Apa yang diucap sunghoon semuanya benar, tentang keluarga Jake, teman-temannya dan juga ke-brengsekannya.
Rasanya heeseung tak punya muka lagi untuk menatap lawan bicaranya.
Ia memilih berlutut dan menunduk di depan mereka.
"Aku m-mohon, beritahu aku dimana Jaeyun" pintanya dengan air mata yang menetes pada punggung tangannya yang ia letakan diatas lutut.
"Tidak semudah itu aku biarkan kamu tau dimana Jake sekarang. sekalipun kamu mengemis seperti ini, aku tidak akan memberitahu" lantas sunghoon melangkah pergi di ikuti Jay dibelakangnya.
Heeseung duduk menyendiri di taman bagian selatan rumah sakit. Kepalanya menengadah menghadap langit dan ia tersenyum miris melihat kerlipan bintang yang bahkan tak sudi menemaninya malam ini.
Langkah kaki lelaki berjas putih semakin dekat dengan heeseung dan kini lelaki tersebut duduk disebelahnya.
"Jake dan sunghoon dibesarkan di panti asuhan yang sama, mereka bukan sekedar teman, mereka saling menjaga satu sama lain sampai saya datang melamar sunghoon dan memisahkan mereka, membawa sunghoon ke luar negeri cukup lama karena saya harus menyelesaikan pendidikan disana, dan kami baru kembali seminggu yang lalu" kalimat yang di ucap jay sontak membuat heeseung melotot namun ia tak mau menyela cerita dokter tersebut "mereka memiliki nasib yang sama namun tidak dengan kesehatannya."
Kini heeseung sudah ada diruang Inap, tempat dimana Jake dirawat. Dilihatnya Hidung mancung si cantik tertutup oleh alat pernafasan yang terpasang rapih sedang tangan kirinya terpasang jarum suntik yang terbilang cukup besar. Perlahan dikecupnya punggung tangan jake yang ada di genggamannya.
"Jake menderita leukimia cukup lama, Saya pikir terlambat melakukan pengobatan sekarang seperti yang dia minta, namun saya hanya bisa berusaha meskipun kemungkinannya sangat kecil" kalimat Jay di taman terus terngiang di telinganya.
"J-Jaeyun ~ucapnya dalam isak~ k-kamu melawati ini semua sendiri, dan a-aku tak pernah tau,.. m-maaf J-Jaeyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA-KU
Короткий рассказ"Jaeyun, kurasa kisah kita harus sampai disini" keputusan sepihak dari balik ponsel yang ku genggam benar terucap langsung dari belah bibir Heeseung. "Kamu tidak benar² bisa melengkapi sisi kurang ku"
