Yeisha maupun Diana, tak menyesali akan kemalasannya yang membuat mereka terlambat mengumpulkan tugas. Mereka pikir tugasnya tak dikumpulkan hari itu, jadi mereka malah bermain game dan menghiraukan tugas yang melambai. Bukan hanya mereka yang terlambat mengumpulkan, ada juga beberapa teman yang terlambat. Yeisha berbaik hati menyuruh sang ketua kelas untuk duluan mengumpulkan yang sudah selesai, yang terlambat biarlah dia dan Diana saja yang mengumpulkan nanti.
"Sha, nanti lo ngumpulin sendiri aja, ya? Gue nitip, buru-buru mau check-up gue," ujar Diana seraya menulis dengan cepat.
"Dih, gak mau, kumpulin bareng, lah," jawab Yeisha.
"Gue bentar lagi selesai ini, lo masih agak lama, kan? Senin gue traktir, deh," tawar Diana.
Tanpa lama berpikir, Yeisha mengiyakan. Selain karena traktiran, Yeisha tak mau perdebatan berlangsung lama dan membuat dirinya makin lama menulis.
Hari Jumat menjadi hari yang disukai oleh semua siswa karena pulang lebih cepat terkecuali Yeisha, karena dirinya tetap lanjut les dan akan pulang seperti jam sekolah biasa nanti. Jadi, tidak ada untungnya karena dirinya tetap akan sampai rumah di sore hari.
Sepuluh menit kemudian, Yeisha telah selesai menulis, sudah ada beberapa tumpukan buku di depannya yang siap untuk dikumpulkan.
"Woy, ini udah selesai semua, kan?" tanya Yeisha dengan sedikit berteriak.
"Udah, Sha, makasih, ya."
Yeisha langsung mengambil tumpukan buku itu, hingga ada seseorang yang memanggilnya.
"Yesha."
Yesha menoleh dan terkejut melihat Danis yang memanggilnya.
"Kenapa, Dann?"
"Gue boleh ikut ke ruang guru, gak? Sekalian mau ngumpulin tugas lain," tanya Danis.
"Boleh, ayo!"
Yeisha dan Danis jalan berdua menuju ruang guru yang sedikit jauh dari kelas mereka. Yeisha merasa grogi dan canggung berada di sebelah Danis, biasanya dia bersama Gama ke ruang guru dan akan bercandaan di jalan.
"Lo mau ngumpulin tugas apa?" tanya Yeisha. Daripada diam dan makin canggung, Yeisha memutuskan untuk mengawali obrolan.
"Tugasnya Bu Diah, kemarin gue lupa bawa buku," jawab Danis.
"Gimana sekolah disini? Nyaman atau malah nyesel?" tanya Yeisha lagi.
"Nyaman nyaman aja, sih, kaya sekolah pada umumnya. Temen kelas juga asik semua jadi gue gampang akrab sama mereka. Sorry kalau gue kepo, lo pacaran sama Dika, ya?"
Pertanyaan dari Danis membuat Yeisha sontak menoleh dan melotot ke arah Danis, terkejut, bagaimana bisa Danis menganggap Yeisha dan Dika pacaran? Kabar dari mana?
"Gak, lah, Dika cuma temen gue, dia yang paling deket sama gue di kelas. Lo kok bisa-bisanya mikir gue pacaran sama Dika?" tanya Yeisha.
"Gak tau, tiba-tiba kepikiran aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Vivid Dream Figment
Genç KurguA vivid dream figment ; dreams weren't what I had previously believed them to be. © kleinerster