Bab 11 : Salah Paham

20.6K 2.6K 106
                                    

Udah siappp??

Siapa yang nungguin??

Bab 11 : Salah Paham

"Nanaz!" Sam memanggilnya dari ruangan. Kepala Nazira melongok dari atas kubikel, laki-laki itu berdiri dengan tangan tangan yang melambai ke arahnya. Nazira yang tengah menulis artikel turut berdiri dan masuk ke dalam ruang kaca kecil yang biasanya dipakai para produser untuk rapat. Sam dan Erik tampaknya memang menunggunya untuk bergabung.

"Ya Bang?" Nazira duduk di deretan kursi di depan para seniornya itu. Usia Nazira bukan yang termuda, namun dia masuk ke jajaran entry level sehingga dia senantiasa menerima tugas palugada. Sepertinya dia dipanggil kali ini pun sama, ia akan mendapatkan tugas-tugas aneh yang belum pernah dia lakukan.

"Lo yang ke Bali, kan?" Erik memastikan dengan suara tenangnya. Kalau saja Nazira nggak tahu kalau Erik adalah pasangan dari anak pacar mertuanya Miwa, mungkin Nazira udah naksir berat. Memang keluarga iparnya sedikit rumit, Papa Arsya memiliki pacar seorang artis papan atas, Zasmita Laksmi. Zasmita Laksmi memiliki anak perempuan yang menjadi pasangan Erik hingga sekarang. Gosipnya sih mantan pilot yang banting setir ke dunia bisnis. Nazira juga nggak pernah bertanya pada Miwa karena hal itu merupakan topik supersensitif bagi kakak dan kakak iparnya.

Dibandingkan Sam yang galaknya minta ampun, Nazira lebih betah disuruh-suruh sama Erik yang ganteng dan mengayomi semua orang.

"Langsung aja Naz," Sam memasang tampang serius. "Karena ada acara pembukaan CBN Tech di hari yang sama lo ngeliput di Denpasar, Rama diminta Pak Tanto buat stand by di hotel."

Waduh! Nazira udah mulai feeling nggak enak.

"Ada tiga harian kan lo di Bali? Nah, hari kedua dan ketiga lo baru didampingi Rama."

Gimana? Bukannya hari pertama jobdesc Nazira mau memantau lalu lintas di dekat Bandara Ngurah Rai karena ada pertemuan bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah RRC? Nazira bahkan stand by di jalanan dari pagi hingga siang dari pembagian jobdesc. Perasaan Nazira mulai nggak karuan.

Pasti ...

"Lo live sendiri," Sam terang-terangan. "Lo udah bisa set up kamera sendiri, kan? Gunain live broadcast?"

Kalau Nazira bilang belum bisa gimana? Kenyataannya dia juga udah bisa karena tugasnya selalu didampingi oleh kameramen, mau nggak mau Nazira udah paham betul gimana caranya menggunakan segala alat live broadcast.

"Udah Bang," jawab Nazira berat. Ya berat lah! Ini pertama kalinya Nazira live sendiri. Di luar kota lagi! Bukan apa-apa, dia udah pernah mendengar desas-desus kalau selalu ada momen di mana reporter akan live sendiri, tanpa bantuan siapapun ataupun kameramen.

Erik menatapnya lurus. "Kita udah nggak punya orang yang bisa gantiin Rama, Naz. Lo bisa ngerti kan? Pak Tanto beneran bawa banyak tim untuk acara CBN Tech," jelasnya lebih pengertian, bukan kayak Sam yang ujug-ujug tinggal nyuruh.

Sebenarnya Nazira nggak mau liputarn sendiri, tapi dia bisa apa? Dia nggak punya power apapun selain menyerahkan segala urusannya pada Sam atau Erik. Mereka berdua bertanggung jawab penuh atas berita-berita yang akan disampaikan. Sudah pasti segalanya masuk ke dalam perhitungan mereka. Mana dia harus membawa segala peralatan kamera dan lain-lain sendiri!

Ya memang sih, ini bentuk dedikasi Nazira dalam kariernya. Intinya, Nazira hanya bisa menerima dengan legawa.

"Kamis sore, Rama udah bareng lo dan kalian bisa liputan untuk kuliner dan juga Pasar Sukawati. Gimana?" Tawaran Erik lumayan membuat ekspresi keberatan Nazira luruh. Kalau Rama hanya bisa stand by dari hari kamis, berarti dia mempunyai satu hari off dan bisa jalan-jalan.

Crush | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang