Terpana (2)

1.8K 144 25
                                    

Sakura mengerjapkan matanya saat cahaya matahari masuk lewat jendela kamarnya, ia tersenyum kala melihat anak laki-lakinya tidur sembari memeluk dirinya. Daichi sangat mirip dengan mendiang ayahnya. Sakura memasukan payudaranya kedalam baju, Daichi masih berumur 2 tahun sehingga anak itu masih menyusu sampai kini.

Ah.. bicara tentang Daichi, Sakura jadi teringat saat dulu mengandung. Saat itu Sakura tengah hamil tua, ia mendapati sang suami terlibat sebuah kecelakaan beruntun yang menyebabkan sang suami tewas ditempat. Sakura tak bisa melakukan apapun selain menangis, hanya dirinyalah yang berjuang untuk melahirkan Daichi, Sakura dan Kakashi sesama yatim piatu. Tak ada sanak saudara yang membantu.

Pada pergantian tahun, Daichi lahir. Anak laki-laki itu lahir tanpa didampingi sang ayah, namun Sakura bangga pada dirinya sendiri karena mampu berjuang hingga kini. Sakura memutuskan membuka usaha online, ia menjual bermacam cookies untuk memenuhi kebutuhan hidupnya walau harta yang ditinggalkan Kakashi masih bisa menghidupinya hingga Daichi dewasa.

Sakura mengangkat tangan Daichi perlahan, agar pria kecil itu tidak terbangun. Bel rumahnya terus berbunyi, mau tak mau Sakura harus bangkit dan membukanya.

Wajahnya masih khas sekali bangun tidur dan Sakura tidak memerhatikan penampilannya, ia lupa.

Tanpa melihat intercom, Sakura membuka pintu rumahnya.

Sasuke, orang yang memencet bel itu mengetuk kakinya. Tangan kanannya memegang sebuah paper bag berisi makanan dan mainan, ia berniat memberikannya sebagai tanda permintaan maaf.

Pintu itu terbuka menampilkan sosok yang ia tunggu, Sasuke terperangah.. apakah wanita ini tak sadar dengan apa yang digunakannya?

 apakah wanita ini tak sadar dengan apa yang digunakannya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oh Tuhan.. bisakah ia menyusu di Ibu muda ini?

Bodoh, kau bisa dibunuh oleh suaminya.

Batin Sasuke terus berperang.

Ia berdehem, sedikit melirik buah dada yang membuatnya salah fokus itu.

Tangannya memberi paper bag yang ia bawa, “Ini, untukmu dan anakmu. Sebagai tanda permintaan maafku.”

“Ah, Sasuke.. maaf merepotkanmu.” Sakura menerima paper bag itu.

“Tak apa, aku pergi dulu.”

Belum sempat melangkah Sakura menahan lengannya.

Sial, bolehkah ia bercinta dengan wanita ini?

Bodoh, jangan menjadi pebinor!

Darahnya berdesir, susah-susah dirinya menahan hasrat yang melambung. “Ada apa?” Brengsek, suaranya terdengar menahan hasrat sekali, tapi Sakura tak menyadari itu.

Oneshot Sasusaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang