Halusinasi

6.4K 233 21
                                    

Aku mengeratkan genggamanku pada backpack yang kugunakan, menghela nafas berat seakan menjadi orang paling merugi di seluruh dunia. Sungguh, aku sudah kebal sebetulnya.

Selalu dan selalu tatapan mereka dan bisikan mereka selalu menjadi backsound di pagiku yang indah hari ini, aku menarik nafasku sebelum masuk kedalam kelas. Kugulirkan pandanganku pada seisi kelas, aku cukup bersyukur karena banyak anak-anak yang belum berdatangan.

Waktu menunjukkan bahwa sebentar lagi kelas akan selesai, seluruh mahasiswa keluar dari kelas hendak menuju tujuan masing-masing. Tapi ada salah satu yang membuatku menyipitkan mata.

Gadis Haruno itu, gadis populer di kampusku berjalan menuju kearahku dengan senyuman manis yang kerap menghipnotis para mahasiswa di kampusku. Ia berdiri didepanku dengan dua temannya yang berada dibelakang tubuhnya.

“Ini, jangan lupa datang ya.” Gadis Haruno itu—Sakura menyodorkanku sebuah undangan.

Undangan pernikahan.

Aku belum menerima undangan itu, hanya menatap nanar sodoran tangannya.

“Kenapa tidak diambil?” terselip nada kecewa pada bungsu Haruno itu.

Aku menggeleng kaku, “Kenapa—kenapa kau mengundangku? kau tahu aku–” dengan suara tercekat omonganku dipotong oleh Haruno Sakura.

“Memang kenapa? kau tetap teman dikelas sejurusanku, lebih aneh lagi jika kau tidak aku undang. Itu hari bahagiaku, siapa tahu juga kau akan ikut bahagia.”

“Tapi, aku tidak–”

“Kau ini, sudah bagus Sakura mengundangmu malah tidak tahu diri dengan menolak undangannya. Seharusnya kau beruntung jika Sakura mengundangmu ke acara pernikahannya, jika aku menjadi Sakura aku bahkan tidak sudi bicara denganmu.” lagi dan lagi omonganku kali ini dipotong oleh gadis Yamanaka.

Tanpa kusadari seluruh mahasiswa yang hendak pergi dari kelas masih berada di kelas dan kini tengah menatapku dengan tatapan sinis dan jengkel.

“Bagaimana mungkin dia menolak Sakura? harusnya dia beruntung Sakura masih menganggap dia setidaknya dalam kelas ini.” salah satu mahasiswi menggunjing didepan pintu.

“Sudahlah, Sakura. Sebaiknya kita ke kantin pasti kekasihmu sudah menunggu disana. Ayo.” gadis Hyuuga itu menarik tangan Sakura diikuti Ino dibelakangnya.

Bagus, Hyuuga Hinata. Setidaknya biarkan aku bernafas dengan tenang untuk mencerna semua ini.

Aku menatap undangan yang berada diatas mejaku, tertulis Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura yang menggelar pernikahan pada minggu depan.

Haruno Sakura, gadis yang populer di kampusku sifatnya yang ceria dan ramah membuat gadis itu digemari banyak orang. Ditambah ia memiliki keluarga kaya dan saudara laki-laki penyayang seperti Haruno Sasori mahasiswa dari semester akhir yang tengah menyusun skripsi. Hidup Haruno Sakura semakin sempurna karena ia adalah kekasih dari Uchiha Sasuke, yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

Aku menghela nafas, andai hidupku seperti Haruno Sakura.

_________

Minggu depan.

Aku mematut diriku didepan cermin, dress pendek selutut berwarna putih bertengger manis ditubuhku. Aku menggigit bibir meragu, haruskah aku datang? bagaimana jika aku bilang aku tidak bisa hadir? oh tidak! tidak! itu pasti akan menjadi bulan-bulanan anak kelas jurusanku.

Aku menghembuskan nafas berat, “Oke, mari lalui hari ini.” jemariku mengerat pada tas selempang yang aku gunakan.

📍Uchiha's Hotel.
Aku menyisir rambut cokelatku ke belakang telinga, mencoba menghilangkan rasa gugupku. Saat tiba di ballroom tempat acara berlangsung salah satu petugas wedding organizer meminta undangan padaku, aku membeku. Aku bahkan tak tahu jika harus memberi undangan saat menghadiri pesta pernikahan.

Oneshot Sasusaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang