Bagian Duabelas|Close End (Telah Direvisi)

1.1K 45 1
                                    

•••••

Sebuah TV di ruang tamu dinyalakan dan seorang wartawan muncul,"Pemirsa, hari ini terdapat remaja SMA yang nekat bunuh diri. Dari hasil CCTV tetangganya yakni pak Adi, remaja ini melakukan aksi bunuh diri dari genteng rumahnya." jelasnya.

"Dan aksi ini dilakukan pada jam 1 pagi. Selain itu, di dalam saku celana anak tersebut Pak Adi menemukan secarik kertas yang bertuliskan "Untuk Papa". Menurut pak Adi, beliau tidak pernah sekalipun berpikir bahwa anak tersebut akan melakukan aksi bunuh diri. Karena sepengetahuan beliau, anak tersebut selalu menyapa ramah beliau sepulang sekolah dan menjalin hubungan yang baik kepada tetangga lainnya."

•••••

Sesaat setelah Leon dikuburkan, Avier menangis sekencang-kencangnya. Ditemani oleh Drian yang ikut dalam acara penguburan Leon, ia memeluk Avier dengan iba. Drian memahami betul perasaan Avier, bagaimana tidak, Leon adalah sahabatnya yang sangat ia sayangi layaknya adik sendiri. Sedangkan Aron, tidak ada yang tahu apa yang ada di dalam benak pria itu.

Saat Aron hendak memasuki mobilnya, ia dihampiri oleh tetangganya-pak Adi. Pak Adi memberikan secarik kertas,"Ini pak, kertas yang ada di saku anak bapak. Saya nggak baca isinya pak, beneran." ucap pak Adi, setelah kertas tersebut Aron ambil pak Adi langsung pamit pergi. Aron menatap secarik kertas itu. Dan memasukkannya ke dalam saku baju dan pulang.

•••••

Masuk ke kamar, Aron langsung mengambil kertas tadi dan melepas jasnya, melemparnya ke sembarang arah. Ia duduk di kasur dan mulai membuka kertas tersebut.

"Untuk Papa,

Pah, ini Leon. Waktu papa baca ini Leon yakin papa pasti senang. Karena Leon yang kata papa nggak berguna, harusnya dibuang, harusnya mati, sekarang udah mati. Maaf pah kalo Leon punya salah sampai-sampai papah ngerampas semua yang Leon sayang. Leon nggak tau apa kesalahan yang Leon lakuin, Leon minta maaf. Semoga papa bahagia ya sekarang setelah Leon pergi. Papah udah nggak punya lagi anak yang nggak berguna, udah nggak ada sekarang. Makasih pah, Leon pamit pergi main sama Berlin.

Leon Sayang Papa."

Selesai membaca itu, Aron berkali-kali berusaha untuk tidak menangis. Tapi kalimat terakhir itu membuat Aron tak kuasa menahan lagi. Ia benar-benar menyesal. Semenjak kakaknya Leon meninggal tepat setelah Leon lahir, Aron selalu menyalahkan Leon atas meninggalnya kakaknya. Kakaknya yang bernama Azriel Dharmandra. Aron sangat sangat sangat menyayangi Mendra sebagaimana Avier menyayangi Leon.

Aron menjadi sangat tertekan mengetahui bahwa anak yang sangat ia sayangi mengalami kecelakaan mobil. Kakak Leon yang tak pernah diungkit-ungkit dan tidak pernah diceritakan kepada Leon, membuat Leon tidak mengenal kakaknya sendiri.

Dan sekarang, Aron melampiaskan kesedihannya dengan cara memperlakukan Leon layaknya benda untuk meluapkan emosi. Terkadang setelah menyiksa Leon, Aron melihat Andra di wajah Leon. Membuatnya langsung menangis dan mengobati Leon, lalu kembali ke sifatnya yang jahat. Aron hanya tiba-tiba menjadi ayah yang baik saat di depan orang lain, atau Leon yang mengingatkan Aron kepada Andra.

Semakin hari, Aron menyesali perbuatannya dan pada akhirnya ia menyerahkan diri kepada polisi. Aron menjadi orang yang tidak stabil, perusahaannya bangkrut karena Aron mengkorupsi uang perusahaannya sendiri selama ini.

Semakin hari, Avier menyesali perbuatannya pula. Avier selalu mengunjungi kuburan Leon, menangis tersedu-sedu dan mengatakan bagaimana dia sangat menyayangi dan merindukan Leon. Meminta maaf telah meninggalkan Leon sendiri dengan Aron.

Dan semakin hari, Drian menjadi pendiam hingga suatu hari ia mengakhiri hidupnya sendiri. Untuk bertemu dengan Leon kembali. Kata terakhir Drian kepada Aron dan Avier adalah bahwa mereka tak pantas memilili anak sebaik dan sepolos Leon. Karena dengan tega Avier meninggalkan anaknya sendiri dan bahagia tanpa merasa bersalah, dan Aron yang tega melakukan kekerasan yang melewati batas. Dan Drian tak akan pernah memaafkan mereka berdua.

END.

•••••

Hai haii!! Makasih semua yang udah baca cerita LSP sampai selesai(⁠*⁠'⁠ω⁠`⁠*⁠)

Wahh akhirnya selesai juga walaupun endingnya keburu2
Makasih ya reader2 setia yang masih mau baca LSP walaupun nggak sebagus yang lain wwkwkk

Aku bersyukur banget kalian suka dan masih lanjut baca lsp padahal udah setahun dua tahun aku update sama revisi terus hahahh😭

Sekali lagi, aku berterimakasih banget untuk para reader yang udah setia nungguin lsp ini dan baca sampe akhir. Aku juga minta maaf karna tulisanku yang nggak sejago author lain, dan ceritanya kurang mengena di hati. (⁠'⁠-⁠﹏⁠-⁠'⁠;⁠)

Jujur aku kaget banget sih waktu lsp dapet 100 views, aku kira ga bakal nambah eh nambah dong sampe totalnya 9k wkwkwww. Sumpah, tapi makasih banyak loh udah baca lsp😭

Sampe sini aja ya, saya Cahya sebagai author telah menyelesaikan cerita Leon Sayang Papa-!! ^^

CahyaArindi
<⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠>

Leon Sayang Papa (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang