Hewooo
Ku datang again hihi
Enjoy~"Duh, gue taruh dimana ya?"
"Disini nggak sih? Eh tapi nggak ada"
"Disitu kali ya..., aishh nggak ada juga"
"DUH DIMANA SIH!"
Sudah berkali-kali aku mencari di tempat yang sama, bahkan di celah-celah terkecil pun sudah. Tapi, kenapa nggak ketemu sih? Perasaan aku taruh di kotak dekat meja belajar deh...
Ini sudah pukul 6 lewat tapi aku belum berangkat ke sekolah. Aku sedang mencari gelang, iya gelang. Gelang milik Yuna yang ia titipkan padaku. Kemarin lusa ia titipkan saat akan ke toilet, alasannya karena memang gelang nya sering lepas.
Sebetulnya kemarin aku ingat, namun Yuna bilang hari ini saja aku berikan padanya. Namun saat akan aku ambil gelang nya malah nggak ada. Aku ingat betul, gelang itu aku masukkan kedalam kotak dekat meja belajar, tapi kenapa bisa nggak ada?
Mungkin jika itu hanya gelang tali biasa aku akan merasa baik-baik saja. Ya walaupun tetap saja sih aku menghilangkan barang orang. Tapi, gelang Yuna ini gelang mahal, gelang dengan hiasan permata. Aku mana sanggup menggantinya.
Ini kecerobohan ku sih, seharusnya aku taruh di tempat yang lebih aman. Tapi kan, di dalam kotak itu seharusnya aman, kan? Aku menaruh segala aksesoris ku didalam kotak itu, dan sejauh ini belum ada barang yang hilang seperti ini. Masa sih ada yang ambil?
Tok..tok..tok..
"Fey? Kamu kok belum berangkat?"
Bunda membuka pintu kamar ku.
"Lagi cari apa?"
"Emm ini bun, aku taruh barang disini". Aku mengangkat kotak itu. "Tapi nggak ada"
"Barang? Barang apa?" Tanya bunda heran.
"Gelang bun, gelang punya Yuna" jawab ku panik.
"Gelang? Gelang...yang ada permata nya?" Bunda mengingat-ingat.
"Loh? Iya bun, itu gelang nya" mata ku berbinar, "Kok bisa ada di bunda?"
"Oh itu...bunda temuin waktu sapu kamar kamu. Ada di bawah meja" Bunda melangkah kan kaki nya mendekat ke arah ku.
"Kok bisa ada di bawah meja ya bun? Perasaan aku udah masukin ke kotak itu deh" Heran deh, kok bisa ada dibawah meja ya? Seingat ku ya, aku betul-betul memasukkan gelang itu kedalam kotak kok.
"Kamu tuh, lain kali kalau simpan barang orang itu hati-hati. Gelang nya ada dikamar bunda, kamu cepetan berangkat gih, udah jam 6 lewat 10 menit tuh" Bunda mengusap lengan ku, lalu berjalan keluar seraya menutup pintu kamar.
"Huh...untung aja ketemu, kalau nggak bisa berabe" Aku menggendong ransel ku, lalu berjalan keluar. Kalau telat bahaya, bisa-bisa disuruh lari keliling lapangan.
Aku melihat sekeliling, mencari bunda tapi tak menemukannya didalam rumah. Lalu aku berjalan keluar seraya menenteng sepatuku.
"Bun?"
Ternyata bunda sedang menyiram tanaman. Bunda hanya menyahut dengan bergumam. Aku duduk di kursi teras untuk memakai sepatuku, saat sedang menali sepatu bunda datang menghampiri dan memberikan gelang milik Yuna yang ia simpan di saku baju nya.
"Nih gelang nya, lain kali jangan ceroboh ya kalau simpan barang orang" Bunda mengulurkan tangan nya lalu aku mengambil gelang tersebut dan memasukkan nya kedalam ransel.
"Iya bunda. Kalau gitu Feya berangkat ya, udah siang ini" Aku bangkit dari kursi, mengambil tangan kanan bunda lalu mencium punggung tangan nya. "Inget ya bunda, jangan terlalu cape".
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Tentang Feya (On Going)
Teen FictionBanyak sekali kejadian tak terduga yang terjadi membuat Feya ingin sekali menghilang dari dunia ini. Kehidupan nya tak pernah berarti sejak kecil. Ia hanya mempunyai bunda, yang menjadi semesta nya. Namun sebuah fakta membuat nya ingin memaki takdir...