Bunga Terakhir

2K 150 8
                                    

“Aaa! Buka mulutmu, sayang.” Sasuke mengarahkan sendok berisi potongan ayam pada kekasihnya yang bersandar di tempat tidur itu.

Sakura menggeleng pelan, “Sasuke-kun, aku kenyang.”

Sasuke menghela nafas pelan, “Kamu mau buah? Bagaimana dengan apel?” tangan Sasuke hendak mengambil buah apel pada meja nakas sebelum lengan ringkih itu menyentuhnya pelan.

Sasuke menoleh, mendapati kekasihnya tersenyum lemah. “Aku hanya ingin istirahat, bolehkah?”

“Ya, beristirahatlah sayang. Tapi, setelah bangun nanti kamu harus makan yang banyak oke?”

Sakura mengangguk dan terlelap dalam tidurnya. Sasuke tersenyum pedih melihat helaian rambut merah muda kembali rontok saat ia mengelus surai kekasihnya.

Tangannya meraih jemari yang semakin hari semakin kurus itu, menggenggamnya lembut seakan tak ingin menyakiti sang empu.

“Bertahanlah, Sakura. Bertahan bersamaku.” Sasuke mencium punggung tangan yang bebas dari infus itu.

__________

Sakura mengerjapkan matanya perlahan, sayup-sayup mendengar suara kekasihnya yang tengah mengobrol dengan seseorang diluar sana. Sakura menatap nanar atap kamar rawatnya, kenapa keadaan sangat kejam padanya? Bohong jika Sakura tidak mendengar perkataan Sasuke diluar.

Kemoterapi, ia akan melakukannya lagi. Dan itu menyakitkan.

Suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Sakura, Sasuke menghampirinya dengan cepat.

“Apa ada yang sakit?” Sasuke mengelus pipi Sakura.

Sakura menggeleng, “Aku ingin jalan-jalan di taman rumah sakit, Sasuke-kun.”

“Sayang, diluar dingin.” Sasuke melarang dengan tutur kata lembut.

Sakura menatap Sasuke dengan bola mata yang berkaca-kaca. “Hanya sebentar, kumohon.”

Sasuke mendengus pelan, “Baiklah, kamu menang.”

Sakura tersenyum saat Sasuke mengambil kursi roda yang terletak dipojok kamar rawatnya.

Sakura turun dari kasur dibantu oleh Sasuke dan duduk di kursi roda, Sasuke membuka pintu kamar rawat sakura dan mendorong kursi roda itu menuju taman rumah sakit.

Suasana sore itu terlihat cerah, tak terlalu panas dan tak terlalu berangin. Banyak pasien bersama dengan perawat berjalan-jalan di sekitar taman. Sakura tersenyum saat melihat seorang anak kecil berlari ke arahnya.

“Halo, kakak.” sapa anak kecil ceria.

“Hai.”

Sasuke memutuskan duduk di kursi taman melihat interaksi antar kekasihnya dan anak kecil laki-laki itu.

“Kakak cantik kenapa pakai kursi roda?” tanya anak kecil itu bingung.

Sakura tersenyum, “Karena kakak sedang sakit jadi sulit untuk berjalan.”

Anak kecil itu merengut, “Aku juga sakit tapi kenapa perawat tidak memberiku kursi roda?”

“Kamu sakit apa?” Sasuke pun ikut kedalam pembicaraan.

Anak kecil itu menoleh, memandang Sasuke sejenak. “Kata Ibu aku sakit perut tapi perutku tidak sembuh-sembuh.” keluhnya.

“Kakak tampan ini siapanya kakak cantik?”

“Aku kekasihnya.” jawab Sasuke.

“Wah, enaknya punya kekasih jadi bisa ditemani saat sakit. Ichigo juga mau punya kekasih.”

Oneshot Sasusaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang