Chapter 10 [MOS#7] "Ha- hadiah?!"

81 3 1
                                    

"Aku tidak akan lama, berhubung ini juga sudah malam... Jadi apa kau bisa ceritakan bagaimana kejadiannya?".

"Saat itu, saat kami berpencar untuk melakukan tugas- tugas kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saat itu, saat kami berpencar untuk melakukan tugas- tugas kami... Aku mendapatkan tugas Konsumsi, jadi tanpa berpikir lagi aku menuju ke ruang Tata boga. Pada saat itu kurang lebih jam... Sepuluh lebih, aku hanya ingin mengecek bahan serta alat untuk persiapan besok pagi. Tapi apa yang aku temukan, Kak Amira.. dia yang berdiri didepan meja itu, mengambil ancang-ancang untuk melakukannya. Aku melihatnya, dia melakukannya tanpa ragu. Setelah itu aku yang berada didepan pintu berlari kearah balkon untuk memberitahu Kak Yuda yang masih berbeda di lapangan."

Aku mengatakan apapun yang bisa mulutku ucapkan.

"Iya itu benar, melihat wajahnya yang ketakutan aku langsung kesini."
Ujar Kak Yuda.

"Oke lalu?..." Tanya dokter pada kami.
"Lalu... Aku... Disuruh pergi dan tidak mengingat hal ini oleh Kak Yuda."

"Hmmm... Begitu... Baiklah!! Terimakasih banyak atas waktunya!! Tidurlah, maaf karena aku bertanya malam malam begini... Nah, ayo kau Yuda antar dia ya!!"
"Baiklah, tapi apa dokter akan pulang?"
"Oh tidak, setelah ini aku akan menghubungi Pak Nadhir untuk meminta izin ikut menginap"
"Kenapa pak Nadhir?"
"Ya.. karena dia adalah satu-satunya Guru yang aku kenal disini"
"Begitu ya... Baiklah ayo kembali Aira"
Ajaknya padaku.

"Baik Kak!!"

Kring kring kring.....
*Suara dering ponsel*

"Halo halo... Dengan Nadhir disini.."
"Hey, br*ngse*k!! Ternyata kau yang selama ini menyembunyikannya keponakanku ya?!"
"Tunggu apa ini? Tiba-tiba kok nge- gas?"

*Ya, setelah aku diantar oleh Kak Yuda, aku kembali dengan rasa canggung. Dengan banyaknya pertanyaan yang menimpaku, teman siswa maupun siswi pun ikut menambah beban pikiranku. Bagaimana aku bisa tidur sekarang?!?*

Dan tidak sadar, mentari pun terbit. Malam yang panjang... Sungguh melelahkan. Kami bertujuh dikejar oleh waktu, karena hilangnya Kak Yuda entah kemana. Kami direpotkan oleh semua ini. Kami bergegas untuk bersiap-siap dan mengatur semuanya. Alaya yang terus menghubungi kak Yuda pun hanya mendapatkan ke- nihilan semata.

"Eh gimana nih, masa pembimbingnya hilang? Kemana sih kak Yuda?! Bukannya proposalnya ada padanya?"
"Iya nih gimana?! Aira!! Jangan melamun!!"
"Si- siapa yang melamun?!" Tegasku.

Lalu, waktu itupun tiba.

"Silahkan untuk para Tamu, bapak dan ibu yang terhormat. Terima kasih karena telah hadir dalam acara yang meriah ini, silahkan nikmati jamuan dan Pertunjukannya..."
Sambut Guru- guru.

"Dan untuk pembukaan... Dipersilahkan untuk Ketua komite Organisasi kesiswaan Sekolah Watson, dimohon untuk naik ke atas untuk memberi sambutan dan pembukaan"

*Pasti kak Yuda!!* Tegasku dalam pikiranku

Suara langkah kaki yang berbunyi menaiki panggung besar itu, tak ku sangka ternyata dia!

"Iya, terima kasih pak. Baiklah Selamat pagi semuanya!" Dia yang memegang mic dengan senyumannya itu.

"Kak Amira?! Apa?!!?"
Seru kami semua.

*Apa ini bukannya dia masih tertidur lemas tadi malam? Bagaimana dia bisa se- bugar itu?! Tidak!! Pasti ini ilusi!!*

"Selamat pagi.. Bapak ibu sekalian. Terima kasih atas kedatangannya disekolah ini, sebagai pembukaan kami akan membukanya dengan pidato dari anak sekolah kamu dari kelas II. Dan saya disini untuk menyerahkan proposal sekolah kepada tamu terhormat kita, Tuan Arjuna candra sebagai penanggungjawab dari sekolah ini serta pembimbing kami. Dimohon untuk Tuan Arjuna untuk datang kesini"

Melihatnya berdiri dengan sehat wal- afiat seperti itu, aku tak percaya. Bagaimana bisa?!

"Ya memang sudah seharusnya bukan?"
Tanya kak Yuda yang tiba-tiba muncul disampingku.

"Eh Ayam!! Kenapa kak tiba-tiba ada disini?! Buk- bukannya..."
"Jangan berekspresi sebegitunya, lagipula aku bukan ayam!!"
"Eh maaf kak!!"

Aku melihatnya, wajah lelahnya. Dengan warna hitam disekitar kedua matanya itu...

"Kenapa? Ada apa? Kenapa dengan diriku?"
"E- eh tidak!! Aku hanya berpikir kalau kakak kelihatan sangat kelelahan. Apa karena kejadian tadi malam?" Tanyaku.
"Iya- begitulah... Kau bisa melihatnya bukan?"

Setelah obrolan itu. Kami berdua melihat kak Amira yang berada di atas panggung. Kami berdua memandangnya. Aku kembali melirik kak Yuda, aku pikir pandangannya kepada Kak Amira sedikit berbeda...

"Apa kau bisa kebelangkang sekolah setelah acara ini?"
"Eh apa kak?! Kenapa? Ada apa?"
"Aku hanya ingin membicarakan tentang Amira saja, aku ingin mendengar pendapatmu."
Bisiknya padaku

"Ba- baiklah!! Setelah aku membereskannya ya!!"
"Baiklah..."

*Apa yang ingin Kak Yuda bicarakan denganku ya? Ehh jangan pikirin yang aneh-aneh deh Aira!!* Gumamku sendiri.

"Hei itu Aira!!"
"Eh, Alaya..."
"Tunggu aku!! Aku ingin mengatakan sesuatu padamu!!"
"Ada apa? Jangan berlari lari seperti itu!"
"Eh- a- aduh! Kau ingin kemana? Kelihatannya kau merenungkan sesuatu".

Saat itu aku melihat siluet Kak Amira, yang sekilas melewati kami berdua.

Aku menutup mulut Alaya dengan tanganku.

"Hmm... m..."
"Stt.... Diamlah Alaya, ada Kak Mira itu!"
"Lepaskan tanganmu!! Memangnya kenapa? Kan cuman Kak Amira?! Apa kau se- takut itu padanya?"
"Tidak!! be- benar juga!!"
"Yaudah aku mau makan dikantin! Aku pergi dulu ya..."

Setelah itu, dia pergi meninggalkanku sendiri. Apalagi yang kulakukan, ya menguping lah!!.

*Ternyata sama dokter yang kemarin malam ya!!*

"Dengarkanlah Amira!! Dengarkan Paman!! Sebentar saja, paman mohon padamu..."
"Paman, aku ingin disini! Setidaknya sampai aku lulus! Aku sudah melakukannya sejauh ini... Masa aku mau pulang? Tidak, cuman selangkah lagi untuk mengungkapkan kebusukan orang b*d*h itu!! Dan kasus Gila ini!!"
"Itu bisa dibicarakan, yang terpenting sekarang kau pulang!! Kakak ipar dan Ayah selalu mencarimu!!"
"Apa?! Ayah dan Kakek?! Mencariku?! Kedua orang yang telah mengusirku dari rumah, paman bilang mencariku?!"
"Tenanglah Amira, dengarkanlah penjelasan paman!!"
"Sudahlah, aku ingin Es krim!!"
"Kau ini!! Dasar kekanak-kanakan!".

Lalu...
"Begini Aira, aku ingin mendengar pendapatmu. Aku sepertinya merasa... Bersalah padanya, aku ingin yang terbaik untuknya saja..."
"Iya- aku juga merasa bahwa kejadian tadi malam adalah kejadian yang salah! Aku juga berpikir untuk meminta maaf pada Kak Amira, Kak!"
"Iya. Menurutku, aku berhak untuk marah bukan? Aku ingin dia baik-baik saja!"
"Kita akan memberinya hadiah!!"
"Apa ha- hadiah?!"
"Iya. Apa... Kakak nggak pernah ngasih Kak Amira hadiah? Bukannya kalia-"
"Sudahlah!! aku mengerti!! Jangan dilanjutkan lagi ya..."

*Apa hadiah yang cocok untuknya ya?*
Gumam Yuda.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ABHIMIRA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang