[15] Same Wounds

2.6K 378 46
                                    

Selamat membaca!



Sepuluh hari berlalu saat Jennie memutuskan untuk kembali ke rumah setelah dirawat cukup lama di rumah sakit, itu juga karena gadis itu terus memaksa dan berakhir sang dokter memberikannya izin.

Sama seperti hari-hari sebelumnya, dua kakak beradik itu kini sedang menikmati sarapan mereka dengan tenang. Lisa sedari tadi mengunyah makanannya sambil menatap lekat wajah sang kakak.

"Eonni, bukankah sebaiknya eonni tidak bekerja dulu?" Lisa yang sedari tadi sudah menahan kalimat itu akhirnya berani ia ucapkan.

Jennie balas menatap Lisa dengan tajam "Aku sudah baik-baik saja"

"Eonni masih sering meringis, itu pasti masih terasa nyeri kan? Beristirahat di rumah saja dulu, eonni"

"Berapa kali harus aku katakan kalau aku tidak suka diatur, apa kau masih tidak mengerti?"

Lisa tidak berani mengeluarkan suara lagi, dia hanya memperhatikan Jennie yang sudah selesai dengan sarapannya dan kemudian bangkit berdiri.

"Bolehkah aku menumpang mobilmu, eonni?" sebenarnya Lisa memiliki mobil sendiri, tetapi gadis itu hanya mencari alasan saja agar dia bisa bersama sang kakak dan memastikan jika kakaknya itu sampai dengan selamat dan baik-baik saja sampai tiba di kantor.

"Yang benar saja, kita tidak searah, jangan membuatku kesulitan"

"Seharusnya tugas eonni itu memang mengantar jemput adiknya" Lisa tersenyum lebar, dia hanya mencoba menggoda kakaknya saja, mana mungkin dia tega menyuruh Jennie bolak-balik untuk mengantar jemputnya karena sekolah Lisa dan kantor Jennie tidak searah.

"Eonni... Aku akan pulang terlambat"

Seketika fokus Jennie kembali, ia menatap tajam pada sang adik "Kenapa susah sekali menuruti ucapanku, Lisa!"

"Ah bukan seperti itu eonni, aku akan menghadiri kelas tambahan yang eonni daftarkan, tapi aku juga mendaftar kelas tambahan yang lain, aku akan selesai sampai pukul sepuluh, boleh kan eonni?"

Jennie mengerutkan alisnya bingung, tidak biasanya seorang Lisa tidak perlu dipaksa untuk belajar hingga larut malam. Tetapi Jennie berpikir kali ini dia terlalu berlebihan jika mengizinkan Lisa belajar hingga larut karena waktu istirahatnya pasti menjadi berkurang.

Sebenarnya tanpa diketahui oleh sulung Kim itu sang adik hanya berbohong, ia mengarang tentang kelas tambahan yang lain, tentu saja dia harus pulang malam karena jam kerjanya di mini market. Tapi Lisa bingung harus mengatakan apa lagi sebagai alasan itu sebabnya gadis berponi itu sampai membawa-bawa waktu belajar sebagai bahan kebohongannya.

"Kau tidak perlu mendaftar kelas tambahan yang lain, aku tidak akan mengijinkanmu pulang larut malam"

"Eonni, guru bahasa inggris yang mengajar di kelas tambahan pertama itu sama sekali tidak membantu, aku tidak paham dengan penjelasannya, itu sebabnya aku mencari guru yang lain"

"Aku bilang tidak ya tidak, jangan membantahku, Lisa!" nada bicara Jennie terdengar lebih tinggi, sepertinya dia emosi dengan permintaan Lisa.

"Ya sudah, setelah ini nilaiku pasti akan lebih hancur dan eonni akan berakhir memarahiku, aku juga ingin pintar tapi kenapa otakku ini sangat payah"

Jennie tidak menjawab lagi. Gadis mungil itu keluar dengan langkahnya yang cepat, sedangkan Lisa dia tidak mau ketinggalan dari kakaknya.

"Eonni tunggu, aku akan menumpang"

Jennie terlihat pasrah, dia tidak melarang juga tidak meminta Lisa yang kini dengan santainya masuk ke dalam mobil mewah milik sang kakak.

Jennie dengan suasana hati yang sedikit buruk pagi ini buru-buru naik ke kursi kemudi. Dengan kecepatan sedang gadis Kim itu melajukan mobilnya ke arah sekolah Lisa.

Eonni, Peluk Aku [OnGoing] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang