13. Boy

4.9K 414 20
                                    

"Dia itu sampah!" Jawab Boy enteng.

Kinan memutarkan tubuh nya menghadap ke Boy yang berada disisi sofa, Raut wajah nya seakan menuntut penjelasan dari Pria besar itu.

"Sampah?"

Sudut bibir Boy terangkat julid, ia menatap remeh ke arah Bila yang sedang menunduk, Kinan juga ikut menatap Bila seperti Boy.

"Iya, Sampah masyarakat!"

"Kenapa di sebut sampah masyarakat?" Tanya Kinan bingung.

"Tuanku, Begini. Manusia yang mempunyai malu tidak akan meminta tidak seperti dia," Sambil menunjuk ke arah Bila.

"Apalagi sampai memaksa! Bahkan dia belum sampai 24 jam kenal dengan Tuanku!" Jelas Boy.

Kinan mengangguk.

"Tapi kata Kakak, Kinan harus menolong orang yang sedang kesusahan Boy? Begitu kan cara memanusiakan manusia?" Tanya Kinan.

Kinan ini tidak tahu jika manusia di depannya itu manusia munafik, Aroma nya saja sudah beda.

"Tuan aroma dia tidak seperti seorang Manusia! Awas aja loh Tuan Alaric di ambil...." bisik Boy di akhir ucapan nya.

Kinan melotot seram (lucu).

"TIDAK! Kakak itu milik Kinan!" Pekik Kinan dengan keras.

Alaric yang baru saja sampai di buat salting?

Cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan

"Oh sayang ku, hug me!"

Kinan berlari ke arah Tuan Alaric yang sedang merentangkan kedua tangannya.

Pelukan ternyaman, terhangat bagi Kinan, Ingat ini semua hanya milik Kinan!

Tangan kecil Kinan meraba ke seluruh bagian tubuh Alaric.

"Ini punya Kinan!" Mata Alaric

"Ini!" Hidung

"Ini kesukaan Kinan!" Mulut

"Ini!"

"Ini!"

"Ini!"

"Ini"

"Ahhh~"

Eh

Kinan menatap bingung Alaric, Apa itu?

"Engh~ l-epasin sayang!"

Kinan mengeleng!

Bibir nya mengerucut

Besar

Hangat

Berurat

Bengkok

Panjang

Apa itu?

"Kakak, ini apa? Kok beda gak sama kayak punya Kinan?"

"Tuan!!" Teriak boy ketika Alaric terlihat santai ketika tangan polos Kinan masih berada di selangkangan nya.

***

"Kapan kau angkat kaki dari sini?" Tanya Alaric dingin mata nya enggan menatap orang di depan nya.

"Apa boleh Bila tinggal di sini Kakak?"

Tatapan menusuk Alaric layangkan ke Nabila, Kakak kata nya?

"Jangan pernah memanggil saya kakak dengan mulut busuk mu!" Tekan Alaric sinis.

Nabila menghiba, Tatapan nya sendu, Air mata mulai turun deras, Isak tangis terdengar.

"Bila gak tau mau tinggal di mana, Ayah Bila udah punya keluarga baru sama hal nya dengan Ibu, Bila korban perceraian orangtua. Bila selalu pindah pindah setiap minggunya, Bila capek..." Adu Bila di susul dengan tangisan.

Alaric menguap malas

"Apa saya terlihat perduli?" Tanya Alaric malas.

Nabila bangkit dari duduk nya, ia mulai sujud di antara kaki Alaric berharap agar di perbolehkan tinggal di sini.

"Bila siap melakukan apa pun, Tuan. Bila siap menyerahkan keperawanan Bila untuk Tuan,"

"Bila juga siap jika Tuan, butuh teman tidur!"

Tidak tahu malu!

Bicth!

"Saya tidak tertarik!"

Dengan tidak tahu malu nya, Nabila mengambil tangan Alaric dan meletakan nya di payudara yang masih tertutup baju sweater.

Tepos!

Alaric mesum!

"Ck!"

Alaric menyentak tangan Bila, dan langsung mengelap nya dengan tisu.

"Saya lebih menyukai penis kecil! Dan Saya tidak tertarik dengan payudara tepos mu!"

Woi frontal sekali!

"Apa menarik nya penis?!" Tanya Nabila dengan kesal.

Author juga gak tau🤣 bingung juga sih

"Tentu saja menarik, Saya bisa main pedang pedangan, Emang punya kamu bisa? Gak kan?!" Gak salah sih tapi gak benar juga.

Nabila mematung.

"Apa anak kecil itu bisa memberikan Tuan keturunan? Saya bisa tuan, Saya memiliki rahim!"

Alaric mendengus, Kinan itu spesial.

Sayang masih 15 tahun, Coba aja kalo gak usah di tusboll

"Kinan bahkan bisa melahirkan 12 orang anak! Kau harus tau itu!"

"Bahkan lebih!"

Uhh bahu Tuan Alaric menaik

Ia bangga

Sangat

Sangat

Bangga







Yeyy double upp

Tuan AlaricTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang