Bab 2 : Orang Asing

26.6K 3K 65
                                    

Bab 2 : Orang Asing

Ada satu hal yang harus diketahui semua orang yaitu Nazira mendapatkan followers bejibun bukan karena di-setting begitu. Dia benar-benar kaget bukan main saat salah satu photoshoot-nya di repost oleh akun besar dan tiba-tiba saja followers media sosialnya membludak. Dia memang suka bergaya di depan kamera tapi enggak niat menjadi dikenal seperti sekarang.

Yah ... begitulah. Hidup kadang emang nggak pernah bisa ditebak.

Nazira cukup enjoy dengan profesinya. Baik menjadi jurnalis junior maupun mempromosikan suatu brand di akun media sosialnya. Rata-rata foto yang diunggah Nazira adalah hasil photoshoot brand-brand yang bekerja sama dengannya, meski bukan brand besar. Kadang wajahnya dirias oleh MUA—tentu bukan MUA kondang, kadang lagi aktivitasnya yang diundang sebagai influencer untuk memperkenalkan suatu produk terbaru.

Semua ini karena Nazira sudah suka bergaya dari kecil. Dibandingkan Miwa yang malu dan nggak bisa pose di depan kamera, dia lebih ingin muncul di depan semua jepretan. Nazira udah jadi model daerah saat masih SMA. Saat dia kuliah di Jakarta menyusul Miwa, barulah side job-nya ini lumayan menghasilkan. Perjalanannya cukup panjang mulai dari mempromosikan barang secara gratis sampai saat ini dia memiliki rate card sendiri.

Apalagi, publik mulai tau bahwa dia adalah calon adik ipar pewaris tunggal CBN Group. Kadang followers-nya menanyakan keberadaan Miwa yang memang sama sekali nggak aktif di sosial media. Kakaknya hanya berteman dengan orang-orang secara real ditemuinya. Berbeda dengan Nazira yang menjadikan media sosialnya sebagai media bisnis.

Suatu hari, setelah keinginannya mantap Nazira akan membangun karier dalam menciptakan fashion brand sendiri, sehingga mempertahankan eksistensinya di dalam bidang  fashion and beauty adalah sesuatu yang sangat penting dan dia harus memulai sedini mungkin.

Sejak dia bekerja di CBN, beberapa orang mulai kepo dengan kehidupannya. Terlebih lagi soal hubungannya dengan Arsya. Meski Arsya bukan atasannya langsung, orang-orang cukup penasaran dengan pemilik hati calon kakak iparnya itu yang notabene adalah kakaknya sendiri.

"Coba lihat foto kakak lo, dong. Barusan gue nonton interview Bang Bos sama Erik. Dia kelihatan setia banget."

"Ogah!"

Bukannya Nazira nggak mau. Miwa menjunjung tinggi privasi. Dia paling nggak suka dibicarakan, dilihat, diperhatikan apalagi difitnah orang lain. Dari kecil, Miwa memang menutup akses dunia pribadinya selain keluarga dan tentu saja pasangannya. Karena itulah kakaknya nggak punya teman dekat—kalaupun punya pasti sangat sedikit.

"Kalah saing ya lo?" Mimo dari unit sponsorship mulai rese mengganggunya yang lagi menikmati makan siangnya di kantin.

Nazira mencibir. Nggak mungkin dia merasa kalah saing dengan Miwa. Dia sendiri juga sadar diri. Kalau kakaknya nggak canggung di depan kamera, dia pasti juga terkenal (apalagi dengan titelnya sebagai pacar Arsyanendra). Miwa dari kecil nggak bisa berpose, jangankan di depan kamera ... senyumnya dulu Nazira bilang fake kalau di foto. Kelihatan banget enggak tulusnya. But the truth is, kakaknya diam juga udah cantik. Banget malah. Meski mulutnya pedas kalau Nazira mulai membuat ulah dengan menghakiminya.

Kata Ibu, sifat Miwa terbentuk karena dulu kondisi keluarga mereka dari sisi ekonomi dan sosial berubah-ubah. Jadi memang lebih tangguh dari sananya. Dia terbiasa terpapar perubahan dan harus cepat beradaptasi, makanya jadi keras kepada Nazira yang manjanya minta ampun.

"Penasaran gue, Ziya!" Mimo mencolek bahunya. Nazira menepisnya dengan cepat, cukup kaget Mimo memanggil dengan panggilan akrabnya. "Katanya mau nikah ya mereka?"

Crush | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang