Pijakan kaki yang begitu cepat terhenti tepat didepan pintu kesehatan kampus, Heeseung berdiri tegak mengatur nafas sebelum akhirnya memberanikan diri untuk mendorong pintu. Wajah pucat pasi dan sisa² darah dari hidung Jake menjadi hal ngilu yang pertama dirasakan Heeseung sebab baru kali ini dia melihatnya. Kakinya kian mendekat pada ujung kasur tempat tubuh jake terbaring. Wajah terkasihnya masih terlihat cantik namun tidak seperti dahulu, diperhatikannya pipi jake semakin tirus menonjolkan tulang rahang yang biasanya tertutup lemak padahal sebelumnya terlihat tembam dan menggemaskan. satu tangan heeseung terulur untuk mengusap surai hitam kesayangannya sedang satu tangan lagi menggenggam erat jemari lentik Jake.
"Jaeyun, i'm so sorry, i miss you" ucapnya lembut kemudian mengecup dahi mantan kekasihnya.
Heeseung ingat didalam tas nya ada sebungkus tisu basah segera ia mengambilnya kemudian membersihkan dengan pelan dan teliti sisa-sisa darah di wajah Jake yang sudah mulai mengering.Heeseung berinisiatif untuk membelikan Jake makanan mungkin perut yang kosong menjadi alasan utama Jake pingsan. Segera dia beranjak menuju kantin.
Heeseung kembali dengan bungkusan ditangannya namun dia urungkan niatnya untuk masuk kedalam ruangan saat mendengar Jake tengah tertawa pelan dengan lelaki asing disana yang sibuk menyuapi jake layaknya jake anak kecil yang harus dimanja. Ada luka yang tersirat di mata Heeseung, segera dibuangnya bungkusan yang ia bawa tadi keatas tempat sampah yang ada didepan ruang kesehatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA-KU
Cerita Pendek"Jaeyun, kurasa kisah kita harus sampai disini" keputusan sepihak dari balik ponsel yang ku genggam benar terucap langsung dari belah bibir Heeseung. "Kamu tidak benar² bisa melengkapi sisi kurang ku"