6. Cowok Kutub

16 7 1
                                    


Say hi to Askara Elrazza

Say hi to Askara Elrazza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





















Aku melangkahkan kaki menyusuri lorong sekolah yang sudah sepi. Bel pulang berbunyi sedari tadi, namun Bu Fenny-Petugas Perpustakaan meminta ku untuk membantu nya membereskan buku. Alhasil aku pulang terlambat. Tapi nggak papa deh, hitung-hitung amal baik kan hehe.

Drrtt...ddrrtt...

Aku merogoh ponsel didalam saku rok ku, kontak dengan nama 'Bundaa♡' tertera disana. Pasti bunda khawatir karena aku belum pulang. Aku menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan tersebut.

"Halo? Assalamualaikum Feya" Terdengar nada khawatir dari suara bunda.

"Waalaikumsallam, kenapa bunda?"

"Kok kenapa? Ini udah hampir maghrib loh, kamu kok belum pulang? Bunda telponin dari tadi kenapa nggak di angkat-angkat?" Rentetan pertanyaan bunda membuat ku menjauhkan ponsel dari telinga. Selain nada khawatir, terdengar juga nada kesal disana. Aku paham sih, orang tua mana yang nggak kesel kalau anaknya nggak kasih kabar?

"Maaf bunda. Tadi itu Bu Fenny, petugas perpustakaan sekolah Feya minta tolong untuk bantuin beresin buku. Feya nggak sempat kasih kabar soal nya mendadak banget" Jelas ku meyakinkan bunda.

Terdengar helaan nafas sesaat sebelum suara bunda kembali terdengar.

"Bunda cuman khawatir, bunda takut nya kamu kenapa-napa sayang. Yaudah sekarang kamu cepetan pulang ya, ini udah hampir gelap"

"Iya, ini Feya udah mau naik angkot kok. Bunda tenang aja, Feya akan baik-baik aja"

"Iya. Kamu hati-hati ya Feya, kabari bunda kalau ada apa-apa"

"Pasti, pasti Feya kabarin bunda. Yaudah Feya tutup telpon nya ya? Assalamualaikum"

"Waalaikumsallam"

Aku melanjutkan melangkah hingga sampai di gerbang sekolah. Pulang sore begini bukan yang pertama kali nya buat ku, tapi tetap saja yang namanya bunda itu pasti khawatir. Padahal, toh aku ini sudah besar kan? Maksudnya aku bukan anak TK lagi. Namun kekhawatiran bunda seperti tadi entah kenapa membuat hatiku hangat.

Sekolah sudah sangat sepi, kendaraan yang lewat pun hanya sedikit. Tumben sekali.

Tetesan air tiba-tiba mengenai wajah ku. Langit memang gelap sekali, ditambah hari memang mulai gelap. Gerimis.

Aku menepi didekat pos sekolah karena tetesan hujan yang tadinya turun perlahan sekarang bertambah cepat. Hujan deras disertai petir. Aku sebetulnya bawa payung, tapi itu akan percuma karena hujan nya sangat deras.

Aku mulai menggigil kedinginan. Terkadang cuaca dingin seperti ini membuat ku mendadak terserang flu. Aku lemah bila berurusan dengan hujan. Karena itu, sedari kecil aku tidak terlalu menyukai hujan.

Ini Tentang Feya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang