"Hyung..." panggil Jaemin pada Taeyong yang tengah memainkan handphonenya.
"Hm? Apa kau butuh sesuatu?" Tanya Taeyong.
Jaemin menggelengkan kepalanya, "tidak, aku hanya ingin bertanya... apakah kau mengenal seseorang bernama Kim Minkyung? Tepatnya seseorang dari agensinya Lee Jeno atau sekitarnya?" tana Jaemin.
Taeyong terlihat berpikir, "hm.... Namanya sedikit familiar tapi aku lupa siapa. Kenapa memangnya? Apakah kau mengingat sesuatu dengan nama itu?" Balas Taeyong tidaj kalah khawatir pada Jaemin.
Jaemin menggeleng heboh, "tidak... tidak... aku tidak mengingatnya... akhir akhir ini juga aku tidak memimpikannya."
"Benarkah?" Taeyong terluhat terkejut karena cerita Jaemin.
Jaemin kini mengangguk, "iya... aku juga tidak tahu, mungkin karena aku kelelahan, jadi aku tidak memimpikannya lagi. Ah... kalau hyung memang tidak tau tentang Kim Minkyung, tidak apapa, aku hanya bertanya saja kok!"
-
"Kim Minkyung sudah berani menunjukkan dirinya didepanku dan Jaemin," ujar Jeno pada seseorang diujung telfon. Segera setelah ia menyelesaikan syutingnya hari itu, ia pergi ke luar rumah, mencari tempat dimana tidak ada seseorangpun yang bisa mendengar percakapannya.
"Benarkah? Aku meminta maaf, aku tidak bisa menahannya lebih lama," ujar yang disebrang.
"Tidak apa-apa. Aku hanya melapor, besok lusa aku akan menemuinya untuk menyelesaikan ini semua," putus Jeno.
"Baiklah... aku harap kalian bisa menemukan jalan keluarnya."
Segera setelah ia keluar dari mobil pribadinya, ia kembali ke dalam rumah untuk berpamitan dengan para staff. Jeno tidak bisa menemukan Jaemin walaupun matanya mencari kesegala arah. Para staff kini tengah berbincang mengenai rencana liburan chuseok mereka yang mengundang Jeno dan Jaemin, tapi sayang Jeno benar-benar tidak bisa mengikutinya.
Setelah beberapa jam menuju petang, akhirnya rumah mereka kembali bersih. Jeno yang sejak tadi berada di lantai bawah menoleh kearah tangga ketika menemukan Jaemin berjalan dengan santai dan pakaian rapih menuju pintu utama.
"Kau akan pergi?" tanya Jeno.
Seperti dejavu, Jaemin dan Jeno terdiam di tempat masing-masing. Desahan Jaemin yang pertama kali terdengar setelah mereka sadar. Jeno mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menyadarkan diri.
"Aku tidak akan pergi berbelanja seperti terakhir kali ya!" seru Jaemin.
Jeno terkekeh, "aku tidak bertanya hal itu, aku hanya heran melihatmu pergi serapih itu," jawabnya.
Jaemin menatap pakaian yang dikenakannya saat ini. Tidak ada yang spesial, ia hanya menggunakan pakaiannya yang biasa. Jeno yang memperhatikan tingkah Jaemin yang lucu itu hanya tertawa.
"Apakah kau akan pergi untuk kencan, senior Na?" tanya Jeno.
Jaemin mendecak kesal, "aku pergi kencan atau tidak bukan urusanmu, kurasa?" jawab Jaemin kesal.
Jeno menggelengkan kepalanya, kakinya pun ia langkahkan mendekat pada tubuh Jaemin hingga ia persis berada selangkah di depan tubuh pria manis itu. "Tidak... kau tidak boleh pergi kencan selama acara ini berlangsung, bahkan jika Minju-ssi membutuhkanmu, kau tidak boleh pergi," kata Jeno.
Jaemin mengangkat alisnya, "darimana asalnya aturan bodoh itu?"
Jeno menatap lurus netra Jaemin, "dariku. Bayangkan, jika orang lain mendapati skandalmu lagi-lagi berkencan dengan Minju-ssi dibawah lampu penerangan jalan seperti saat itu ketika kau memiliki projek denganku, seberapa banyak kerugian yang bisa kita berdua alami?" tanya Jeno begitu persuasif.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, I Married My Anti-Fan? - nomin
FanficDua aktor papan atas yang selalu bersaing untuk memenangkan posisi paling atas dan diam-diam saling membenci satu sama lain. Tapi, bagaimana jika mereka harus berpura-pura menjadi pasangan menikah dalam satu acara variety terkenal, We got married? ...