Bagian 18

3.3K 308 17
                                    

"Lepaskan yoga ya nak dan jaga anak-anak yoga. Sayangi, lindungi, dan rawat mereka seperti anak mu" ucap wanita paruh baya yang ada di sebelah kanan yoga.

"Biarkan yoga pergi bersama kami dan kau tak perlu khawatir tentang orangtuamu" ucap pria paruh baya yang ada di sebelah kiri yoga.

"Siapa kalian?" Tanya el.

"Sayang" yoga mengangkat wajah El supaya menatapnya dan mengusap air mata yang keluar dari mata El.

"Daddy akan selalu ada di samping kamu tapi maaf Daddy harus ikut bersama orang tau Daddy" jelas yoga sambil menatap mata El dengan tatapan penuh kasih sayang.

"Hmm? Kenapa? Kenapa harus pergi?!" Tanya el.

"Sudah ya nak, lepaskan yoga" pinta pria paruh baya itu.

"Hiks trus El gimana?" Tanya el lanjut nangis.

"Kau tak perlu khawatir sayang, semua akan baik baik saja" ucap wanita paruh Bayah itu sambil mengusap rambut El.

"Benarkah? Lalu apakah El bisa menemui Daddy?" Tanya el pada ketiga orang di depannya.

"Bisa sayang, datanglah ke rumah sakit xxx (males mikir nama RS nya) ruangan anggrek" ucap Yoga sambil mengusap pipi El yang masih mengeluarkan air mata.

"Hiks b-baiklah El akan ke sana" ucap el.

Setelahnya ketiga orang yang ada di depannya menghilang begitu saja menyisakan el yang semakin menangis kencang dan tertunduk lemas.

Kembali ke dunia nyata

Gabriel yang lagi tidur langsung terbangun dengan posisi duduk, mengumpulkan nyawanya lalu ia teringat dengan mimpinya dan segera mengambil jaket dan juga kunci mobil, setelah nya ia keluar menuju rumah sakit yang tadi di beritahu yoga.

Di sisi lain yoga dengan selang bantu pernafasannya tiba tiba Membusungkan dadanya membuat para bodyguard yang di suruh Dominic panik tapi untunglah ada tangan kanan Dominic dan juga tangan kanan yoga di keaga mar yang berhasil memantau tuannya.

Mereka berdua yang lagi berjaga dengan kondisi yoga merasa panik lalu tangan kanan Dominic segera keluar memanggil dokter, tangan kanan yoga yang tadi ingin memanggil dokter tak jadi karena melihat tangan kanan Dominic yang sudah berlari sambil memanggil dokter. Ia lebih memilih memeriksa ke adaan yoga lewat komputer jadi ia memilih duduk lagi di sofa sambil memainkan laptopku tapi betapa terkejutnya ia bahwa melihat kondisi jantung yoga yang makin melemah. Segera ia menaruh laptopnya di meja depan dan lari keluar ruangan sambil berteriak 'dokter'

Di sisi lain El terus menyetir mobilnya menuju rumah sakit dengan kecepatan penuh, ia di klaksonkan dan di teriaki oleh para pengendara lain tapi tak ia hiraukan karena yang ada di pikirannya hanya yoga.

"Daddy ayo bertahan" gumam yoga sambil fokus ke jalan.

"Dad ayo bertahan El akan segera datang" El terus mengucapkan kata semangat untuk yoga sampai ia tiba di rumah sakit yang yoga bilang di mimpinya.

Ia segera masuk dan menanyakan ruangan milik yoga kepada resepsionis nya. Setelah di beri arahan oleh resepsionisnya, el segera berlari ke arah ruangan itu dan mencari di mana ruangan itu. Setelah menemukannya El ingin segera masuk tapi di tahan oleh penjaga di sana lalu ia melihat ada tangan kanan yoga jadilah ia menghampirinya.

"Dimana yoga?" Tanya el dengan nafas yang tak beraturan.

Dua orang yang sedang duduk bersebelahan mendongak menatap El lalu tangan kanan yoga berdiri saat mengetahui pacar tuannya datang.

"Tuan yoga sedang diperiksa oleh dokter karena kondisinya yang semakin memburuk, nyonya lebih baik tunggu di sini" ucap tangan kanan yoga sambil menyuruh El untuk duduk.

Saya Bukan DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang