Chapter 17 "Lukisan itu..."

39 3 0
                                    

"Syukurlah dia masih hidup..."

"Disini Kak, tempatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Disini Kak, tempatnya. Ya walaupun ini tidak terlalu besar tapi semoga ini menjadi ladang rejeki untuk kami."

Aira yang mengulurkan tangannya, dia menunjukkan jari telunjuknya kearah tempat yang penuh dengan orang-orang, dia ingin memberi tahu bahwa itu adalah Kafe milik Ayahnya.

"Ayo Kak!!" Serunya, dengan menarik tangan seniornya itu.

Mereka berdua masuk dengan berdesakkan dengan orang lain.

"Ayah!! Aku minta mejanya!!"
Aira yang berteriak pada ayahnya, ayahnya yang peka langsung menjawab

"Oh akhirnya kau datang nak, cepatlah duduk disana bersama temanmu. Dan tolong temani Adikmu ini ya.."
Pintanya, suara nya yang samar karena keributan yang ada. Tapi Aira tetap bisa mendengarnya dan mengikuti instruksi ayahnya itu.

Mereka bertiga pun duduk ditempat yang sama. Sesaat kemudian, sang Ayah datang untuk menawarkan menu.

"Nah silahkan kalian pesan menunya"
Tangan ayahnya mengulurkan sebuah Kartu menu.

"Ayah, bukankah sedang ramai?"
"Eh, lalu apa gunanya ayah memperkerjakan karyawan?" Jawabnya

"Baiklah aku ingin Teh hangat dengan puding nya satu Pak. Untukmu? Apa Aira"
"Ah iya, aku air es aja Ayah"
"Baiklah ditunggu ya, oh iya jangan terlalu formal... cukup panggil aku Paman saja"

Ujar Ayahnya Aira sebelum meninggalkan mereka bertiga. 

Setelah beberapa saat, pesanan pun tiba. Pesanan yang diantar oleh salah satu karyawannya.

"Nah ini dia, pesanan meja No.13 silahkan dinikmati"

Mereka berdua pun mengambil makanan mereka, Aira yang menyeruput airnya itu dan diberikannya pada adiknya yang duduk disebelah dirinya.
Amira lalu menggeser piring puding itu kearahnya, mengambil sendok dan mengambil suapan pertama untuk Sang adik Aira...

"Buka mulutmu..."
Ucapnya sambil menyodorkan sendok itu pada Ria, Ria yang bingung sontak menoleh kearah kakaknya.

"Tidak apa-apa makan saja"

Mendengar jawaban dari Kakaknya itu, matanyanya berbinar, membuka mulut kecilnya dan memakannya.

"Anak yang pintar..." Serunya sambil mengelus kepalanya.

"Kenapa Kakak memberikan suapan pertama kepada adikku?"
"Kau tau kan, anak-anak itu suka makanan yang manis"

Tak disadar Amira pun tersenyum kecil, lalu melihat kucing yang berada dibawahnya dan dia ingat akan satu hal

"Em, aku kesini ingin bertanya padamu"
"Eh iya Kak, tanyakan saja. Sebenarnya aku juga punya pertanyaan juga yang aku ingin katakan padamu"
"Oh begitu ya"

Amira pun mengangkat kucing itu keatas meja makan

"Ide siapa ini? Siapa yang memberikan ide untuk memberiku Seekor kucing?-"
"Aaa kucing!!!! Kakak itu kucing!!" Seru Ria yang kegirangan melihat kucing yang diangkat oleh Amira.

ABHIMIRA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang