28. Oppa!

101 12 1
                                    

"Liat deh. Bel," ucap Nabila memperbesar foto Hamzah di layar ponselnya. "Ayah kamu ganteng banget yah, kok Bunda baru sadar sekarang?" jelas Nabila yang melihat Story Hamzah bersama dirinya tapi wajah gadis itu diblur. Nabila yang meminta itu pada Hamzah. Kenapa? Karna kalau satu sekolah tau, bisa Habis Nabila digebukin sama Hamzah lovers.

"Liat apa lo!" teriak Yesa menyita ponsel Nabila.

"Hamzah punya pacar Bil?" tanya Yesa tidak menyangkah.

Yesa dan Tirsa sudah tau sejak kejadian itu. Mereka juga baik-baik saja saat tau Hamzah kini menjadi suami dari sang sahabat. Tapi mereka belum mendengar perkembangan dari hubungan Nabila dan Hamzah. Karna Nabila juga tidak perna bercerita.

"Hamzah goblok! Awas aja tuh, anak papasan sama gue. Gue ulek kayak cabe tuh anak! Bisa-bisanya dia selingkuh? Pasti sama Karamel kan? sama Karamel? Ikut gue Bil, kita habisisn Karamel detik ini juga!" gas Tirsa meledak-ledak sambil memegangi lengan Nabila yang menatap garang ke arah mereka.

"Ini adiknya Hamzah," ucap Nabila berbohong.

Nabila menatap sekelilingnya. Seluru tatapan kini menghampiri Nabila, tentu saja itu gara-gara kedua sahabatnya yang tidak bisa diam setelah diberitahu rahasia. Kalau sampai satu kelas Nabila tau dia dan Hamzah sudah menikah, entahlah. Alasan seperti apa yang harus Nabila berikan kepada mereka. Padahal yang mereka tau selama ini, Nabila dan Hamzah adalah musuh bebuyutan.

"Hamzah punya adek? Kok, gue baru tau?" tanya Yesa bingung.

"Perasaan nih, anak setan anak terakhir?" tambah Tirsa tau betul silsilah keluarga Hamzah. Jangankan kakak-adean, nenek sampai kakek Hamzah juga Tirsa tau.

"Jangan ngomong gitu dong Tir, lo gak sopan!" marah Nabila. Berani sekali Tirsa mengejek suaminya yang tampan paripurna tujuh turunan, tujuh samudrah dengan panggilan 'Anak setan!'

Tirsa dan Yesa menatap aneh ke arah Nabila. "Dia bukan anak setan lagi Bil! Dia nih, bukan manusia!" cerca Tirsa masih dendam.

"Tirsa!" bentak Nabila tidak terima Hamzah dikatai seperti itu.

Yesa menatap curiga ke arah Nabila. "Lo-" hentinya. Tanganya terangkat menunjuk tepat di hidung Nabila. "Lo baikan sama dia?" bisiknya membuat mata kaget Tirsa langsung memicing tajam.

Nabila mengerjab cepat. Dia tidak bisa mengangguk atau mengeleng sekarang.

"Jangan bilang lo-" henti Tirsa ikut menunjuk Nabila membuat gadis itu harus memundurkan wajahnya atau kedua telunjuk tajam sahabatnya itu bisa meletuskan bola mata Nabila.

"Tirsa! Yesa! Kembali ke kursi kalian," jelas Bu Nunu masuk dengan tumpukan kertas di tanganya.

Yesa dan Tirsa kembali ke kursi masing-masing namun kedua mata mereka masih menatap tajam Nabila yang mengelus lega dadanya.

Selamat-selamat batin Nabila ngeri.

Bu Nunu mulai membagikan kertas-kertas kuis mata pelajaran Pkn yang telah dikumpul seminggu yang lalu.

"Amananda Yesa," panggil Bu Nunu.

Yesa bangkit lalu menerima kertas itu dan kembali ke bangkunya.

Lanjut Bu Nunu terus memanggil Nama sesuai urutan absen kelas. "Nabila Sharas Emelyn," panggilnya lagi.

Nabila bangkit menerima kertas itu. Senyumnya terbit melihat angkah delapan sembilan di pojok kanan kertas.

"Riyunatirsa Rosalina," panggil Bu Nunu pada Tirsa yang namanya paling bawah.

Ketiga gadis itu menatap kertas mereka bangga. Tidak sia-sia mereka belajar semalaman karna nilai kali ini begitu memuaskan.

Di sisi lain ada Hamzah yang sedang senyum-senyum melihat ponselnya.

Nabila's Secret Husband [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang