9. Jangan Melarang orang menjual karya.

3 0 0
                                    

Sering sekali, kita melihat beberapa pembaca cerita kita selalu kecewa lantaran author yamg mereka suka, itu menjual karyanya tanpa izin. Misalnya seperti ini, kalau di fecebook, itu ada namanya pemberitahuan bahwa cerita mereka sudah pindah ke aplikasi, lantaran pembacanya sudah ribuan. Kalau di sini di beri peringatan:

"Sebagian cerita sudah di terbitkan"

Ketika penulis sudah menerbitkan karyanya, maka akan muncul tulisan seperti ini dan bakal menimbulkan berbagai macam tanggapan, dari para pembaca. Ada yang mendukung bahwasannya, yah itu jalan mereka. Kalau mereka memutuskan untuk menerbitkan karyanya, terutama kepada penerbit mayor, maka mereka pasti akan membeli. Namun ada yang menyesalkan tindakan dari author yang  mereka suka, lantaran mereka berfikir:

"Kenapa  sih mereka jual karyanya? Seharusnya di facebook aja, lebih baik ini! Itu!"

Yang saya miringkan teksnya, itu ciri-ciri pembaca tidak tau diri. Oke, kita boleh kecewa dengan hal tersebut. Tapi kita harus sadar diri, mereka berhak atas hal itu untuk memperoleh kekayaan intelektual, terhadap karya mereka. Jadi mau tak mau, anda harus membelinya.

Kalau anda mengatakan dengan berdalih, bahwasannya dengan berbagai alasan, karena pada dasarnya apapun yang diposting adalah gratis, itu salah.

Kalian pernah tidak gabung ke komunitas literasi, di mana itu digandrungi oleh ibu-ibu dan bapak-bapak. Ada di antara mereka, yang meluapkan kekecewaannya, lantaran tulisan yang mereka baca itu, terpaksa dikoinkan gara-gara sudah terikat kontrak. Anehnya mereka menghujat penulis, yang akan menjual karyanya.

"Mending uangnya ditabung buat susu anak"

"Mending uangnya buat beli susu anak"
Mending ini dan itu. Sangat menjengkelkan.

Jangan melarang orang lain menjual karyanya. Apalagi sampai report dan menghujatnya dengan alasan mengapa. Jika cerita mereka sudah dikoinkan, alangkah baiknya anda membelinya. Jika anda belum ada uang, cari bacaan yang lain.

Kalau belum ada uang, alangkah baiknya duitnya itu ditabung, berapapun demi membeli karya dari penulis favorite   anda.

Saya pernah membaca cerita yang berawal diposting secara online. Karena cerita itu sudah diterbitkan, maka jalan satu-satunya saya beli.  Berapapun harganya, waktu itu kalau tidak salah telah mendekati 100.000 rupiah, saya tetap membelinya. Alasannya saya penasaran, lantaran di chapter berikutnya, tulisan itu sudah dihapus.

Malahan saya berbagi kontak dengan mereka.

Hargailah dengan membelinya. Kalau  tidak sanggup beli, cari cerita lain. Jangan paksa mereka mengikuti egonya kita.

Hastag Secangkir Kopi(Obrolan Hangat Dalam Fenomena Dunia Kepenulisan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang