Hari ini Feya berangkat sekolah lebih siang. Tadi ia harus membantu bunda mengemas kue pesanan tetangga nya. Bunda nya sudah menolak agar Feya jangan membantu. Namun Feya tidak akan membiarkan bunda nya itu kerepotan sendiri.
Pukul 06.40 Feya baru sampai di sekolah. Ia berjalan terburu-buru melewati koridor kelas 12. Karena tangga terdekat menuju kelas nya ada di ujung koridor kelas 12.
Bel memang belum berbunyi. Tapi sayang nya Feya lupa mengerjakan tugas fisika nya. Karena itu, ia harus cepat-cepat sampai di kelas.
Tapi nahas, keberuntungan pagi ini tidak berpihak pada Feya. Saat sedang berjalan ia tidak sengaja menyandung kaki seseorang. Ia terjatuh dan menabrak seorang siswi yang sedang membawa jus. Alhasil jus itu tumpah mengenai seragam Feya.
"Heh kalo jalan liat liat dong! Sakit nih kaki gue lo sandung!" Ucap seseorang yang tadi kaki nya tersandung Feya.
"M-maaf k-kak aku nggak s-sengaja" Kata Feya takut.
"Maaf-maaf! Mampus kesiram jus lo!" Orang itu pergi meninggalkan Feya dengan keadaan nahas nya.
Sedangkan seseorang yang Feya tabrak tadi memperhatikan Feya dengan seksama. Ia seperti pernah melihat gadis ini.
Feya mendongakkan kepala nya.
"LO?!" Tunjuk Retta pada Feya. "Hah ternyata lo? Ck ceroboh banget sih jadi orang!" Marah nya.
Iya. Orang yang Feya tabrak tadi adalah Aretta.
Feya rasa nya ingin menghilang saja. Apa lagi ini? Sudah jatuh tertimpa tangga. Sekarang ia harus berurusan dengan Aretta?
"M-maaf ka Retta. A-aku buru-buru tadi" Aku nya pada Retta.
Retta menatap kesal pada Feya.
"Lo pikir gue peduli?!" Sinis nya.
Feya hanya bisa menunduk. Feya yakin Retta pasti akan meminta ganti rugi jus pada Feya. Bagaimana ini? Feya bahkan tidak membawa uang. Ia sangat sungkan meminta pada bunda nya. Lebih tepat nya ia tidak akan meminta jika bunda nya tidak memberi.
"Gue nggak mau tau! Lo ganti jus gue sekarang!" Lanjut Retta dengan bersedekap dada.
"T-tapi aku harus buru-buru ke k-kelas kak" Ujar Feya pelan. Ia tidak peduli dengan baju kotor nya. Yang terpenting sekarang adalah tugas fisika nya. Lagipun hari ini Feya ada presentasi. Jika terlambat masuk kelas kasihan teman-teman nya.
5 menit lagi bel berbunyi. Sungguh tidak ada waktu lagi untuk Feya meladeni Retta.
"Bodo amat! Lo yang salah ya numpahin jus gue!" Retta berjongkok, mencengkram dagu Feya. "Mau caper lo lewat koridor kelas 12? Merasa cantik banget?" Retta menghempas kasar dagu Feya.
Sedari tadi Feya hanya terduduk sembari menunduk menatap lantai koridor. Ia ingin melawan namun apa daya? Ia tidak mau menambah masalah dengan Retta.
Retta menarik tangan Feya untuk berdiri. "Bangun Lo! Ikut gue!" Lalu Retta menyeret Feya.
"M-mau kemana kak? A-aku h-harus ke kelas" Ucap sendu Feya. Feya harap ada yang menolongnya saat ini. Tetapi Koridor sudah sepi karena jam pelajaran sudah di mulai. Apa ia akan bolos di jam pelajaran pertama?
"Nggak usah banyak bacot lo!" Retta menarik pergelangan tangan Feya dengan kencang. Pergelangan tangan Feya rasanya sakit dan panas sekali.
Ternyata Retta membawa Feya ke belakang sekolah. Di mana itu adalah sebuah lahan kosong yang ditumbuhi banyak rumput. Namun di pojok nya ada sebuah gazebo usang yang biasa di pakai nongkrong anak-anak berandal.
Di sana sudah ada kedua teman Retta dan beberapa anak laki-laki yang sedang merokok.
"Siapa tuh Ta?" Tanya Bela bingung melihat Retta membawa seorang gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Tentang Feya (On Going)
Teen FictionBanyak sekali kejadian tak terduga yang terjadi membuat Feya ingin sekali menghilang dari dunia ini. Kehidupan nya tak pernah berarti sejak kecil. Ia hanya mempunyai bunda, yang menjadi semesta nya. Namun sebuah fakta membuat nya ingin memaki takdir...