Chapter 3 "Paman?!!"

102 3 2
                                    

"Sudah sekitar 3 tahun kita tidak bertemu, benar begitu keponakanku?"

"Sudah sekitar 3 tahun kita tidak bertemu, benar begitu keponakanku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok tok...

Suara ketukan pintu muncul dari balik pintu kamar apartemenku.

"Ini Paman, Amira.."

*Ternyata Paman?* Pikirku.

"I- iya Paman akan ku buka!!"
Seru ku.

"Silahkan Paman..."
Aku membukakan pintu untuknya.
"Iya, Permisi..."

Akupun membukakan pintu untuknya, aku berpikir dari mana ia mendapat alamat apartemenku?

"Kau pasti berpikir dapat dari mana Paman tau kau tinggal disini kan?"
"A- apa paman bisa Telepati?!"
"Kau ternyata masih kekanak-kanakan ya Amira... Sudah sekitar 3 tahun kita tidak bertemu, bukan begitu keponakanku?"

*Iya kalau dipikir- pikir memang aku masih kekanak-kanakan*

"Eh Paman bercanda... Jangan dimasukkan ke hati ya.. "
"Iya Paman.." jawabku.
"Oh ya, Tenang saja. Paman kesini sendirian lalu Ayah dan Kakekmu tidak mengetahuinya.."
"B- benarkah?"
"Iya sepertinya, aku membuat alasan untuk kesini. Aku ingin tau bagaimana keadaan keponakanku saja."
"Begitu ya, Aku disini baik baik saja kok!"

*Jelasku, sepertinya raut wajahku tak bisa disembunyikan lagi*

"Bagaimana keadaanmu? Apa baik baik saja? Apa rasa sakit itu masih ada?"
"Sekarang aku mengerti!!"

"Mengerti soal apa?"
"Jadi yang selama ini mengirimkan obat itu adalah Paman ya!!"
"Eh apa?! Paman baru mengetahui alamatmu ini kemarin!! Memangnya ada orang yang selama ini mengirimkan mu obat?"

Aku melihat wajah panik Pamanku.

*Eh kalau bukan Paman lalu siapa?*

"Apa obat itu boleh Paman lihat?"
"Oh ya ini"

Aku memberikannya, obat yang selalu dikirim dua bulan sekali dari 3 tahun terakhir ini.

"Apa kau konsultasi ini ke Apotek terdekat di daerah sini Amira?"

"Iya saat pertama dikirimkan, aku langsung berkonsultasi ke Apotek dan itu adalah obat penenang katanya Paman. Apa ada yang salah?"

"Apa kau sudah meminumnya?"
"Iya sudah aku coba.."
"Dan bagaimana hasilnya?"
"Entahlah, karena aku belum meminumnya rutin. Memang sebenarnya itu obat apa Paman? Paman kan seorang Dokter jadi mungkin Paman tau obat apa ini?"

*Ini kan adalah obat yang aku racik untuk Amira tapi bagaimana ada orang yang mengirimkannya? Bahkan dua bulan sekali?* Pikirnya.

"Paman?!!"
"Oh ya!!... Ini adalah obat yang Paman racik untuk mu sebelumnya. Tapi kenapa bisa ada seseorang yang mengirimkannya kepadamu? Paman jadi bingung?"

"A- apa maksudmu paman?"

"Iya sebelum kau memutuskan pergi untuk tinggal sendiri, paman meracik obat untukmu begitulah..."

"Jadi ini baik atau buruk?"
Tanyaku.

*Nada dering telepon*

"Oh sebentar, akan Paman angkat dulu.."
"Oh baik Paman.."

Dia pun keluar untuk menjawab teleponnya. Tapi siapa orangnya yang melakukan semua ini?

Setelah itu...

"Amira, setelah ini terjadi. Tolong jangan pergi oke.. Paman tidak akan membicarakan ini kepada siapapun, Paman mengerti keadaanmu, jadi-"
"Iya Paman.. aku mengerti jangan khawatir, aku akan tetap disini"

*Mungkin Paman pikir setelah aku bertemu dengannya, aku akan pergi kabur ketempat lain*

"Baiklah kalau begitu. Paman akan mampir lain waktu, Paman tidak bisa lama. Jadi Sampai jumpa.."
"Baiklah, akan aku antar sampai depan"
"Baik sekali.. Terima kasih.."

"Bagaimana ini Paman sudah mengetahui alamatku?!! Apa yang harus aku lakukan sekarang?! Apa aku harus pergi? Tidak- tidak! Itu tidak bisa... Bagaimana ini..."

*Aku cemas tentang apa yang sudah terjadi*

"Tapi sakit kepalaku sudah tidak sesering dulu. Tapi emosi ku yang belum bisa aku kontrol. Apa aku harus memberitahukan ini kepada Paman? Tapi apa dia bisa dipercaya?

"Apa obatnya sudah terkirim? Atau belum ya? Aku merindukanmu Mira... Semoga kita akan bisa bertemu lagi. Mira.."

Seorang pria berambut hitam mengumamkan kata itu dari mulutnya.

//Siapakah pria itu?\\




//Siapakah pria itu?\\

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ABHIMIRA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang