"Jangan baper! Semua yang gue lakukan dulu itu cuman sandiwara!"
"N-nggak mungkin kan?"
Saga menatap perempuan dihadapannya yang sudah bersimbah air mata itu. Tidak ada kata kasihan di kamus Saga.
"Nggak usah drama!" dengus Saga sedikit kesal.
"Semua perhatian itu?"
Lalita menundukkan kepalanya, dia tidak percaya akan berada disituasi seperti ini. Dia meremas jari-jari tangannya kebiasaan dirinya jika sedang takut.
"Semua itu bohong! Gue nggak pernah cinta sama lo, gue ngelakuin itu karena gue kalah taruhan sama temen-temen gue."
Tubuh Lalita semakin menegang, dia menatap Saga tak percaya, jadi seperti itu permainan Saga dengan teman-temannya itu.
"Nggak usah nangis dan banyak drama, deh! Lo juga nggak tulus sama gue, lo cuman porotin harta gue, jangan kira gue nggak tahu bagaimana kelakuan lo diluaran sana," hardik Saga, dia sangat muak melihat air mata buaya itu.
Perempuan itu menghapus air matanya dengan kasar, lalu tatapannya beralih pada Lalita yang berada tepat disamping Saga.
"Ini semua gara-gara lo!" Perempuan itu langsung mendorong Lalita dengan keras, sehingga membuat istri Saga itu sedikit terhuyung kebelakang.
Saga yang melihat istrinya diperlakukan kasar oleh seseorang langsung maju paling depan, dia semakin menatap tajam perempuan yang ada dihadapannya itu.
"Lo budek apa gimana, hah!" bentak Saga dengan menunjuk wajah Dini. "Ini nggak ada hubungannya sama istri gue, jangan libatin dia!"
"Kita masih belum putus, Ga. Dan tiba-tiba aku sudah dapat kabar kalau kamu sudah menikah, kamu permainin perasaan aku tau nggak!" teriak Dini tak kalah kerasnya.
Lalita tidak pernah berada disituasi seperti ini, dia memilih untuk menyembunyikan badannya di punggung Saga.
"Jadi kita belum putus? Oke, mulai sekarang kita putus!" ucap Saga enteng.
Dini menggelengkan kepalanya tak percaya, dia tidak terima dibuang begitu saja oleh Saga.
"Nggak! Aku nggak terima, aku nggak mau putus dari kamu. Kita masih pacaran dan," tolak Dini.
Saga tak peduli dengan penolakan Dini itu, toh dari awal pacaran dulu Saga tidak pernah menganggap Dini itu ada.
Bentuk perhatian Saga pada Dini hanya sebatas memberikan uang saja, dia tak pernah memperlakukan Dini dengan spesial, tidak ada makan malam romantis, tidak ada Quality time berdua, jadi tidak ada yang berkesan bagi Saga.
"Dan gue juga nggak minta persetujuan dari lo! Yang jelas sekarang kita sudah tidak ada hubungan lagi." Saga menarik tangan Dini agar dia segera keluar dari rumahnya itu.
Dini mencoba memberontak, kini tatapannya kembali menatap Lalita yang sedang berdiri kaku itu.
"Gue yang cantik aja hanya dijadikan bahan tahuran oleh Saga, apa lagi lo! Jangan mimpi akan menjadi ratu dikehidupan Saga!" teriak Dini saat dia sudah berada diambang pintu.
"Bacot Njing!" maki Saga yang langsung mendorong Dini dengan keras, tak peduli jika perempuan itu akan jatuh karena dorongannya yang terlalu keras itu.
Setelah itu Saga langsung menutup pintunya dengan keras, dia sungguh menyesal karena telah membuka pintu tadi, jika tahu yang datang adalah jelmaan iblis dia tidak akan membuka pintu rumahnya itu.
Saga menatap Lalita yang sedang Shock dengan kejadian barusan, dengan langkah pelan Saga mendekati Lalita, dia tidak ingin Lalita berpikir buruk tentang dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Bisa Cinta?
General FictionLalita Salsabila gadis yang jauh dari kata cantik, bahkan tak jarang Lalita dijuluki si 'burik' karena wajahnya yang kusam berminyak, kulit coklat, tubuh pendek dan sedikit gemuk. Dia dikucilkan, bukan hanya oleh teman-temannya bahkan keluarganyapun...