Pertama-tama makasih buat kalian yang mampir. Saya tau cerita ini masih banyak kurangnya, oleh karna itu silahkan meninggalkan komentar yang membangun. Makasih! Jangan lupa Vote saranghae
.
.
.
.
."NABILA?! APA-APAAN KAMU INI?!" marah Pak Tarno. Guru BK dari Sma 24 Garuda Bangsa. Pria tua berkaca mata dengan perut sedikit membuncit itu tak habis pikir melihat Nabila dan kedua temanya yang ketahuan merokok di kantin belakang tempat para berandalan sekolah kumpul saat jam istirahat. Walaupun Pak Tarno tau jelas siswi seperti apa Nabila, tapi tetap saja. Ini area sekolah. Dan hal itu dilarang.
Pak Tarno diam. Mencoba untuk meredakan emosi di dalam kepalanya. Pria itu mondar-mandir di depan tiga gadis remaja yang menjadi pelaku utama dari gosip yang beredar di sekolah.
"KALIAN TIDAK MALU? KALIAN ITU PEREMPUAN!" murka Pak Tarno lagi sambil berkacak pinggang. Tidak bisa. Ia tidak bisa menjaga sopan santun bicaranya saat menghadapi Nabila. Entah jurus apalagi yang harus Pak Tarno luncurkan untuk membuat gadis nakal itu jerah.
Ketiga gadis itu menunduk dalam sesekali mencuri pandang pada Pak Tarno yang wajahnya memerah menahan ledakan emosi di kepalanya.
"Siapa yang beli rokoknya?" tanya Pak Tarno lagi, nadanya tegas dan tak keras seperti tadi. Pria itu mencoba bersabar mengurusi siswanya yang ada saja kelakuan di luar nalar mereka. Seharusnya ia tak perlu kaget begini, toh Nabila memang sudah terkenal dengan sikap ajaibnya. Selagi gadis itu tidak dalam kasus perundungan Pak Tarno akan memaklumi segala tingkah nakalnya.
"SIAPA?!" bentaknya lagi saat tak ada satupun dari mereka yang menangapinya.
"Nabila Pak!" seru Tirsa dan Yesa bersamaan membuat Nabila yang sedari tadi menunduk diam menoleh kaget menatap kedua sahabatnya dengan mata terbuka lebar.
"Sialan," desis Nabila menatap Yesa dan Tirsa yang menatap takut padanya. Raut wajah mereka seakan mengatakan maafin gua Bila
Memang benar Nabila yang membelinya tapi itu karna Yesa dan Tirsa yang memaksanya. Yah, walaupun awalnya Nabila yang mengajak mereka duluan.
"Nabila apa itu benar?" tanya Pak Tarno mencoba bersabar.
Nabila menoleh lagi menatap Pak Tarno yang sorot matanya semakin tajam. Penggaris besi yang sedari tadi Pak Tarno pukul-pukulkan di tanganya membuat bulu kuduk Nabila berdiri seketika.
"Ehh... gak gitu Pak, anu..."
"APA BENAR NABILA?!" tanya Pak Tarno tak mau berbasa-basi. Dia sudah sangat tau kelakuan akal bulus Nabila yang jago mencari alasan.
Nabila akhirnya menyerah, dia mengangguk pasra. Ini memang salahnya, walaupun dikenal murid bar-bar seantero sekolah namun hal ini baru bagi Nabila. Ia hanya curhat pada Yesa bahwa ia tidak bisa tidur beberapa hari ini dan Yesa memberikan solusi itu, ditambah karna Nabila adalah sosok remaja yang mudah penasaran tampa pikir panjang ia langsung membelinya tanpa tau resiko apa yang menunggunya di depan sana.
Pak Tarno menghembuskan nafas panjang lalu membalikan badanya, beristifar berulang kali menenangkan hatinya yang diliputi emosi, pria berkaca mata itu memijat pangkal hidungnya karna mendadak saja kepalanya terasa berat dan pusing.
Tampa pikir panjang Pak Tarno meraih ponselnya di atas meja lalu menelfon seseorang. "Halo? Dengan Ayah Nabila?"
"Pak!" protes Nabila kaget saat ayahnya di telfon dengan begitu tiba-tiba.
"Bisa ke sekolah sekarang Pak? Saya ingin bicara dengan Bapak."
Nabila semakin melototkan matanya sambil meremas roknya karna gugup. Matilah dia kalau ayahnya sampai tau dia merokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabila's Secret Husband [REVISI]
Teen FictionNabila si cewe pemberani! Gelar yang ia dapatkan karna tak kenal takut dengan siapapun. Bagi Nabila hanya satu yang perlu ia takuti yakni Tuhan pencipta alam semesta, karna motto itu juga Pak Tarno selaku guru Bk harus naik darah setiap minggunya ka...