3

72 13 2
                                    

"Jadi, kapan kamu mau cerai sama Lalita?"

"Sudah cukup dramanya ya, Mama sudah sangat pusing mendengar pertanyaan-pertanyaan teman arisan Mama yang menyayangkan pernikahan kamu dengan Lalita."

Wanita paruh baya itu menatap anaknya dengan tajam, saat pertama kali anaknya itu meminta izin untuk menikah dia sudah sangat senang, tetapi setelah dia melihat calon pengantin wanitanya itu, Maria, ibu Saga itu langsung kecewa.

"Mama tahu, kamu menikah itu hanya karena permainan konyol kamu dengan teman-teman kamu itu  kan?"

Maria sudah hafal dengan tabiat anaknya itu, meskipun usianya sudah dua puluh lima tahun, tapi putranya itu masih sering nongkrong bersama teman-temannya.

Saga mengacak-acak rambutnya frustasi, "Kenapa semua orang mengira kalau aku menikah hanya karena permainan konyol! Ma, aku menikah dengan Lalita itu murni karena aku cinta pada dia."

Maria menganga, dia menggeleng tak percaya, "Jangan main-main Saga! Mama sudah menemukan wanita yang cocok untuk kamu. Jadi, secepatnya kamu harus ceraikan Lalita."

Brak!!

Saga menggebrak meja restoran sehingga membuat dia menjadi pusat perhatian para pengunjung restoran.

Namun, setelah mendapatkan pelototan tajam Saga, mereka kembali mengalihkan perhatiannya. Siapa yang berani saat mata tajam Saga melebar.

"Ma, Mama sudah nggak waras?! Aku sudah punya istri dan Mama masih mau menjodohkan aku dengan wanita lain?" Saga sudah tidak bisa mengontrol emosinya lagi.

Maria menghela nafasnya, "Mungkin jika fisik Lalita tidak seburuk itu Mama akan merestui pernikahan kalian walaupun Lalita berasal dari keluarga yang kurang mampu. Apa yang kamu lihat dari dia Saga? Bagaiamana nanti keturunan kamu, apa tanggapan orang-orang nantinya," ujar Maria panjang lebar, dia tidak bisa menerima semua ini.

Saga tertawa pelan, kenapa semua orang selalu menghina fisik Lalita, tak bisakah mereka melihat sisi lain dari Lalita?

"Ada apa dengan fisik Lalita, Ma? Tangannya lengkap, begitu pula dengan kedua kakinya itu. Dia punya mata yang masih berfungsi dengan benar, dia juga tidak tuli."

"Dia jelek Saga! Tubuhnya hitam dekil tak terurus, bahkan mengurus tubuhnya sendiri tidak bisa bagaimana dia bisa mengurus kamu!" bentak Maria, di usianya yang sudah tak lagi muda itu dia masih dipusingkan dengan masalah anaknya.

Tak tahukah Saga, jika dia hanya menginginkan yang terbaik untuk dirinya.

Saga memejamkan matanya, nafasnya memburu sekuat tenaga dia mengontrol emosinya agar tidak meledak dihadapan mamanya itu.

Telinganya berdengung dengan keras saat mamanya menyebut Lalita hitam dekil, walaupun apa yang dikatakan oleh mamanya itu adalah fakta, tapi Saga tidak bisa menerimanya.

"Lalita mengurusku dengan baik, Ma. Semua kebutuhanku dia sediakan tanpa aku minta," ujar Saga dengan suara pelan.

"Dia tidak pantas bersanding dengan kamu yang sempurna ini, Saga!" ujar lagi Maria.

Bahkan, seluruh duniapun tahu jika Saga dan Lalita sangat tidak pantas bersanding. Bagaikan langit dan bumi, tetapi Saga malah memaksa untuk bersatu.

"Mama pikir aku se sempurna apa?" tanya Saga tersenyum kecut. "Nggak, Ma. Aku nggak sesempurna yang Mama kira, aku adalah manusia brengsek Ma, bahkan Mama juga tahu dunia kelam aku seperti apa, keluar masuk penjara."

"Disini bukan Lalita yang beruntung mendapatkan Saga, Ma. Tapi Saga lah yang beruntung bisa mendapatkan Lalita!" lanjut Saga.

"Mata kamu sudah benar-benar buta Ga, Lebih baik Mama melihat kamu keluar masuk penjara daripada melihat kamu menikah dengan perempuan seperti Lalita. Mau ditaruh dimana muka Mama setiap ada arisan, mereka pasti akan membicarakan kamu dan pernikahan kamu."

Mengapa Bisa Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang