Chapter 19 "Apa kau mau jadi temanku?"

34 3 0
                                    

"Lebih baik hidup sederhana tapi bermakna, daripada hidup mewah tapi mengorbankan cinta keluarga."

"Aku tidak ingin makan!!!" Seru Amira yang masih belia, dia berlari kesana-kemari dengan lincahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aku tidak ingin makan!!!"
Seru Amira yang masih belia, dia berlari kesana-kemari dengan lincahnya.

"Nak, jika kau tidak ingin makan. Kau akan sakit, ibu tidak ingin kau sakit"
Jawab sang ibu sambil mengerjar nya putrinya itu dengan pelan.

"Amira ayah pulang!!"

Suara sang ayah memecah keributan yang ada. Tapi, setelah itu mereka berdua bingung siapa yang ada dibelakang Ayahnya Amira itu. Pria muda itu hanya bisa menunduk. Seketika saat ada seseorang asing, Amira pun langsung bersembunyi dibalik tubuh ibunya itu, entah takut atau malu yang ia rasakan.

"Ayo kita bicarakan ini didalam"
Ajak sang ayah itu.

Abhilaksa yang hanya merespon dengan menganggukan kepala dengan pelan, membuat ayahnya Amira itu mengerti bahwa dia akan menunggu mereka disini saja.

"Baiklah kita akan segera kembali"
Ucapnya, yang membuat Abhilaksa kembali mengangguk.

___

"Sayang, siapa anak itu?"
Tanya istrinya dengan sesekali menyuapi anaknya itu.

"Amira, bisakah kau duduk saat makan?, Perutmu akan sakit kalau begitu"
Jawabnya dengan mengalihkan perhatian, yang sontak dijawab oleh istrinya itu.

"Apa kau tidak dengar, jangan-jangan!!-"
"Jangan berpikiran aneh, aku tentu tidak menculiknya!!"
Seru nya dengan percaya diri seakan dia tidak melakukannya.

"Jadi?"
"Iya, baiklah akan kuceritakan... Nah tadi Ceritanya-"

Melihat kedua orang tuanya mengobrol dengan serius membuat Amira yang masih kecil itu bosan. Seperti kelereng yang jatuh, mata kecilnya itu bergulir mengarah ke segala arah, tapi yang ia ingin lihat adalah anak misterius yang ayahnya bawa pulang.

Saat matanya menatap Abhilaksa, dia memasang wajah waspada kepadanya. Melihat itu, abhilaksa yang berpikir bahwa Amira adalah anak kecil pada umumnya itupun menjawab tatapan matanya itu dengan senyumannya kecil.
Melihat dari kejauhan Amira yang mendapat senyumannya itu menjawabnya lagi dengan uluran lidah mungilnya.

"Ble!!" 
Sambil memejamkan matanya, dia menjulurkan lidah kecilnya.

Setelah itu dia pun kembali masuk kepada kedua orang tuanya. Saat dia masuk, kedua orangtuanya pun beranjak dari tempat duduknya, mungkin mereka sudah selesai. Pikir Amira.

"Ayah, sebenarnya siapa orang itu?"

Ayahnya hanya membalasnya dengan mengelus kepalanya dan berkata.
"Ayo ikut dengan ayah" itu mungkin sebuah ajakan.

Lalu, Amira pun melirik ibunya, yang hanya dibalas dengan sebuah senyuman manis.

"Ayo kemari semua" ucap kepala CEO itu, yang mengajak kepada istri, anaknya dan Abhilaksa itu.

ABHIMIRA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang