Jaemin terkadang tidak ingat saat ia tertidur karena jadwalnya yang padat sehingga ia selalu mencuri waktu untuk beristirahat sebelum kegiatan syutingnya berlanjut. Seperti saat ini, yang Jaemin ingat adalah ia yang akan diantarkan ke 'rumah' barunya dan ia tidak sadar bahwa ia tertidur selama perjalanan satu jam. Sehingga Taeyong harus membangunkan Jaemin saat mereka sampai.
"Hyung... Kau yakin rumah ini aman?" Tanya Jaemin yang mengikuti Taeyong dibelakang.
Taeyong memutar bola matanya malas, "Nana, kau sudah sangat sering melakukan syuting di luar rumah, kenapa sekarang seperti ini? Apa kau tidak percaya dengan kru produksi acara ini?" Balas Taeyong gemas dengan tingkah Jaemin.
"Aku percaya, tetapi apakah kau percaya padaku bahwa tidak akan terjadi apa-apa dengan kami?"
Taeyong mengerutkan dahinya, "apa maksudmu?"
"Kau tau, kita tidak pernah akur dan bisa dikatakan aku sangat membenci keberadaannya. Bisa saja... Aku diam-diam membunuhnya dan menguburnya di pekarangan rumah ini, lalu aku memberi tahu semua orang bahwa pasanganku menghilang, atau bagaimana jika sebaliknya?! Kau tahukan wajah Lee Jeno itu terlihat menyeramkan, seperti pembunuh darah dingin! Auww!" Ujar Jaemin dengan bersemangat.
Taeyong hanya bereaksi seadanya karena tingkah Jaemin, "kurasa kau harus berhenti menonton drama griya tawang itu Jaemin. Pikiranmu terlalu dramatis dan tidak masuk akal."
Jaemin semakin kesal karena Taeyong tidak menggubrisnya dengan baik, tetapi ia tetap melangkahkan kakinya kedalam rumah yang akan ditempatinya selana satu bulan bersama "pasangannya".
Saat memasuki rumah yang terdapat di sebuah kompleks perumahan elit dengan gaya minimalis itu, Jaemin disuguhkan dengan pemandangan minimalis modern tidak jauh dengan apartementnya. Hanya saja yang membuat Jaemin terkejut dan tidak bisa berkata apa-apa lagi adalah bagaimana tempat ini memberikan nuansa yang berbeda dengan apartemennya karena bayangan akan menghabiskan dengan pasangannya.
"Dimana kamarnya?" Tanya Jaemin.
Taeyong menunjuk kearah atas, ternyata ada dua lantai. Jaemin menghela nafas lega. Namun saat Jaemin berusaha membuka pintu salah satu kamar di atas, rautnya berubah karena pintu itu terkunci. Taeyong yang memperhatikan Jaemin dari lantai bawah terkekeh.
"Itu kamar penyimpanan, kamar kalian ada di sebelah kanan. Kamar utama"
"Kalian? Apa maksudmu kita tidur satu kamar?" tanya Jaemin agresif.
"Tentu saja, bagaimana bisa pasangan menikah tidur berpisah? Lagipula kau tidak akan hamil karena tidur satu kamar dengannya. Sudahlah, turun kemari. Kau harus melihat dimana aku meletakan semua barang disini," pinta Taeyong. Jaemin menuruni tangga dengan tidak bersemangat.
Jaemin mau tidak mau menuruni tangga lagi dan pergi ke dapur. Taeyong membuka beberapa lemari yang tergantung didinding. Dengan telaten memberitahu dimana letak peralatan dan fungsinya. Padahal Jaemin juga selalu membantu Taeyong, terutama ketika Taeyong tengah cuti atau tidak bisa menemaninya, Jaemin akan memasak sendiri.
"Masalah pertama, kalian tidak memiliki satupun bahan makanan disini," ujar Taeyong saat mengenalkan tempat penyimpanan beras.
"Lantas aku harus beli sendiri?"
"Berdua, dengan Lee Jeno."
Jaemin mendesah, "Jangan bercanda, aku tidak mungkin berbelanja dengannya?"
"Sekaligus kebutuhan syuting. Tenang saja, untuk hari ini kau bisa memesan makanan. Besok sepertinya mulai syuting tentang rumah ini sekaligus, pernikahan kalian."
Jaemin yang awalnya tidak begitu mendengarkan, matanya mebelalak terkejut. "Apa? Pernikahan? Siapa yang menikah?!"
"Astaga, Jaemin! Bagaimana kau bisa menyebut acara ini sebagai We Got Married jika kalian tidak menikah?! Kau... Kau benar-benar harus menonton semua episode di musim sebelumnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
So, I Married My Anti-Fan? - nomin
FanficDua aktor papan atas yang selalu bersaing untuk memenangkan posisi paling atas dan diam-diam saling membenci satu sama lain. Tapi, bagaimana jika mereka harus berpura-pura menjadi pasangan menikah dalam satu acara variety terkenal, We got married? ...