Hamzah mendorong pelan keranjang belanjaanya. Dia sedang melihat-lihat snack yang akan dia beli untuk Nabila.
Pria itu berhenti melihat satu snack kesukaan Nabila.
"Bil, mau yang ini gak?" tanya Hamzah menoleh namun nihil. Nabila tidak ada di belakangnya. Kemana gadis itu?"Nabila?" cari Hamzah melempar tatapanya ke semua arah.
Dari depan sana Hamzah menemukan sang istri yang sedang berbicara dengan seseorang dan Hamzah tidak tau siapa. Namun dia terlihat familiar. Pria itu lebih tinggi dari Hamzah, lebih putih dan lebih tampan tentunya.
Kesal. Ada rasa kesal yang menyelimuti hati Hamzah saat menatap Nabila yang tersenyum ramah ke arah pria itu.
Nabila menoleh dia melihat Hamzah dan detik itu juga dia bergegas pergi setelah menyapa kakak kelasnya dulu.
"Zah," panggil Nabila namun Hamzah langsung pergi begitu saja seperti mengabaikanya.
Nabila tetap positif thingking. Dia mengikuti langkah Hamzah. "Kayaknya ini enak deh, Zah," jelas Nabila menunjuk satu roti yang juga Hamzah lihat.
Hamzah diam. Dia langsung pergi begitu saja padahal sudah sangat sering Nabila memanggilnya.
"Hamzah," cegah Nabila tau pria di hadapanya ini sedang tidak baik-baik saja.
"Apa?" ketus Hamzah tidak mau menatap Nabila.
"Lo kenapa? Lo marah sama gue?" tanya Nabila bingung pasalnya dari tadi dia mencoba mengajak Hamzah berbicara tapi pria itu selalu mengabaikanya.
"Gak tuh," elak Hamzah cepat bergegas pergi tapi Nabila kembali menahan lenganya.
"Marah karna apa? Gue ada salah?" tanya Nabila cepat.
Hamzah diam. Dia menatap lama mata Nabila yang mengerjab cepat seakan mengisyaratkan permintaan maaf padahal Nabila tidak berbuat salah apapun. Hamzah pikir dia terlalu berlebihan karna cemburu pada gadis itu dan bertindak kekanak-kanakan.
"Gue yang salah," jelas Hamzah murung dan pergi menuju kasir.
Nabila menghembuskan nafas lelah. "Ada yang gak beres," tuturnya mengejar Hamzah yang kini sedang antri.
Nabila berdiri diam di belakang Hamzah.
"Bil, ketemu lagi," jelas pria di belakang Nabila membuat kedua pasangan itu menoleh ke belakang.
"Eh kak Key," sapa Nabila ramah.
Hamzah menatap nyalang pria itu. Dia pria yang tadi.
"Gue kira lo udah pergi," jelasnya.
Nabila tertawa pelan. "Gak, gue hari ini belanja cukup banyak."
Keysan menatap aneh ke arah Hamzah yang memberinya tatapan mematikan. "D-dia temen lo?" tanyanya ragu ke arah Nabila. Tiba-tiba saja bulu kuduknya meremang melihat mata tajam Hamzah yang semakin terlihat menyeramkan.
Nabila tersenyum. Dia mengandeng tangan Hamzah lalu mengangkatnya. Memperlihatkan pada Keysan bahwa mereka bukan hanya sekedar temen. "Pacar gue, kenalin Namanya Hamzah," jelas Nabila dengan senyum mengembang.
Wajah menakutkan Hamzah langsung runtuh diganti dengan wajah cerah kemerahan. Pria itu mengulum senyum lalu menatap Keysan dengan wajah yang berseri bahagia. Lagi, Keysan hanya tertawa bodoh ke arah hamzah. Dia tadi takut melihat wajah menyeramkan Hamzah tapi sekarang Keysan pikir Hamzah semakin menjadi aneh karna senyum-senyum seperti itu ke arahnya.
Hamzah menjulurkan tanganya. "Gue Hamzah," tutur Hamzah cepat.
Keysan menjabat tangan itu segera. "Gue Keysan," ungkapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabila's Secret Husband [REVISI]
Teen FictionNabila si cewe pemberani! Gelar yang ia dapatkan karna tak kenal takut dengan siapapun. Bagi Nabila hanya satu yang perlu ia takuti yakni Tuhan pencipta alam semesta, karna motto itu juga Pak Tarno selaku guru Bk harus naik darah setiap minggunya ka...