalah kunci dari pengetahuan, selain pengalaman. Lan wangji mengingat kembali apa isi dari buku Raja Naga. Garis besar isi dari buku tersebut adalah, kebenaran mengenai Raja Naga sebagai pelindung Gusu Lan. Meski didalam buku tertuliskan 'kebenaran' namun Lan wangji sendiri belum bisa menemukan kebenaran itu dengan melihatnya sendiri.
Ingin menyatakan keraguan namun keluarga Lan tidak mungkin meninggalkan kebohongan.
Maka Lan wangji hanya bisa menyampaikan apa yang ada didalam bukunya.Tapi, untuk apa Xiaozhang membaca buku itu lagi? Seingatku, kita sudah membacanya di kala kita kecil?
***
Simbiosis mutualisme, begitulah Jiang wanyin menyebut hubungan antara dirinya dengan Lan xichen, yang saat ini ada dihadapannya.
Sesuai dengan jaji diantara mereka, mereka akan lebih sering bertemu disaat matahari naik menjelang matahari tenggelam. Kapan mereka bertemu, Jiang wanyin akan memberi kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teratai Yunmeng Jiang 2
Fiksi PenggemarJangan lupa untuk membaca terlebih dahulu di akun @mimawow Untuk seterusnya, akan di upload di akun ini