[20] Give It Time

2.3K 343 38
                                    

Selamat membaca





Kebiasaan mungkin akan membawa seseorang menjadi permanen melakukan sesuatu hal. Tidak boleh ada paksaan atau hanya sekedar perintah untuk apa yang akan ia jalani.

Jennie terus berpikir tentang keputusan yang sudah Lisa pilih selama dia menyetir menuju rumah sepupunya. Ia sendiri tidak mengerti kenapa hatinya tidak bisa menerima atas apa yang Lisa pilih untuk hidupnya sendiri.

"Jisoo-ya, aku jahat, kan?"

Memilih untuk tidak menjawab pertanyaan dari sepupunya, Jisoo malah mendekap Jennie dengan erat. Dia tau mereka sudah cukup jauh selama ini, tetapi apakah itu harus memutuskan tali persaudaraan yang masih terikat pada mereka.

"Tenangkan dirimu, aku tidak tau apa masalahmu sekarang, Jennie-ya"

"Apa aku kakak yang buruk?" lagi-lagi pertanyaan yang dilontarkan Jennie membuat beribu pertanyaan hadir memenuhi kepala Jisoo, apa yang sebenarnya terjadi sebelumnya.?

"Lisa... aku bertemu dengannya hari ini"

Rosé yang sebelumnya tidak ingin ikut campur kini menjadi penasaran saat mendengar nama sepupu sekaligus sahabatnya yang sudah ia rindukan disebut oleh Jennie. Langkah kakinya kini mendekati Jennie yang masih menitihkan air matanya.

"Apa Lisa sudah pulang?" Rosé bertanya mengesampingkan rasa tidak sukanya pada gadis bermata kucing itu.

"Dia tidak mau"

Jawaban Jennie membuat emosi Rosé tersulut begitu saja "Apa kau tidak bisa membujuknya, bersikaplah seperti kakak sungguhan meskipun kau membencinya, apa tidak ada perasaan khawatir sedikitpun padamu, apa kau tidak bertanya-tanya bagaimana Lisa makan? Apa dia tidur dengan nyenyak? Kau benar-benar kakak yang gagal"

Jisoo menggeram dengan kalimat yang baru saja adiknya lontarkan, ia tau apa yang dikatakan Rosé benar, tetapi ini bukan waktu yang tepat untuk mengatakan omong kosong itu.

"Chaeyoung-ah, masuklah ke kamarmu, beristirahat saja besok kau harus sekolah"

"Eonni, aku ingin menemui Lisa" gadis berambut blonde itu merengek layaknya bayi.

"Dengarkan eonni, Lisa masih butuh waktu sediri, jadi biarkan dia merasakan apa yang harus ia jalani dan setelahnya dia pasti akan kembali"

Jennie mantap wajah Jisoo yang tampak sangat serius. Dia ingin mengucapkan sesuatu tetapi entah kenapa lidahnya terasa kelu.

"Sudahlah, ini sudah larut ayo kita tidur, Jennie lebih baik kau menginap saja untuk malam ini"

"Tidak, aku akan pulang saja"

"Aku tidak akan membiarkanmu menyetir selarut ini dan jangan membuatku mengatarmu karena aku harus beristirahat, besok pagi aku harus melakukan perjalanan bisnis"

Jennie sebenarnya yang paling keras kepala tetapi jika sudah melihat sisi kedewasaan seorang Kim Jisoo entah kenapa ego Jennie sedikit melunak.

"Tidur di kamar Chaeng, Chaeng kau tidur bersama eonni"

*****

Tidak seperti pagi biasanya, kali ini Jennie sarapan di rumah sepupunya dengan tenang. Sudah hampir 2 jam sejak kepergian Jisoo untuk perjalanan bisnisnya kini hanya tinggal Jennie dan Rosé yang sama-sama hening menikmati hidangan sarapan masing-masing.

Suasana canggung sangat terasa, terlebih saat Jennie melihat bagaimana Rosé menangis karena tidak ingin ditinggal oleh kakaknya. Bisa dikatakan gadis blonde itu cukup cengeng.

Eonni, Peluk Aku [OnGoing] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang